Ferrari Bujuk Karyawannya Beli Saham Perusahaan


Karyawan Ferrari dibujuk agar beli saham perusahaan. (Foto: Ferrari)
BEKERJA untuk Ferrari akan menjadi kenyataan yang membanggakan, terutama bagi mereka yang menerima gaji dari Maranello. Saat ini, lebih dari 5.000 karyawan bekerja untuk produsen mobil eksotis ini.
Sebuah rencana kepemilikan saham berbasis luas akan diluncurkan pada awal tahun depan. Rencana itu memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjadi pemegang saham dengan membeli satu kali hibah saham seharga 2.065 euro (Rp 34,8 juta).
Jika karyawan mempertahankan saham tersebut selama minimal tiga tahun, Ferrari memberikan opsi untuk membeli saham tambahan, tapi tidak lebih dari 15 persen dari nilai pembelian awal. Demikian diwartakan Motor1, Rabu (15/11).
Baca juga:
Mengenal Ferrari 335 S Spider Scaglietti, Mobil Rebutan Messi dan Ronaldo

Program ini tidak hanya terbuka untuk karyawan di Italia, tetapi juga bagi mereka yang bekerja di luar negeri. Tidak ada biaya tambahan yang dibebankan pada pembelian saham, dan biaya pengelolaan rencana tersebut akan ditanggung oleh Ferrari.
Pada saat ini, pemegang saham utama Ferrari adalah perusahaan induk Belanda Exor NV dengan 24,44 persen, diikuti oleh Trust Piero Ferrari dengan 10,39 persen. Piero Ferrari, sebagai anak satu-satunya yang masih hidup dari pendiri Enzo Ferrari, memiliki andil tersebut.
Pemilik saham lainnya termasuk perusahaan investasi BlackRock dengan 5,69 persen dan T. Rowe Price Associates dengan 4,48 persen. Sisanya, 55 persen, dimiliki oleh pemegang saham publik. Ferrari menjadi perusahaan publik pada tahun 2015 setelah dipisahkan dari FCA.
Ferrari memiliki rencana untuk merekrut 250 orang pada paruh pertama tahun 2024 untuk mempersiapkan masa depannya. Meski pesanan telah mencukupi hingga tahun 2026, permintaan diharapkan meningkat setelah peluncuran kendaraan listrik pertamanya pada kuartal keempat tahun 2025.
Baca juga:
Ferrari Rilis Supercar SP51, Hanya Satu Unit di Dunia

Pabrik baru di Maranello yang akan diresmikan pada Juni 2024 akan memproduksi mobil hybrid, sementara kendaraan listrik juga akan diproduksi. Dalam konteks elektrifikasi, penjualan mobil hibrida pada kuartal ketiga tahun 2023 pertama kalinya mengungguli penjualan mobil dengan mesin pembakaran internal.
Ferrari memperkirakan mobil hybrid akan menyumbang 40 persen dari pengiriman tahunan pada akhir dekade ini, sementara kendaraan listrik diharapkan memiliki pangsa pasar sebesar 40 persen pada tahun 2030, meninggalkan 20 persen untuk kendaraan dengan mesin pembakaran internal.
CEO Benedetto Vigna menyatakan bahwa mesin pembakaran internal masih memiliki prospek yang menjanjikan, terutama dalam konteks penggunaan bahan bakar sintetis untuk efisiensi mesin bensin. (waf)
Baca juga:
Karyawan Ferrari dapat Bonus Tahunan Rp 220 Juta
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
IMOS 2025 Siap jadi Tempat Bertemunya Teknologi dan Seni, Hadirkan Motor Tercanggih dan Kompetisi Modifikasi Paling Kreatif

Suzuki XL7 Alpha Kuro Resmi Meluncur, Tampil Makin Gagah dengan Aksen Hitam

Asyik! Beli Pelumas Motor Matic Bisa Langsung Dapat Hadiah Pulsa

Meriahkan IMOS 2025, FIFGROUP Hadirkan Promo hingga Kontes Berhadiah Motor

Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%

Paling Dipercaya Konsumen, Oli Buatan Lokal Dominasi Top Brand Award 2025

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

Rutin Rawat Mobil, Bisa Berkesempatan Bawa Pulang Hadiah Liburan dan Emas

Pemerintah Minta Pengusaha Otomotif Tambah Investasi Selamatkan Pekerja Dari PHK
