Film Remake Harus Memiliki Ide Lebih Kreatif
Film remake harus mengedenpankan ide terbaru. (Foto: baltimoresportsandlife)
FILM remake bukan sedang tren, cerita daur ulang ini memang sudah ada sejak dulu. Kreator film mengambil ide cerita dari film yang pernah dibuat sebelumnya. Mereka pun lebih mengembangkan cerita yang ada, bisa memasukkan karakter baru ataupun menyesuaikan latar waktu sesuai masa kini.
Di Indonesia sendiri sepanjang tahun 2017 memiliki sederetan film-film baru yang berasal dari remake. Sebut saja yang paling booming ialah Pengabdi Setan. Seakan banyak pecinta film horor yang kangen dengan film itu. Film remake sukses lainnya ialah Warkop DKI Reborn, rupanya penonton juga rindu dengan kejenakaan Dono, Kasino, dan Indro yang digarap lebih fresh.
Tahun ini pun ada pula film remake yang pastinya akan mengguncang dunia film Indonesia. Penikmat film akan bernostalgia kembali dengan karakter fenomenal tahun 90an Abah dan Emak dalam film Keluarga Cemara yang akan digarap sutradara Yandy Laurens.
Sang produser Anggia Kharisma pun tertarik tertarik membuat film ini karena berawal dari pembicaraan dengan sang suami Angga Dwimas Sasongko, dan partnernya dalam dunia film, Gina S. Noer.
"Kita sedang ingin membuat film dengan tema keluarga, akhirnya tercetuslah ide untuk meremake film ini. Yang akhirnya kita berikan label diadaptasi ulang dari serial HITS LEGENDARIS pada jaman itu," ungkap Anggia kepada merahputih.com.
Anggia rencananya akan menggarap lebih fresh film tersebut. Tentunya dengan menampilkan karakter-karakter baru sebagai pendukung alur cerita nanti. Nilai keluarga dalam film ini pun menjadi poin penting bagi Anggia untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
"Karena di film ini kami menghadirkan tokoh-tokoh baru. Film ini menjadi begitu personal dan spesial buat saya dan Gina tentunya karena kami adalah Ibu. Karena kami ingin memberikan kenangan visual untuk anak-anak kami mengenang kami nantinya," tambahnya.
Menurut ibu satu anak ini, membuat film remake menjadi tantangan tersendiri. Bukan berarti tidak jadi kreatif karena mengambil ide 'lama'. Kata Anggi film remake justru harus memiliki ide lebih kreatif agar sesuai dengan kondisi terkini. Dalam film Keluarga Cemara menekankan sikap orang tua dalam memberikan pendidikan terhadap anak.
"Justru menchallange kita untuk mendevelope proses kreatifnya supaya relevan dengan isu keluarga dan parenting jaman sekarang," imbuhnya.
Tokoh Inti Keluarga Cemara Abah dan Emak diperankan oleh Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir. Usia mereka yang masih muda akan memberikan warna baru dalam karakter Abah dan Emak yang fenomenal pada masa dulu.
Pengembangan karakter inilah yang menurut Anggi bisa relevan dengan kisah keluarga masa kini. Ditambah karakter Euis yang diperankan Zara JKT 48 dan Ara yang diperankan oleh Widuri Puteri. Karakter 'segar' itu akan semakin mewakilkan masa kekinian dengan perpaduan latar waktu yang akan diangkat lebih modern lagi.
"Saya berharap para pemain yang kami pilih bisa menjadi ikon baru keluarga Indonesia tanpa melupakan nilai klasik karakter di serialnya," harapnya.
Selain itu, Anggia juga yakin dapat meraup banyak penonton saat rilis nanti. Terutama mereka keluarga kekinian atau zaman now. Pemasaran film akan melibatkan berbagai pihak yang sejalan dengan dibuatnya film ini.
"Saya menyiapkan strategi promotion dan marketing dengan tim internal saya yang akan berkolaborasi dengan banyak pihak yang berpartisipasi mendukung film ini. Tentunya kami juga melakukan market research untuk behaviour keluarga JAMAN NOW," imbuhnya.
Ke depannya remake dapat menjadi film yang menarik meskipun hasil olahan ulang. Model film ini akan semakin berkembang. Namun, semua tergantung dengan kreativitas masing-masing produser ataupun sutradara dalam mendaur ulang film. Intinya kata Anggia adalah menyesuaikan kondisi zaman sekarang dari film apapun yang akan diremake nanti.
"Saya rasa masih menjadi hal yang kedepannya masih menarik untuk diekplorasi hanya saja tergantung pada proses kita mendevelope kreatifnya untuk menjadi relevan dengan kondisi jaman sekarang," tuturnya.
Tidak hanya itu saja, memaknai hari film nasional, Anggia tidak akan pernah berhenti untuk melahirkan ide baru untuk menghasilkan cerita yang inspiratif.
"Kebebasan mengapresiasikan sebuah imaji dalam bentuk karya yang menghasilkan kombinasi antara aspek artistik dan komersial. Saya ingin mengembangkan film dengan pendekatan kolaborasi melalui konsep co-production dan branded content. Bagi saya, hal itulah yang mendefinisi industri film hari ini," pungkasnya. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
'Ratu Petaka': Film Thriller Dunia Modeling Debut Sutradara Gandhi Fernando Siap Tayang di 2026
Yasmin Napper dan Megan Domani Beradu Peran di Film 'Musuh Dalam Selimut'
Angga Dwimas Sasongko Hadirkan ‘Ratu Malaka’, Perpaduan Aksi dan Budaya Asia Tenggara
‘Senin Harga Naik’, Film Drama Keluarga Terbaru yang Diperkenalkan Starvision di JAFF 2025
Sinopsis dan Trailer Film Komedi 'Modual Nekad': Petualangan Kocak Tiga Bersaudara
Kamila Andini Garap Spin-Off 'Suci Cute', Asmara Abigail Kembali Perankan Suci
Film 'Tinggal Meninggal' Menang Besar di JAFF 2025, dari Best Film hingga Best Director
Rekomendasi Film Romantis Akhir 2025, dari Drama Korea hingga Komedi Indonesia
Bukan Cuma Laga, Film Pengepungan di Bukit Duri Borong 4 Kategori Teknis Sinema Piala Citra
Film 'Pangku' Menangi Penghargaan FFI 2025, Reza Rahadian Persembahkan Karya untuk Para Ibu