Ed Sheeran Hadapi Kematian dan Depresi dalam Album ‘-’
Menjelang perilisan album baru Ed Sheeran memenangi sidang pelanggaran hak cipta salah satu lagunya. (Foto: Instagram/@teddyphotos)
TEPAT jelang perilisan album barunya, '- ' (Subtract-red), Ed Sheeran mendapatkan sorotan media yang hanya bisa diimpikan oleh musisi mana pun. Ia menjadi tergugat dalam sidang pelanggaran hak cipta salah satu lagunya. Delapan tahun setelah gugatan pertama kali diajukan, secara kebetulan sidang tersebut berakhir sehari sebelum album barunya dirilis.
Kasus tersebut membuat sang musisi mendapatkan apa yang diharapkan perusahaan rekaman untuk promosi peluncuran album baru: menempatkannya tidak hanya di deretan berita utama, tetapi juga membuatnya tampak jauh lebih disukai. Hal itu mengingat banyak publik yang mendukung Sheeran untuk menang, bahkan dari orang yang tidak pernah mengira mereka menyukainya.
BACA JUGA:
Menangi Gugatan Hak Cipta, Ed Sheeran Konser Dadakan di Jalan
Putusan sidang yang memenangkan Sheeran, Kamis (4/5). Semua perhatian media tersebut seharusnya terasa seperti momen kemenangan, bukan? Namun demikian, album baru yang dimaksud, bukanlah jenis album yang cocok untuk mengembangkan senyum dan mengangkat kedua tangan sebagai bentuk kemenangan.
Justru sebaliknya, album Subtract ini memiliki tema yang bertolak belakang: kematian dan depresi. Tema yang memang kerap diangkat banyak superstar pop. Album ini gigih, dalam arti tanpa gimik apa pun untuk menawarkan lagu yang 'menempel di telinga' yang mungkin kamu harapkan dari musisi yang memiliki banyak koleksi lagu hits sebelumnya.
Dua peristiwa suram yang memicu kelahiran album dengan tema tersebut perlu dipahami sebelum kamu mulai mendengarkannya. Sebagian dari kisah tentang latar belakang album ini diceritakan dalam The Sum of It All, serial dokumenter Sheeran yang diproduksi Disney Plus. Dokumentasi itu berbentuk serial empat bagian yang tayang perdana, Rabu (3/5).
Pada Februari 2022, Sheeran kehilangan salah satu sahabat dan pendukung kariernya yang paling awal, Jamal Edwards. Sahabat tersebut meninggal akibat serangan jantung pada usia 31 tahun. Dalam selang waktu yang sangat singkat, istri Sheeran didiagnosis menderita tumor, saat mengandung putri kedua mereka.
BACA JUGA:
Serial Dokumenter Ed Sheeran 'The Sum Of It All' Dirilis Jelang Album Baru
Dalam serial itu, ia juga mengungkapkan bahwa album ini telah direncanakan dan 'dicicil' pembuatannya selama satu dekade. Nama, album ini pun masih masuk dalam siklus album lain: '+' (2011), '×' (2014), '÷' (2017), dan '=' (2021). Subtract sebagian besar tentang pengurangan, ekstraksi jiwa itu sendiri.
Tidak selamanya hidup Sheeran terpuruk dalam proses pembuatan album ini. Meskipun semua lagu dibuat di tengah duka dan ketidakpastian, sebelum album ini keluar, sudah ada kabar gembira yang datang. Istri Sheeran, Cherry Seaborn, dinyatakan bebas kanker.
Meskipun temanya terasa berat di hati, Subtract tetap ringan di telinga. Semua berkat kolaborasi apiknya dengan Aaron Dessner dalam keseluruhan proyek sebagai produser dan rekan penulis lagu. Dessner dari National telah dikenal lebih luas setelah kolaborasinya dengan sahabat Sheeran, Taylor Swift, dalam Folklore.(aru)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Angsa & Serigala Rayakan Kebebasan Sekaligus Menutup EP '5' lewat Single 'Melesat, Menghilang'
Film The Moment Jadi Debut Layar Lebar Charli XCX, Angkat Kisah di Balik Album 'Brat'
Idgitaf Cetak Prestasi Gemilang, Single 'Sedia Aku Sebelum Hujan' Kuasai Tangga Lagu Indonesia hingga Malaysia
Ariana Hadirkan 'Kuda Ajaib', Lagu Anak Penuh Imajinasi dan Pesan Positif
Makna dan Lirik Lagu 'Memori' RAN, Kisah Kebersamaan yang Tak Selalu Abadi
Finger Eleven Comeback dengan Single 'The Mountain' dan Album Baru Setelah 10 Tahun Vakum
Isyana Sarasvati Rilis 'terima kasih dariku.', Bagian dari Fase Cecilia di EKLEKTIKO
Marion Jola Rilis Album Kedua 'Gemini', Hadirkan 8 Lagu Penuh Dinamika Cinta
Sejarah, Lirik, dan Makna Lagu Natal Klasik 'It’s Beginning to Look a Lot Like Christmas'
'Heavier Than Ever': Perpaduan Heavy Metal dan Subkultur Motor dari Lawless Jakarta