Etnis Rohingya Alami Kekerasan Sesama Pengungsi
Seorang warga etnis Rohingya memberikan minum kepada anaknya saat berada di penampungan sementara Kuala Langsa, Aceh, Minggu (17/5). (Foto Antara/Rony Muharrman)
Merah Putih, Nasional-Seorang pengungsi Rohingya menuturkan cerita horor, mulai diusir dari negaranya sampai terombang ambing di laut dan dianiaya sesama pengungsi.
Para pengungsi Rohingya tersebut mengalami kekerasan dari sesama pengungsi. Pengungsi laki-laki yang lebih kuat menganiaya perempuan dan anak-anak. Tindak kekerasan itu dilakukan warga Bangladesh terhadap etnis Muslim Rohingya.
Mereka merebut makanan dan minuman pengungsi Rohingya asal Myanmar ketika rasa lapar dan haus menyerang. Mohammad Amin, 35, menuturkan kekerasan dari sesama pengungsi.
“Satu keluarga terdiri dari bapak, ibu, dan anak laki-lakinya dipukuli dengan papan kayu sampai tewas. Setelah itu mayatnya dibuang ke laut,” tutur Amin seperti dikutip The Guardian, Selasa (19/5).
Mohammad Rafique, 21, membenarkan para pengungsi etnis Muslim Rohingya mendapatkan kekerasan dari kelompok pengungsi lain. "Mereka memukuli kami dengan palu, dan menyayat dengan pisau," katanya.
Sementara itu Amin menuturkan dirinya naik perahu meninggalkan Myanmar tiga bulan lalu. Sekarang, dia termasuk di antara 677 pengungsi yang ditolong nelayan di Langsa, Aceh setelah terapung-apung di Laut Andaman selama berbulan-bulan.
Dahulu, Amin, seorang pengungsi etnis Rohingya Muslim, adalah seorang petani. Beberapa tahun lalu desanya diserang etnis mayoritas Buddha. Ibunya yang sudah renta dikubur hidup-hidup setelah gagal menyelamatkan diri.
Upaya Amin untuk sampai di tempat penampungan di Langsa penuh perjuangan. Dia menuturkan, pemerintah Malaysia, Indonesia, dan Thailand menolak mereka. Angkatan Laut ketiga negara diberitakan menghadang dan mengusir kapal penuh pengungsi yang masuk di teritorialnya.
Amin beruntung. Dirinya ditolong seorang nelayan. Sementara 6.000 sampai 8.000 pengungsi lainnya tersebar di perairan wilayah Malaysia, Indonesia, dan Thailand dengan keterbatasan persediaan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Bagikan
Berita Terkait
Ledakan Tabung Oksigen di Meulaboh Aceh, 15 Rumah Rusak 2 Warga Tewas
Ratusan WNI Tejebak di Myanmar, 54 Orang Segera Dibawa Pulang
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
Dari Negara Pengamat Jadi Anggota Negara Penuh ASEAN, Perjalan Panjang 14 Tahun Timor Leste
Realisasi Investasi Indonesia Triwulan III Tahun 2025 Tembus Rp491,4 Triliun
75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
DPR Diminta Akomodasi Hukum Syariat Aceh dalam RKUHAP
Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka