Dugaan Serbuan TKA China di Morowali, Ini Hasil Temuan Muslimah NU


Anggota delegasi Muslimah NU Prof Dr HJ Masruroh di Kawasan Industri Morowali (MP/Mauritz)
MerahPutih.Com - Heboh serbuan tenaga kerja asing (TKA) China di Morowali sempat mewarnai ruang pemberitaan media belakangan ini. Apalagi beredar hoaks yang menyebut adanya unjuk rasa tenaga kerja lokal yang menolak kehadiran TKA China di kawasan tersebut.
Demi membuktikan tudingan terkait serbuan TKA China, Muslimah NU melakukan pantauan lansung di lokasi khususnya kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Salah satu anggota rombongan Muslimah NU, Prof DR Hj. Masruroh memaparkan temuan mereka di Morowali.
Dari hasil kunjungan lansung ke Morowali Masruroh menyatakan memang benar ada TK China tapi jumlah hanya tiga ribu orang, sementara pekerja lokal asli Indonesia sekitar 32 ribu orang.

“Kalau dikatakan seperti yang viral di sosial media (Facebook), bahwa ada ratusan ribu bahkan jutaan TKA China di Morowali, itu hanya hoaks," kata Masruroh yang juga mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu di Makassar, Rabu (30/1).
Jadi perbandingannya, pekerja asal Tiongkok hanya sekitar sembilan persen dari total pekerja di IMIP. Masruroh mensyukuri serapan tenaga kerja Indonesia di IMIP sangat besar.
"Dari penjelasan pihak IMIP, mereka (TKA) nantinya akan kembali ke negaranya setelah transfer teknologi kepada karyawan Indonesia selesai. Artinya, ini merupakan hal yang positif bagi kita semua karena skill tenaga kerja kita semakin bertambah," katanya.
Keberadaan kawasan industri IMIP ini, mempunyai dampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat Morowali secara khusus dan Indonesia secara umum.
Sebagai pendidik, Masruroh mengapresiasi IMIP yang juga membuka Politeknik Industri Logam di Morowali.
“Lulusannya mendapat prioritas untuk bergabung di kawasan industri IMIP. Ini bagus sekali,” katanya.

Masruroh berharap seleksi masuk Politeknik Industri Logam Morowali juga harus dilakukan ke daerah-daerah lain. Tujuannya membuka peluang yang sama bagi lulusan SMA yang ada di daerah seperti Kalimantan dan Papua.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Staf Kepresidenan, Dr Moeldoko berkali-kali menegaskan agar masyarakat jangan mudah termakan informasi palsu tentang serbuan tenaga kerja asing.
“Kita tidak diam. Kita akan awasi industri yang menyalahi aturan,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya Rabu (30/1).
Kantor Staf Presiden bahkan pernah mengirimkan belasan jurnalis untuk melakukan investigasi lapangan di kawasan IMIP, Agustus lalu. Selama di lapangan, para jurnalis bebas untuk melakukan penelusuran.
Saat itu para jurnalis menemukan TKA asal Tiongkok yang bekerja di Morowali jumlahnya kurang dari sebelas persen dari total pekerja. Berkurangnya jumlah TKA dalam enam bulan terakhir, disebabkan pekerja konstruksi asal Tiongkok sudah banyak yang pulang.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Mauritz, reporter dan kontributor merahputih.com.
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Lagi, KPK Tetapkan Mantan Bupati Lampung Tengah Mustafa Tersangka Suap
Bagikan
Berita Terkait
KPK Terus Buru Aset Pelaku Pemerasan TKA, Teranyar Sita Lahan 4,7 Hektar di Jateng

KPK Mulai Bidik Imigrasi Dikasus Praktik Pemerasan Tenaga Kerja Asing

Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD

Gubernur Pramono Janjikan Pekerjaan Bagi Kader Muslimat NU di BUMD

KPK Dalami Rekening Penampungan Kasus Pemerasan TKA Lewat Lima Saksi

KPK Periksa 2 Stafsus Eks Menaker Ida Fauziyah, Dalami Aliran Duit Pemerasan TKA

KPK Periksa Stafsus Eks Menaker Hanif Dhakiri terkait Kasus Pemerasan TKA

8 Tersangka Pemerasan Tenaga Kerja Asing di Kemnaker Dilarang ke Luar Negeri

KPK Bakal Panggil 2 Mantan Menteri Menaker di Kasus Suap TKA, Kasus Diduga Terjadi Sejak Era Cak Imin

KPK Kantongi Rekapitulasi Pemberian Uang Suap Penggunaan Tenaga Kerja Asing
