Formula E Ngotot Digelar 2022, PSI Tagih Revisi Studi Kelayakan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Chief Championship Officer Formula E Alberto Longo di Lapangan Monas, Jumat (20/9/2019). ANTARA/Livia Kristianti/aa. (Antara/Livia Kristianti)
MerahPutih.com - Pemprov DKI kukuh Formula E dapat digelar di Jakarta pada tahun depan, bahkan memasukkan kegiatan tersebut sebagai isu prioritas daerah 2021-2022.
Menyikapi hal ini, Fraksi PSI DPRD DKI mendesak Gubernur Anies Baswedan untuk segera menyerahkan revisi studi kelayakan atau feasibility study Formula E yang diminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada laporan keuangan 2019.
“Studi kelayakan dilakukan sebelum mengambil keputusan. Namanya juga studi kelayakan, ini untuk menentukan apakah layak atau tidaknya sebuah kegiatan dilakukan," kata anggota DPRD Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo di Jakarta, Senin (9/8).
Baca Juga:
Anies Terbitkan Ingub, Targetkan Formula E Digelar Juni 2022
Menurutnya, jika hasil studi dinyatakan tidak layak, maka Anies Baswedan jangan memaksakan ego dan menghambur-hamburkan uang rakyat untuk bersikeras menyelenggarakan mobil balap berenergi listrik tersebut.
Menurut studi kelayakan soal komposisi keuntungan penyelenggaraan Formula E di ibu kota selama 2020-2024, PT Jakarta Propertindo atau Jakpro mengklaim total keuntungan selama 5 tahun sebesar Rp 3,12 triliun, terdiri dari pendapatan finansial PT Jakpro Rp 544 miliar dan dampak ekonomi Rp 2,58 triliun.
Namun, studi kelayakan tersebut tidak memasukkan biaya komitmen atau commitment fee yang wajib dibayarkan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI setiap tahunnya.
Pada kontrak yang terikat selama 5 tahun tersebut, tercatat biaya commitment fee selama 5 tahun sebesar 122,1 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,35 triliun.
Kemudian juga terdapat biaya penyertaan modal PT Jakpro untuk membayar bank garansi yang nilainya naik 10 persen setiap tahun, totalnya Rp 890 miliar selama 5 tahun. Sehingga total biaya penyelenggaraan yang tidak tercatat pada studi kelayakan sebelumnya mencapai Rp 3,24 triliun.
Baca Juga:
Anggara menegaskan, apabila biaya commitment fee dan bank garansi diperhitungkan, maka total biaya pelaksanaan berubah dari Rp 1,24 triliun menjadi Rp 4,48 triliun. Jika dibandingkan dengan keuntungan yang diklaim sebesar Rp 3,12 triliun, maka penyelenggaraan Formula E membuat Pemprov DKI rugi Rp 1,36 triliun.
“Perhitungan dengan kondisi sebelum pandemi saja sudah dipastikan rugi Rp 1,3 triliun, sekarang kita tunggu revisi studi kelayakan dengan kondisi pandemi. Buka studi kelayakannya ke publik, biar semua jelas, apakah Formula E layak diselenggarakan? Apakah Formula E layak dijadikan isu prioritas daerah? Ini prioritas Gubernur atau prioritas warga Jakarta?" tegas Anggara. (Asp)
Baca Juga:
Wagub Berharap Formula E Terselenggara 2022 di Jakarta
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Pede Bisa Raih 68 Persen Suara
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Jumat Malam Tol JORR Macet Parah, PSI Minta Jam Operasional Truk di Jakarta Dibatasi
Pelantikan PSI Solo, DPD PSI Solo Undang Jokowi Jadi Saksi
Dewan PSI Sesalkan Pemotongan Anggaran Subsidi Pangan, tapi Malah Tambahin Dana Forkopimda Rp 200 Miliar
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Sebut Sehebat Apapun Prabowo, Tetap Rusak Bila Sekelilingnya Orang-Orang Munafik yang Gila Jabatan
Dikasih Topi Logo Gajah, Jokowi Ngaku Ngomong Banyak Hal Dengan Sekjen PSI
PSI Ungkap Pengurangan Anggaran Berimbas pada Penghapusan BPJS Kesehatan 1,3 Juta Warga DKI
PSI DKI Temukan Anggaran Fantastis Pembelian Lampu Operasi di Dinkes, Nilainya Capai Rp 1,4 Miliar
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet