Film 'Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak' Menang di Asia World Film Festival
Film ini lolos menjadi salah satu dari tujuh yang terbaik di antara 17 film yang dikompetisikan. (YouTube/cinesurya)
FILM karya anak bangsa terus mendapat tempat istimewa di festival-festival film internasional. Empat tahun lalu, film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak berhasil meraih penghargaan di Asian World Film Festival (AWFF) 2018 yang berlangsung di Culver City, California, Amerika Serikat.
Film yang dalam bahasa Inggris berjudul Marlina The Muderer in Four Acts garapan sutradara Mouly Surya itu sukses meraih penghargaan juri khusus atau Snow Leopard Special Jury Award di AWFF yang diserahkan pada Jumat, 2 November 2018.
Penghargaan bergengsi untuk film karya anak bangsa itu diserahkan oleh Silvia Bizio dan Kimberly Cheng kepada Konsul Jenderal Republik Indonesia Simon D.I. Soekarno, menurut pengumuman resmi AWFF seperti diberitakan Antara.
Dalam penghargaan juri AWFF tersebut film ini berhasil lolos menjadi salah satu dari tujuh yang terbaik di antara 17 film yang dikompetisikan.
Baca Juga:
Bersama tersebut, adalah film Rusia The Lord Eagle, Yakutia arahan sutradara Eduard Novikov dinobatkan sebagai film terbaik atau Snow Leopard Best Film.
Kemudian, penghargaan aktor terbaik diraih Akylbek Abdykalykov dari Kirgiztan dalam film Night Accident, sedangkan sutradara baru terbaik direbut Konstantin Khabenakiy asal Rusia dalam film Sobibor.
Selain itu, Emir Baigazin dari Kazakhstan mendapatkan penghargaan sebagai sutradara dan sinematografer terbaik untuk film The River. Dan, untuk kategori film terbaik pilihan audiens atau Audience Award terpilih film Singapura berjudul Buffalo Boys arahan sutradara Mike Wiluan.
Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak juga berhasil mendapatkan penghargaan di Festival International du Film deFemmesde Sale (FIFFS) di Maroko dan mendapat penghargaan Asian NestWAve dari The QCinema Festival di Fillipina.
Film yang diperankan oleh Marsha Timothy ini mengisahkan tentang seorang janda yang tinggal sebatang kara di puncak bukit sebuah sabana, di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Meskipun tidak terdapat banyak dialog, film garapan Mouly Surya ini berhasil menyampaikan pesannya tentang kehidupan dan adat istiadat di Sumba serta perjuangan perempuan Sumba untuk menjalani hidup. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Lukisan Pertama 'Star Wars' Terjual Rp 64,9 Miliar dalam Lelang, Catat Rekor Harga Memorabilia
Vino G Bastian Refleksi Diri lewat Peran Aktor Kena Kutukan di ‘Lupa Daratan’, Mengenang Dukungan di Masa Awal Karier
'Lupa Daratan' Kisahkan Aktor tak Bisa Akting Mematahkan Kutukan, Komedi Mengocok Perut Berbalut Cerita Brotherhood
Nonton Film Bioskop dari Rumah: HBO Max dan Viu Umumkan Paket Bundling di Asia Tenggara
Manga 'Look Back' Diadaptasi Jadi Film Live-Action, Kore-eda Hirokazu Siap Hadirkan Fujino ke Layar Lebar di 2026
Film ‘Ready or Not 2: Here I Come’ akan Hadir April 2026, Trailer Baru Tampilkan Teror Lebih Mencekam
Angga Dwimas Sasongko Hadirkan ‘Ratu Malaka’, Perpaduan Aksi dan Budaya Asia Tenggara
Film Thriller 'How to Make a Killing' Hadir Februari 2026, Kisah Warisan Berdarah Dimulai
Golden Globes 2026 Berikan Sorotan ke Karya Luar Hollywood, Film Korea ‘No Other Choice’ Dapat 2 Nominasi
‘One Battle After Another’, Film Baru Leonardo DiCaprio Borong Nominasi Golden Globes Award 2026