Film Indonesia 'House No. 15' Ikut Kompetisi Internasional
Film House No.15 Aryo Danusiri yang masuk ke festival film internasional. (Foto: Antara)
FILM pendek dokumenter berjudul House No. 15 yang dibuat oleh Aryo Danusiri (47), dikabarkan akan berlaga kembali dalam kompetisi film dokumenter etnografis di RAI Film Festival 2021.
Dikutip dari Antara, Rabu (17/3), Rai Film Festival 2021 sendiri akan digelar di London, Inggris. House No. 15 akan masuk dan berkompetisi dalam kategori the RAI & Marsh Short Film Prize.
Baca juga:
(HOAKS atau FAKTA) : Sitkom Bajaj Bajuri di Tahun 2002 Ramalkan Pandemi Corona
Film dokumenter karya sineas dalam negeri yang diluncurkan pada ajang Jogja Asian Film festival (JAFF) 2018 ini sudah melanglang buana ke berbagai perlombaan, festival dan biennial, termasuk pernah mengikuti Toronto Biennial tahun 2019.
Dikutip dari laman JAFF, Aryo sendiri adalah seorang sineas dan antropolog. Kebanyakan karya Aryo mengisahkan seputar mobilitas kata kunci, kekerasan, dan memori dalam menata ulang lanskap politik serta social di Indonesia pasca pemerintahan otoriter di 1998.
Melalui sebuah siaran pers yang diterima dan dilaporkan Antara pada Rabu (17/3), Aryo menjelaskan bahwa dalam film ini dirinya memvisualkan pengalamannya ketika ia terlibat dalam kehidupan bersama dengan masyarakat yang tinggal di bantaran kali Ciliwung, Kampung Bukit Duri, sebelum akhirnya kampung tersebut digusur rata pada tahun 2016.
Baca juga:
Melalui film ini, Aryo memilih untuk membagikan kisah perjumpaan etnografisnya melalui sebuah adegan aktifitas sehari-hari yang melibatkan anak-anak, seorang nenek, dan musim hujan di bulan Desember 2014.
Dengan menggunakan gaya pengambilan gambar single shot cinema, dalam film House No. 15 Aryo menyajikan adegan non-hiruk pikuk politik ini, hanya dalam dambar kamera statis dengan durasi 7 menit.
Aryo tidak berambisi untuk menyematkan pandangan politik dalam film ini, kecuali sebuah kritik budaya dalam situasi perubahan cepat urbanitas Jakarta yang membuat banyak orang kecil semakin terpinggirkan.
"Keberpihakan tidak hanya disampaikan lewat hard facts atas kasus politik yang terjadi, tetapi juga berbagai pengalaman, experiential facts, juga penting," ujar Aryo.
Selanjutnya, Aryo menjelaskan bahwa seringkali adegan keseharian yang menunjukan aspek kemanusiaan sering kali terabaikan dalam film-film yang terlalu fokus pada kampanye politik. (kna)
Baca juga:
Spike Lee Dipercaya jadi Presiden Juri Festival Film Cannes 2021
Bagikan
Berita Terkait
Aktor 'It: Chapter Two' James Ransone Meninggal Dunia, Bunuh Diri di Usia 46 Tahun
Amazon Teken Kontrak dengan Netflix, James Bond Ikut Pindah Rumah
Disutradarai Baim Wong, Christine Hakim Karakter Utama dalam Film ‘Semua Akan Baik-baik Saja’
'The Super Mario Galaxy Movie' Tayang 2026, Mario Bertualang ke Luar Angkasa
Captain America Steve Rogers Muncul Dalam Trailer 'Avengers: Doomsday'
'Ratu Petaka': Film Thriller Dunia Modeling Debut Sutradara Gandhi Fernando Siap Tayang di 2026
Film Korea 'Boy' Tampilkan Dunia Distopia Masa Depan, Siap Tayang Januari 2026
Warner Bros Disebut-Sebut akan Tolak Tawaran Paramount, Khawatirkan Pendanaan Akuisisi
Disclosure Day, Film Sci-Fi Steven Spielberg yang Penuh Teka-teki
Joko Anwar Raih Penghargaan Bergengsi Chevalier des Arts et des Lettres dari Prancis