DIY Dapat Kucuran Dana Revitalisasi Desa Wisata Rp 13 Miliar


Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Foto: Humas Pemprov DIY
MerahPutih.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengucurkan dana bantuan sebesar Rp 13 miliar ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dana ini bertujuan untuk merevitalisasi desa wisata agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, pihaknya takjub dengan Pemda DIY yang berhasil memajukan desa wisata tanpa menghilangkan budaya dan kearifan lokal.
Baca Juga
Jelang Persis Vs PSIM, Walkot Yogyakarta dan Solo Kumpulkan Pimpinan Suporter
Ia pun mengapresiasi pelestarian budaya dan kearifan lokal seiring program pengembangan desa di Kota Gudeg.
"Ada 74.861 desa di Indonesia dan itu pasti punya kearifan lokal. Perlu dipertahankan, jangan sampai kebijakan pemerintah pusat menjadikan program pembangunan di desa tercabut dari akarnya," ujar Halim seusai menemui Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (11/11).
Ia berharap agar pemerintah daerah lainnya mencontoh upaya Pemda DIY dalam melestarikan budaya dalam pengembangan desa. Untuk itu pihaknya menyalurkan bantuan Rp 13 milliar untuk program revitalisasi desa wisata agar mampu mengurangi tingkat kamiskinan di DIY
"Jumlahnya Rp 13 miliar. Itu kecil jika diukur di DIY yang desa wisatanya banyak. Tapi kalau dikalkulasi nasional kan banyak, karena dana kami juga di-'refocusing'," kata dia.
Baca Juga
Terkait dengan angka kemiskinan di DIY yang cenderung tinggi, Halim mengatakan jika seyogianya setiap kelurahan atau desa melakukan pemutakhiran data. Menurutnya, upaya penuntasan kemiskinan berbasis desa yang merujuk data mikro akan lebih mudah.
"Karena data mikro berbicara 'by name by address', bisa dibentuk dan dilihat apa permasalahan, tinggal samakan konsepsi tentang kemiskinan ekstrem itu," ujar dia.
Menurut dia, patokan konsepsi kemiskinan yang saat ini digunakan BPS adalah penghasilan.
"Penghasilan keluarga yang dianggap miskin itu 1,99 US Dolar atau setara Rp12 ribu per orang per hari. Ini yang harus dimodif sedemikian rupa karena tiap daerah punya karakter yang berbeda," ujar Halim. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Kemendes Klaim 90 Persen Desa Sudah Gelar Musyawarah Pembentukan Koperasi Merah Putih

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
