DKB Desak Pemprov Banten Segera Realisasikan Taman Budaya

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 08 September 2016
DKB Desak Pemprov Banten Segera Realisasikan Taman Budaya
Aktivitas saat kegiatan Banten GaweArt 2016 di Jl. Brigjen KH Syam'un, Kota Serang, Rabu (7/9). (Foto: MerahPutih/Ctr)

MerahPutih Budaya - Dewan Kesenian Banten (DKB) mendesak Pemprov Banten segera merealisasikan kawasan eks Pendopo Gubernur Banten menjadi Taman Budaya Banten. Hal tersebut disampaikan Ketua DKB Chavcay Saefullah, Rabu (7/9), pasca kegiatan Banten Gaweart 2016 di Jln Brigjen KH Syamun, Kota Serang.

Ia mengatakan, DKB yang menggandeng sejumlah media pada kegiatan Banten Gaweart 2016 tersebut tidak hanya dijadikan sebagai kegiatan kesenian semata seperti melukis bersama, pentas musik, lomba melukis, lomba karikatur, dan lain sebagainya, tetapi juga merupakan doa, harapan, bahkan gugatan seniman se-Banten kepada Pemerintah Provinsi Banten untuk segera merealisasikan alih fungsi kawasan eks Pendopo Gubernur sebagai Taman Budaya Banten.

“Hal yang menjadi penting bagi kami adalah, ini jadi kampanye kita, cara kita yang santun, dengan segala aktivitas kesenian, untuk mengabarkan kepada gubernur atau calon-calon gubernur untuk memikirkan nasib ruang-ruang publik kebudayaan,” ujarnya.


Aktivitas saat kegiatan Banten GaweArt 2016 (Foto: MerahPutih/Ctr)

DKB selalu menamakan gedung eks Pendopo Gubernur sebagai Taman Budaya Banten. Pihaknya ingin agar pemerintah merespons, begitu pula DPRD diminta untuk bersuara. Selama hampir 15 tahun Provinsi Banten berdiri, seniman Banten tidak pernah punya tempat budaya dan kesenian.

Chavcay mengatakan bahwa eks Pendopo Gubernur merupakan tempat paling layak sebagai Taman Budaya Banten karena lokasinya berada di tengah kota dan sudah ditempati DKB, tinggal butuh pergub untuk mengalihfungsikan kawasan eks Pendopo Gubernur sebagai Taman Budaya Banten.

“Jadi kita tidak membangun dari nol. Selain berbicara langsung kepada gubernur, kita kan juga survei, apa benar masyarakat butuh taman budaya? Ternyata memang semuanya sudah mendesak dari arus bawah,” terangnya.

Seniman Banten, tutur Chavcay, punya prestasi dan potensi di bidang seni rupa hanya saja ruangnya yang belum ada.

“Kita meminta gedung yang sudah disurvei berkali-kali untuk menjadi galeri seni rupa Banten, yakni bekas rumah dinas gubernur. Karena kita pengen segera melakukan expose Binal Banten. Binal itu adalah sebuah peristiwa besar seni rupa yang menampilkan seni-seni kontemporer,” urainya.


Ketua Dewan Kesenian Banten Chavchay Saefulloh (Foto: MerahPutih/Ctr)

Ia menjelaskan, sejak tiga bulan terpilih sebagai ketua DKB, pihaknya sudah menyuarakan soal pembangunan dan pengembangan ruang-ruang publik kebudayaan.

“Rekomendasi kita pertama Taman Budaya, Gedung Kesenian Banten kita belum punya, Institut Kesenian Banten kita harus pikirkan, kemudian Anugerah Kesenian Banten, jangan sampai itu dilupakan,” tuturnya.

Sementara, Ketua Komite Sinematografi DKB MW Fauzi mengatakan, melalui Banten Gaweart ini pihaknya ingin menjembantani antara seniman dan masyarakat.

“Kita dukung apa yang menjadi keinginan para seniman Banten, dan semoga pemerintah merespons,” ujar Fauzi.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Provinsi Banten Opar Sohari mengatakan, realisasi pengalihfungsian kawasan eks Pendopo Gubernur menjadi Taman Budaya Banten akan dilakukan pada 2017. “Tahun depan realisasinya, gubernur juga mendukung. Nanti akan kita bicarakan kembali dengan DKB,” kata Opar. (Ctr)

BACA JUGA:

  1. 60 Perupa Pamer Karya di Taman Budaya Yogyakarta
  2. Tidak Hanya Bela Diri, Jawara Silat Majukan Kuliner dan Budaya
  3.  Jalin Silaturahmi, Jawara Silat Jaga Seni dan Budaya
  4. Jakarta Bobrok Sastra dan Budaya, Ini Solusi Rizal Ramli
  5. Rizal Ramli Sebut Roh Ibukota adalah Sastra dan Budaya
#Dewan Kesenian Banten #Budaya Banten #Banten GaweArt 2016
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan