GAIKINDO Sebut Jumlah Mobil Hybrid Bisa Tembus 70 Ribu Unit di Akhir 2024


Deretan mobil yang tampil di GIIAS 2024. Foto: MerahPutih.com/Didik Setiawan
MerahPutih.com - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Yohanes Nangoi memprediksi, bahwa populasi mobil hybrid akan terus meningkat. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai 70 ribu unit hingga akhir 2024.
“Jadi kalau saya lihat mungkin mobil hybrid di akhir tahun bisa mencapai sekitar 65 ribu hingga 70 ribu unit, berarti ada peningkatan lagi,” kata dia dikutip dari ANTARA, Senin (29/7).
Yohanes menyebutkan, data populasi mobil hybrid terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat, jumlah kendaraan rendah emisi tersebut pada 2022 sebanyak 10 ribu unit, kemudian melonjak drastis pada 2023 yang menyentuh angka 55 ribu unit.
Sementara untuk tahun ini, tercatat populasi mobil hybrid telah mencapai 32 ribu unit hingga Mei. Kesadaran masyarakat akan keunggulan efisiensi mobil hybrid dalam hal konsumsi bahan bakar menjadi salah satu alasan utama mobil tersebut laris di pasar.
Baca juga:
Gaikindo Sebut Tahun Ini Jadi Penyelenggaraan GIIAS Terbesar dan Terlengkap
“Karena memang masyarakat sudah mulai menyadari bahwa yang namanya mobil hybrid itu lebih hemat bahan bakar fosil, dan emisi gas buangnya lebih baik. Harganya juga mulai berkompetisi,” ujar Yohanes.
Sedangkan untuk pertumbuhan mobil listrik, tak secepat mobil hybrid. Meski begitu, Yohanes menyebutkan, tren penyebarannya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Ia mencatat, penjualan mobil listrik pada 2022 mencapai 10 ribu dan 17 ribu unit pada 2023. Lalu, hingga Mei 2024, penjualan mobil listrik telah mencapai 13 ribu unit.
“Perhitungan saya ekstrapolasi mungkin akhir tahun bisa mencapai angka 30 ribu unit (BEV), cukup bagus peningkatan, tapi memang dibandingkan dengan hybrid, hybrid jauh lebih meningkat,” imbuhnya.
Baca juga:
Yohannes menjelaskan, salah satu penyebab pertumbuhan mobil listrik yang tak secepat mobil hybrid adalah ketersediaan infrastruktur dan harga jual yang masih relatif tinggi.
“Kenapa bisa begitu yang pertama adalah bahwa mobil listrik memerlukan infrastruktur khusus, kemudian yang berikutnya adalah bahwa harganya masih lebih tinggi daripada mobil biasanya, dan masyarakat masih memperhatikan dulu. Tapi semuanya membaik,” kata Yohanes. (*)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

Rutin Rawat Mobil, Bisa Berkesempatan Bawa Pulang Hadiah Liburan dan Emas

Pemerintah Minta Pengusaha Otomotif Tambah Investasi Selamatkan Pekerja Dari PHK

Honda PCX160 2025 Hadir dengan Fitur Canggih RoadSync, Simak Spesifikasinya

Waspada Microsleep saat Naik Motor, 2 Trik ini Bisa Bikin Kamu Tetap Fokus di Jalan

Jangan Sembarangan! Ahli Safety Riding Sebut Lampu Tembak Bisa Bikin Celaka Pengguna Jalan

5 Safety Gear yang Wajib Dipakai Pengendara Motor, Biar Aman dan Tetap Trendy!

Tekan Angka Kecelakaan, KabarOto x Astra Honda Motor Gaungkan #Cari_Aman Biar Kekinian Lewat Edukasi Seru

Kursus Safety Riding Sepi Peminat, Pangkal Tingginya Angka Kecelakaan Sepeda Motor di Indonesia
