Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Picu Tsunami, Belasan Ribu Jiwa Dievakuasi
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. (Foto: Dok. BNPB)
MerahPutih.com - Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara kembali erupsi sejak Selasa (30/4). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengevakuasi belasan ribu jiwa ke tempat lebih aman.
"BNPB sudah mengestimasi populasi penduduk yang harus kita evakuasi, yaitu lebih kurang 11 ribu hingga 12 ribu jiwa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikutip dari channel Youtube BNPB di Jakarta, Selasa (30/4).
Selain itu, Muhari menjelaskan bahwa masyarakat yang berada di Pulau Ruang juga akan dievakuasi ke Kota Manado.
"Untuk masyarakat yang diungsikan sebelumnya dari Pulau Ruang dari dua desa, 834 jiwa ini akan dievakuasi ke Kota Manado," ujarnya.
Baca juga:
Menurut Muhari, pihak terkait seperti BNPB, BPBD Provinsi Sulawesi Utara, TNI-Polri, BPBD Provinsi Minahasa Utara, dan Sitaro sudah melakukan rapat koordinasi.
Berdasarkan hasil rapat tersebut, lanjut Muhari, disepakati beberapa hal. Salah satunya status tanggap darurat yang akan diperpanjang hingga 13 Mei 2024.
"Status tanggap darurat yang sebelumnya berakhir kemarin 29 April itu, diperpanjang 14 hari mulai 30 April-13 Mei 2024," jelasnya.
Warga di sekitar Gunung Ruang diminta tetap waspada terhadap potensi efek aktivitas vulkanik. Sebab, ada catatan sejarah tsunami yang dipicu oleh aktivitas vulkanik Gunung Ruang.
Baca juga:
Warga Tagulandang Masih Rasakan Getaran Usai Erupsi Gunung Ruang Pagi Tadi
"Kami khawatirkan mengingat ada histori sejarah tahun 1871 bahwa sebagian material vulkanik ini mampu membangkitkan tsunami yang cukup signifikan," kata Abdul Muhari.
Warga pun diimbau tak hanya menjauhi radius 7 kilometer, tapi juga diminta menjauhi kawasan pesisir.
"Sampai kemudian kondisi kami nyatakan benar-benar aman," ujarnya.
Muhari menjelaskan mekanisme tsunami akibat kegempaan dan gunung api berbeda. Peringatan tsunami akibat kegempaan bisa dinyalakan usai gempa, sedangkan tsunami akibat material vulkanik tidak demikian.
Baca juga:
"Kita tidak tahu mungkin saja aktivitas vulkanik yang signifikan akan terus terjadi," jelasnya. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Gunung Semeru 6 Kali Erupsi hingga 05.53 WIB, Tinggi Letusan sampai 700 Meter
Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,2 Kilometer
BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 7,6 di Filipina, Ada Pergerakan Lempeng Tektonik di 2 Samudra
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami
Bandara Larantuka Terpaksa Ditutup Imbas Erupsi Gunung Ili Lewotolok
Debu Vulkanik Dari 2 Letusan Gunung Api Ancam Warga NTT, Warga Diminta Pakai Kacamata dan Tutup Rumah
Erupsi Gunung Semeru 23 September 2025: Status, Risiko, dan Rekomendasi Keselamatan
Cegah Tragedi 2024 Terulang, Gereja Digandeng Sosialisasikan Peringatan Dini Erupsi Lewotobi
Gunung Lewotobi Laki-laki 3 Kali Erupsi hingga Selasa, 23 September Siang, Tinggi Letusan Sampai 1.500 Meter
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Berulang, Masyarakat di Radius 6 Km Diminta Segera Mengungsi