Fresh Graduate Enggak Perlu Takut, Omnibus Law Bukan Jadi Halangan


Tantangan fresh graduate setelah lulus adalah mencari pekerjaan. (Foto: Unsplash/Steven Aguilar)
PERKENALKAN, ini cerita Lusia Auliana Purnama atau akrab dipanggil Aulia, salah satu fresh graduate yang baru saja lulus Mei 2020 kemarin. Kalau kata teman-teman, Aulia bukan hanya meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, tapi juga S.Cov-19, alias Sarjana COVID-19. Hal yang paling disyukurinya di tengah pandemi saat ini adalah bisa diterima kerja di salah satu perusahaan penyedia customer service asal Australia.
Skripsi mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa semester akhir. Tapi, bagaimana jadinya kalau mengerjakan skripsi di tengah pandemi COVID-19 seperti ini? Bertemu tatap muka dengan dosen saja belum tentu mengerti, apalagi baca tulisan di WhatsApp?
Perkara skripsi pun akhirnya kelar setelah ketua sidang beserta jajarannya mengatakan “Kamu dinyatakan lulus.” Leganya bukan main. Ibarat kamu minum es di tengah cuaca yang lagi terik, rasanya seger banget. Eits, tapi jangan senang dulu, tantangan ternyata masih ada di depan mata.
Seperti kebanyakan fresh graduate lainnya, mencari pekerjaan menjadi salah satu poin yang tidak bisa dilupakan.

Baca juga:
“Mau kerja di mana ya?”, “Duh, lagi pandemi gini emang ada perusahaan yang rekrut karyawan baru?”, “Temen-temen udah pada kerja, gue masih di sini aja rebahan sambil ngopi.” Kalimat-kalimat seperti ini pasti menghantui pikiranmu, mungkin sebelum kamu tidur malam.
Namun, keberuntungan berpihak pada Aulia. September akhir kemarin, emailnya di balas oleh pihak perusahaan untuk lanjut ke tahap wawancara. Alhasil, Aulia pun menjadi salah satu orang yang beruntung karena mendapatkan pekerjaan di saat perusahaan lain melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Selayaknya karyawan baru, Aulia harus mengikuti masa percobaan selama satu bulan.
Baru beberapa hari bekerja, Aulia dikejutkan dengan adanya Omnibus Law Cipta Kerja yang sempat kontroversi di kalangan masyarakat. Salah satu poin menyebutkan bahwa meniadakan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMK) sehingga penentuan upah hanya berdasarkan Upah Minimum Provinsi (UMP).
“Nah, UU ini bikin gue stres gara-gara gue gajian pertama aja belum,” kata wanita berkacamata ini.
“Gue tadi awalnya udah mikir bisa naik gaji dan lain-lain. Kalau dengan keluarnya UU ini perusahaan gue ngikut, pupus sudah harapan naik gaji,” lanjutnya.

Momentum pertama kerja kontrak ini membuat Aulia sempat termenung sejenak. Mengingat bahwa ini adalah pengalaman bekerja pertamanya, setelah sebelumnya hanya sebagai freelancer atau part timer.
“Ya gitu sih, sedih aja ini pengalaman pertama tiba-tiba dihajar UU ini. Pengalaman sebelumnya kan gue freelance atau part time, dan ini pertama kalinya gue kerja kontrak. Jadi ya seneng dong karena kan ada kemungkinan full-time dan naik gaji,” tutur Aulia.
Keadaan bukanlah sesuatu yang bisa kita kendalikan. Terkadang, kita juga tidak bisa mengandalkannya dan pasrah dengan keadaan yang tiba-tiba tidak mendukung. Untuk tetap waras dari segi finansial, Aulia mau tidak mau harus memiliki pekerjaan sampingan.
Ya seperti yang kita ketahui, kita tidak bisa mengandalkan satu pekerjaan saja. Apalagi di kalangan anak muda yang masih memiliki semangat dan jiwa yang membara. Aulia terinspirasi dari temannya yang memiliki tiga pekerjaan sekaligus. Ia pun terpacu untuk melakukan hal serupa.
Baca juga:
“Mau enggak mau kerja, kerja, kerja! Mungkin gue harus mengikuti jejak dia ya kalau mau punya duit. Abis kalau zaman sekarang punya kerja satu doang enggak nutup shay,” katanya.
Terbukti. Aulia pun kini berjualan kopi, menyediakan jasa translate, transkrip, dan voice over dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Pekerjaan sampingannya pun terbilang cukup laris dan sempat diunggahnya melalui Instagram Stories.
“Kalau kopi itu semuanya flat harganya Rp25 ribu. Ada kopi hitam, kopi susu, sama kopi susu gula aren,” kata Aulia.
Jasa transkripnya pun ramai digunakan bagi para mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Tarif sebesar 5,000 per menit bisa dibilang cukup untuk menambah isi dompet kulitnya.

Nah, Sobat Merah Putih, kamu pasti punya relevansi dengan cerita Aulia barusan. Kamu enggak perlu khawatir dengan dirimu saat ini. Tetap fokus dengan apa yang kamu kerjakan dan percaya bahwa setiap orang pasti ada jalannya masing-masing. Mungkin bukan hari ini atau lusa. Tapi suatu saat nanti, pasti akan terjadi.
Selagi masih muda, enggak ada salahnya untuk mencoba banyak hal. Enggak ada ruginya sama sekali kok, justru menambah pengalaman kita dalam hidup. Jangan mau kalah dengan usaha yang dilakukan Aulia sebagai si satgas waras. Tetap semangat, Sobat Merah Putih! (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Sosok Dwi Hartono, 'Sang Motivator' yang Diduga Jadi Otak Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI
