Dugaan Penyebab Banjir di Jabodetabek, Lambatnya Pembangunan Tanggul hingga Masalah Sampah


Kawasan Bekasi terendam banjir. Foto: Dok/BNPB
MerahPutih.com - Pemicu banjir bandang di sebagian wilayah Jabodetabek perlahan mulai terungkap.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan, salah satu pemicunya adalah adanya keterlambatan proyek tanggul dan normalisasi sungai. Sampai saat ini, pembangunan tanggul di Kali Bekasi baru mencapai 13.8 km dari total kebutuhan 33 km.
Sementara itu, Normalisasi Sungai Ciliwung juga baru terealisasi 17 km dari target 33 km. Banyak titik genangan di permukiman terjadi karena air masuk melalui area yang belum bertanggul.
“Ini menunjukkan bahwa percepatan proyek ini sangat diperlukan,” kata Dody dalam keteranganya kepada wartawan di Jakarta dikutip Jumat (7/3).
Baca juga:
DPRD DKI Jakarta Ajak Warga Aktif Buat Sumur Resapan untuk Atasi Banjir
Selain lahan, masalah sampah juga menjadi perhatian serius. Dody mengingatkan, bahwa meskipun infrastruktur sudah dibangun, jika sungai dan saluran air terus dipenuhi sampah, maka sistem pengendalian banjir tidak akan optimal.
Ia telah menginstruksikan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) untuk segera berkoordinasi dengan bupati, sekda, dan gubernur terkait pembebasan lahan dan pengelolaan sampah.
“Kalau ini nggak bergerak, saya yang turun tangan," tegasnya.
Tak hanya itu, permasalahan banjir juga tidak bisa dilepaskan dari persoalan tata ruang perumahan yang dikelola pemda.
Baca juga:
Selain mendukung pembangunan tanggul, Pemda juga berkewajiban untuk merawat dan menjaga infrastruktur yang sudah ada agar tetap berfungsi di masa depan.
Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, Dody optimistis upaya pengendalian banjir di Jabodetabek bisa lebih efektif, mengurangi dampak banjir di musim hujan, dan meningkatkan keamanan bagi warga.
"Infrastruktur pengendali banjir pasti kami bangun dan kelola, tapi tanpa kesiapan lahan dari Pemda, proyek ini tidak bisa berjalan maksimal," ujar Dody. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur 20-29 Oktober, Bisa Akibatkan Bencana Hidrometeorologi

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Sedang Guyur Jakarta pada Rabu, 22 Oktober 2025

Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi

260 Kabupaten dan Kota Darurat Penanganan Sampah, Waste to Energy Pakai Duit Danantara

Sejumlah Wilayah Indonesia Terdampak Siklon Tropis Fengshen

Cuaca Panas Ekstrem, BPBD DKI Imbau Warga tak Keluar Rumah di Siang Hari

Cuaca Panas Dengan Suhu Capai 37,6 Derajat Celcius, Ini Imbauan BMKG

Suhu di Sebagian Daerah Jawa Barat Capai 37,6 Derajat Celsius, Masih Lebih Rendah Dibanding 2022

Cuaca Panas Landa Indonesia, BMKG Sebut Suhu di Jabar, NTT, dan Papua Tembus 37 Derajat Celsius

Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
