Festival Budaya Lembah Baliem Segera Hadir, Wisman Pilih Tinggal di Honai


Honai, rumah adat Papua berbentuk seperti jamur (Foto: Papuan News)
Pedalaman Papua menyimpan keindahan alam dan kekayaan budaya. Di satu tempat bernama Lembah Baliem, Pegunungan Jayawijaya, tinggallah Suku Dani, yang juga hidup bertetangga dengan Suku Yali dan Lani. Berada di ketinggian 1.600 meter dari permukaan laut dan dikelilingi pegunungan, suhu malam hari di sini bisa mencapai 10-15°C. Pemandangannya pun masih sangat alami, yang menjadi buruan para fotografer dunia.
Di tempat yang luar biasa tersebut, Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-28 akan diadakan. Berbagai tradisi dan karya seni suku-suku asli Papua akan dipertontonkan. Beberapa di antaranya ada balapan babi, lomba memanah, lempar tombak (sege), tari perang, peragaan memasak dengan cara bakar batu, serta pameran hasil kerajinan tangan. Lihat cuplikannya berikut ini, yang diambil dari akun Youtube resmi Festival Budaya Lembah Baliem.
Untuk festival yang akan berlangsung tak lama lagi ini, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menyiapkan sejumlah penginapan lokal bagi turis, yaitu berupa honai (rumah adat masyarakat Papua di wilayah pegunungan). Para wisatawan, khususnya mancanegara, ternyata memang lebih suka tinggal di honai dibandingkan penginapan modern.
"Beberapa tahun terakhir ketika dilakukan festival, hampir seratus persen yang tinggal di honai adalah wisatawan asing. Mereka ingin ada di alam dan menikmati pengalaman tinggal di honai," ujar Rabindra Patasik, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan FBLB di Jayawijaya.
Pihaknya sudah melakukan survei terhadap honai-honai yang akan dijadikan hunian para turis. "Honai yang sudah disiapkan berada di Kampung Hobia dan Wamena Resort. Tetapi, setelah kami lakukan survei, memang dibutuhkan sedikit pembenahan dalam hal fasilitas interior," katanya, seperti dilansir dari ANTARA, Minggu (25/6).

Ia mengharapkan warga yang mendiami kampung-kampung wisata mempersiapkan honai, sehingga turis yang ingin tinggal di honai bisa menginap dengan nyaman. "Kita dorong masyarakat untuk menumbuhkan potensi ini agar bisa memberikan penghasilan bagi mereka," tambahnya.
Para turis yang tinggal bersama warga asli di honai maupun hotel tidak perlu khawatir akan keamanan. Rabindra memastikan mereka akan diberikan perlindungan keamanan sebab pihaknya telah bekerja sama dengan aparat keamanan. "Kita sudah melibatkan pihak keamanan. Mereka ini nantinya tidak hanya terlibat pada saat festival, karnaval, atau pada saat wisata, tetapi juga di penginapan-penginapan itu sendiri," tutupnya.
Sahabat MerahPutih yang tertarik datang sebaiknya segera pesan tiket pesawat, karena festival ini akan berlangsung pada 8-10 Agustus 2017.
Bagikan
Berita Terkait
Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa

Panggung Megah Tomorrowland Hancur Dilalap Api, Nasib Festival di Ujung Tanduk

JE KA TE World: Transformasi Lapangan Banteng dalam Gemerlap Jakarta Light Festival 2025

Selang Tiga Tahun, Festival Olahraga UNIQLO FITFEST 2025 Kembali Digelar

Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun

Merch-Making Market Sukses Digelar, Libatkan 80 Toko Merchandise hingga 200 Musisi Lokal
Heineken Siap Hadirkan Pengalaman Berbeda Lewat 'Good Times City' di #DWP24

Pokemon Festival 2024 Resmi Dibuka, Tawarkan Pengalaman Libur Tahun Baru Ceria

IGF 2024 Menggabung Segala Jenis Permainan dalam Satu Tempat

Motion Ime Festival 2024 Kembali Digelar, ini Lineup dan Harga Tiketnya!
