Dukungan untuk Ibu Penting dalam Mencegah Depresi setelah Melahirkan


Peran ayah penting dalam membantu ibu menghadapi baby blues. (Foto: Pixabay/PublicDomainPictures)
MERAHPUTIH.COM - DEPRESI setelah melahirkan yang dialami perempuan selama ini tidak banyak diperhatikan apalagi ditangani. Padahal kondisi tersebut bisa menjadi memicu seorang ibu bunuh diri ataupun menyakiti bayinya. Di Indonesia, depresi pascapersalinan ibu masih tergolong tinggi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan terdapat 57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Indonesia mencatatkan 50 hingga 70 persen perempuan mengalami depresi pascamelahirkan.
Sindrom itu dikhawatirkan akan memengaruhi kualitas bonding antara ibu dan bayi dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah waktu yang tepat untuk membentuk bonding atau kelekatan emosional antara ibu dan bayinya. Dalam 1.000 hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati.
Baca juga:
Indonesia Catatkan Kasus Baby Blues Tertinggi di Asia, Peran Ayah Amat Dibutuhkan
Oleh karena itu, pada periode ini, penting untuk memperhatikan tidak hanya asupan gizi ibu, tapi kesehatan psikologis ibu. Ketika memasuki masa persalinan, dukungan emosional dari orang terdekat menjadi penting untuk dapat mengenali lebih awal kondisi psikologis ibu. Jika kondisi psikologis ini tidak diperhatikan, perubahan suasana hati ibu yang naik turun membuat pembentukan bonding jadi kurang optimal.
“Dukungan orang terdekat menjadi sangat krusial dalam mencegah depresi pasca persalinan bagi seorang ibu. Selama periode ini, kesehatan mental sang ibu sangat penting untuk diperhatikan karena berkaitan erat dengan kesehatan fisik bayi yang dirawatnya, apalagi di masa tersebut kesehatan fisik ibu juga masih dalam pemulihan,” jelas konselor Klinik First Care Lieke Puspasari dalam keterangan yang diterima Merahputih.com.
Depresi setelah melahirkan bukanlah sebuah bentuk kekurangan atau kelemahan seorang ibu. Terkadang hal tersebut terjadi karena komplikasi melahirkan. Ketika ibu terlihat mengalami gejala depresi setelah melahirkan, keluarga dan pasangan dapat segera memberikan perawatan kepada ibu. “Dukungan pasangan sejak awal kehamilan amat penting, memberikan perhatian kepada pasangan dapat mengurangi stress yang ibu alami,” tegasnya.(*)
Baca juga:
Lebih Parah daripada Baby Blues, Waspadai Gejala PPD dan Psikosis Postpartum
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
