Film 'Dilan 1990', Romantisme Cinta Anak SMA Era 90-an

MASA-MASA remaja, terutama saat duduk di bangku sekolah, mungkin banyak yang tak terlupakan. Apalagi bagi mereka yang mengalami fase tahun 1990-an di Kota Bandung. Pasti sulit melupakan memori yang ada.

Itulah yang coba diangkat dalam film Dilan 1990. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. Isinya sederhana. Mengisahkan keseharian anak muda Bandung di era 90, lengkap dengan bumbu percintaan.

Magnet dalam film ini, tak lain Dilan, anak muda Bandung yang dikenal badung. Tergabung dalam geng motor, namun ia memiliki sifat humoris dan nyeleneh. Karakter itu pula lah yang membuat Milea, teman satu sekolahnya jatuh hati.

"Film ini representasikan kehidupan cinta remaja yang sederhana di zamannya. Semacam pesan buat anak muda zaman sekarang, bahwa romantisme itu bisa diciptakan dengan sederhana, termasuk rasa hormat yang diperlihatkan kepada orang tua," ujar Iqbal Ramadan pemeran Dilan saat dijumpai pada premier film Dilan 1990 di Cihampelas Walk, Rabu (17/1) malam.

Iqbal yang sempat menjadi personel grup CJR bercerita, menjadi Dilan yang digambarkan cowok keren di era 90-an memerlukan observasi khusus. Selain banyak berdiskusi dengan sang penulis Pidi Baiq, ia juga banyak bertanya kepada ayahnya yang sempat muda di tahun 1990. "Saya sampai meninggalkan semua aktivitas gadget, sosial media dihapus dan apapun yang berhubungan dengan kekinian. Waktu syuting hanya fokus mendalami peran sebagai anak muda yang memang lahir di era 90-an," ungkapnya.

Tak ada yang sulit bagi Iqbal. Dengan dukungan latar belakang keindahan kota Bandung, Dilan bisa ditampilkan nyaris seperti kisah sesungguhnya. Penuh kebersahajaan, bahkan film ini juga memuat pesan tentang artinya ketulusan. "Zaman dulu tuh lucu banget, mau ngomong romantis aja harus lari ke telepon umum koin pinggir jalan. Semua hubungan dibangun terbuka, tidak seperti saat ini yang serba individualis. Pacaran aja lewat WhatsApp, ngajak ke kafe. Sementara Dilan ngapelin cewek itu gentle ke rumah dan kenalan sama bapaknya," beber Iqbal.

Dalam versi film, Dilan 1990 yang diproduksi Falcon Pictures mendaulat sutradara Fajar Bustomi. Film ini akan tayang serentak di Indonesia mulai Kamis 25 Januari 2018. Tak hanya Iqbal yang menjadi tokoh utama, Milea juga diperankan artis belia Vanesha Prescilla yang dikenal sebagai gadis sampul majalah ternama.

Tak hanya Iqbal dan Vanesha, Dilan jiga didukung oleh Farhan, Happy Salma, Omara Esteghlal, Teuku Rifnu Wikana, Ira Wibowo, Farhan, dan Giulio Parengkuan dan sejumlah pemain muda lainnya.

Penulis Dilan, Pidi Baiq mengemukakan, saat cerita novel diangkat ke sebuah film, tak sepenuhnya greget dalam alur novel bisa dipetik. Namun meski sempat diragukan para fansnya, Pidi merasa bersyukur Iqbal bisa memerankan tokoh Dilan sesuai dengan apa yang digambarkannya.

"Bagi saya pemilihan Iqbal sudah tepat, tapi terlepas itu semua kritik kami terima sebagai motivasi. Inilah visualisasi novel yang bisa digambarkan pada sebuah film, inilah batas maksimal kami dalam berkarya," ucap Pidi.

Sebelum pemutaran film perdana Dilan, Falcon Pictures juga menggelar Meet n Greet dengan para pemain. Acara ini disesaki para ABG penggemar fanatik Dilan yang telah berkumpul di Union Square Cihampelas Walk.

Artikel ini dibuat berdasarkan laporan Yugi Prasetyo, kontributor Merahputih.com wilayah Bandung dan sekitarnya. (*)