ESL Pro League Tangguhkan Organisasi dan Atlet Rusia
Tim Rusia dan sebagian regional CIS tidak diperbolehkan ikut kompetisi ESL. (Foto ESL)
SEBAGAI respons atas invasi Rusia ke Ukraina, salah satu organisasi e-sports yakni ESL Pro League telah mengumumkan informasi tentang penangguhan terhadap atlet dan organisasi e-sports dari Rusia dan sebagian regional sekitarnya.
PC Gamer mengabarkan ada dua tim e-sports yang terpengaruh dari pengumuman ini, yakni Virtus Pro dan Gambit. Kedua timitu tidak diperbolehkan untuk hadir pada turnamen yang diselenggarakan oleh ESL Pro League.
BACA JUGA:
Rusia-Ukraina Memanas, DICE Tunda Event Skin Helikopter di Battlefield 2042
Selain dua pemain profesional tersebut, sebagian negara dari regional Commonwealth of Independent States (CIS) tidak diperbolehkan ESL Pro League untuk berpartisipasi. Negara tersebut termasuk Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Tajikistan, dan Uzbekistan yang diklaim oleh ESL merupakan afiliasi dari Rusia.
"Kami sangat terkejut dan sedih tentang invasi Rusia ke Ukraina. Kami sangat berharap untuk mereka memilih jalur damai. Setelah memantau situasi ini, kami sudah memutuskan apa yang akan kami lakukan. Bersama para partner dan karyawan, kami akan tetap bekerja untuk memberikan dukungan kepada orang yang menderita akibat tragedi dengan donasi untuk UNHCR," ujar pihak ESL Pro League dalam sebuah pernyataan.
Tim Virtus Pro memberikan tanggapa mereka di akun resmi Twitter. Mereka mengatakan sempat diancam diskualifikasi pada turnamen Gamers Galaxy: Dota 2 International Series Dubai 22. Permasalahannya terletak antara faktor internal dan imbas dari invasi ke Ukraina yang berlanjut.
Bahkan dari kasus yang mereka terima, Virtus Pro sempat menyalahkan Ukraina dengan maksud 'sabotase' agar mereka tidak dapat berpartisipasi di ranah e-sports pada 2022 ini.
"Banyak dari Rusia dan regional CIS yang merasa tertekan. Apalagi banyak organisasi turnamen yang tengah menganggap kami sebagai penyihir untuk diburu. Kami hanya berharap e-sports tidak perlu merefleksikan olahraga konvensional, dengan politik yang menggerakkan mereka semua. Virtus Pro tak akan jatuh dari intimidasi ini. Kami tidak akan melepaskan jersey kami dan tidak toleran dengan tekanan ini," ujar Virtus.Pro dalam unggahan di akun resmi Twitter mereka.
Sementara itu, Gambit memberi komentar dengan isi yang sama dan tertulis tanpa membakar emosi. "Kami meminta satu hal untuk tetap manusiawi di situasi apa pun. Ayo dukung sesama di kondisi yang sulit ini serta jangan menghubungkan antara e-sports dan politik," ujar Gambit Esports.
Keputusan ESL serta industri e-sports, gim, dan bahkan teknologi membuat Russia berakhir terisolasi dari perkembangan video game. Apalagi keputusan dari ESL tersebut dilakukan setelah deputi Ukraina mendesak para developer game untuk menghentikan pasar Rusia dan menangguhkan akun dari negara tersebut. (dnz)
Bagikan
Berita Terkait
Lagi-Lagi Ditunda, Grand Theft Auto 6 Baru bakal Rilis November 2026
Honkai: Star Rail Versi 3.7 Hadir 5 November, Tutup Bab Amphoreus dan Perkenalkan Cyrene
Kena Gelombang PHK Massal, Netflix Tutup Studio Gim Besar Keduanya
Antusiasme Tinggi Hari Kedua Gelaran ChuniMaiDori Festival di Carstensz Mall
Seru Banget nih, CPCM Rayakan Ulang Tahun Kedua dengan Chunimaidori Festival
Bukan Cuma Kamera, ini Bukti iPhone Makin Ganas Buat Gaming di 2025!
Bakal Seru Banget nih, Zenless Zone Zero Versi 2.3 akan Hadir 15 Oktober Bawa Cerita Horor Penuh Teka-Teki
Targetkan 2 Emas di SEA Games Thailand 2025, Timnas Esports Indonesia Incar Peluang dari Free Fire dan MLBB Women
Sistem Pendingin di Red Magic 11 Pro: Cara Kerja dan Keunggulan
Red Magic 11 Pro: HP Gaming dengan Sistem Pendingin Cairan Berbekal Baterai Raksasa 8.000 mAh dan Kipas 24.000 RPM