Dokumenter 'Jeen-Yuhs' Lebih dari Sekadar Kisah Kanye West


Coodie dan Chike sudah lama berteman dengan Kanye West. (Foto: VIBE)
KAMU sudah nonton dokumenter Kanye West yang berjudul jeen-yuhs (dibaca jenius)? Sang sutradara, Coodie dan Chike adalah orang di balik trilogi dokumenter tersebut yang merupakan rangkuman dari 21 tahun hidup West. Coodie dan Chike juga orang kreatif di balik video klip Through the Wire dari West.
Dokumenter ini terdiri dari tiga bagian, masing-masing berdurasi sekitar satu jam 30 menit. Bagian pertama Vision, kedua adalah Purpose, dan ketiga adalah Awakening. Coodie mengatakan ia pertama kali bertemu Kanye di Chicago dan melihat karisma serta semangat dan bakatnya. Sejak dulu, Coodie mengetahui bahwa West akan melakukan hal yang hebat.
"Hal jenius dalam film ini bukan West, saya atau siapa pun dalam film. Yang jenius adalah bisa mengeluarkan sisi jenius dari dirimu, itulah tujuannya. Semua orang punya tujuan, ketika kamu berhasil menemukannya, sisi jeniusmu akan bersinar.
Baca juga:

Inti utama dari dokumenter itu, menurut Chike, bukan soal West, melainkan tentang kisah meraih impian dan mewujudkannya sambil menaruh kepercayaan terhadap kuasa Tuhan. Kerja keras pasti dibutuhkan, tapi jika usdaha dilakukan terus menerus, suatu saat akan ada di tangan. Tidak banyak yang tahu tentang hubungan antara Coodie dan West, mayoritas hanya mengetahui West sebagai rapper terkenal yang juga miliuner.
"Tapi ketika kami memulai film ini, West bukan miliuner. Jadi melihat perkembangan itu, sangat membuat kita berdaya. Ini suatu pengalaman luar biasa," kata Coodie.
Film ini memberikan pelajaran sejarah tentang hip-hop di Chicago pada akhir 90-an. Suara dan tone sangat berbeda. Karena dokumennter ini dibuat dalam waktu panjang, sehingga penonton bisa melihat perkembangan dua atau tiga generasi hip-hop sejak akhir 90-an. Penonton akan melihat bagaimana musiknya berevolusi, bagaimana bahasa film berubah. Pada awal film, Coodie merekam dengan kamera VHS dan berkembang menjadi digital.
Baca juga:
"Sepanjang 21 tahun kamu bisa melihat pertumbuhan banyak aspek," kata Coodie.
Coodie berpendapat, West tidak banyak berubah sejak mereka pertama bertemu. Kadang ia memang tiba-tiba marah, tapi itu sudah terjadi sejak dulu. Memang pertemuannya dengan West tidak semudah dulu, mereka juga tidak lagi sering berbincang, tapi West tetap orang yang sama.
Menjadi sebuah tantangan bagi duo sutradara ini merangkum rekaman 21 tahun ke dalam trilogi berdurasi empat jam. Namun, mereka bersyukur timnya solid dan sangat kompak dalam menyusutkan 400 jam rekaman ke dalam empat jam. Mereka belajar dari Benji, tayangan dokumenter yang pernah mereka buat dan memberikan gambaran bagaimana membuat dokumenter. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Ketegangan Zombie ala Kimo Stamboel, ‘Abadi Nan Jaya’, Meneror Netflix 23 Oktober

Wuthering Heights 2026: Margot Robbie dan Jacob Elordi Hadirkan Cinta Tragis di Layar Lebar

Produser Top Na PD Bikin Dua Variety Show Baru Bareng Netflix, Salah Satunya Menampilkan Kyuhyun

‘Culinary Class Wars Season 2’ Tayang Perdana Desember, Paik Jong-won Jadi Juri Lagi

Dari Komedi hingga Thriller, Film dan Serial Seru akan Hadir di Netflix selama September 2025

Lirik Lagu 'Roses' Persembahan Kanye West Tak Sekedar Bagian Diskografi Panjangnya

Netflix Rilis Teaser ‘Mantis’, Film Spin-off ‘Kill Boksoon’, Tampilkan Im Siwan dalam Mode Garang

Netflix Angkat Kisah Pembunuhan Berantai Paling Misterius di Italia lewat Serial 'The Monster of Florence'

Sutradara ‘KPop Demon Hunters’ Spill Kemungkinan Sekuel, Nasib Jinu yang belum Jelas Bisa Jadi Kisah Berikutnya

Netflix Rilis Trailer ‘Genie, Make A Wish', Kim Woo-bin Bersatu lagi dengan Bae Suzy
