Dituduh Manipulasi, Epic Games Kembalikan 72 Juta Dolar AS ke Pemain Fortnite


Epic Games kembalikan dana ke pemain Fortnite. (Foto: Fortnite)
MerahPutih.com - Berkat permasalahan Komisi Perdagangan Federal (FTC) sejak 2022 lalu, Epic Games akhirnya melakukan pengembalian dana kepada ratusan ribu pemain Fortnite di Amerika Serikat.
Saat ini, banyak video game yang mengharuskan pemain untuk melakukan transaksi. Bahkan, tidak jarang anak-anak mengeluarkan banyak uang untuk melakukan transaksi tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Sebagai game yang sangat populer di kalangan anak-anak, Fortnite menjadi salah satu pelaku yang paling umum. Pada 2018 lalu, seorang Ibu menyadari bahwa dirinya tidak punya uang lagi ketika putranya mengosongkan rekening banknya.
Seorang anak juga tidak diberi hadiah Natal selama dua tahun, setelah berulang kali menggunakan kartu kredit neneknya untuk membeli tiket pertempuran Fortnite.
Baca juga:
Ini menjadi masalah yang sangat serius, sehingga regulator AS dan Komisi Perdagangan Federal (FTC), ikut terlibat. Mereka juga memerintahkan penerbit game Fortnite, Epic Games, untuk mengembalikan dana kepada sebagian orang atas pembelian yang tidak diinginkan itu.
Mengutip Mirror UK, FTC mengumumkan, bahwa mereka akan mengirimkan 629.344 pembayaran kepada pemain Fortnite di seluruh AS, yang telah melakukan pembelian tak diinginkan. Mereka juga telah mengajukan klaim sebelum 8 Oktober 2024.
Meskipun pembayaran masing-masing individu berbeda, FTC menyatakan, bahwa Epic Games harus membayar 245 juta dolar AS (Rp 3,9 triliun), dengan pengembalian dana putaran pertama berjumlah lebih dari 72 juta dolar AS (Rp 1,1 triliun).
Hal ini terjadi setelah penyelesaian yang dicapai FTC dan Epic Games dua tahun lalu, yakni pada Desember 2022. Epic Games dituduh menggunakan 'pola gelap untuk mengelabui pemain agar melakukan pembelian yang tidak diinginkan, kemudian membiarkan anak-anak melakukan tagihan tidak sah tanpa keterlibatan orang tua.
Baca juga:
Rockstar Games Dituduh Jebak Penggemar GTA 6 Lewat Teaser Baru
FTC juga berpendapat, bahwa konfigurasi tombol Fortnite sengaja dibuat kontra-intuitif dan membingungkan. Kemudian, menyebabkan pemain melakukan pembelian secara tidak sengaja.
Regulator menegaskan, bahwa ini hanya pengembalian dana putaran pertama. Tidak diragukan lagi, ada banyak klaim yang harus diproses, sehingga mereka yang tidak mengajukan klaim hingga setelah 8 Oktober, nantinya juga akan menerima pembayaran.
Ada batas waktu klaim hingga 10 Januari 2025, yang sejauh ini hanya berlaku untuk pemain di AS. Situs web FTC menyatakan, saat ini membatasi proses klaim hanya untuk warga AS. Jadi, tidak jelas apakah pemain Fortnite di negara lain bisa mengklaimnya.
Meskipun jumlahnya sangat besar, 245 juta dolar AS (Rp 3,9 triliun) merupakan jumlah yang sangat kecil bagi perusahaan seperti Epic Games. Pada April 2022, perusahaan ini memiliki nilai sekitar 32 miliar dolar AS (Rp 509 triliun). Pada Februari 2024 lalu, Epic Games juga menerima investasi dari Disney. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Genshin Impact Versi Candra I Hadir 10 September, Bawa Terang Rembulan di Nod-Krai

HoYoverse Umumkan Honkai: Nexus Anima, Buka Pendaftaran Uji Coba Tertutup

Zenless Zone Zero Versi 2.2 Rilis 4 September, Kenalkan Obol Squad yang akan Membalikkan Keadaan

Mengenal Berbagai Cara Top Up Game dengan Aman dan Terjangkau

Kemkomdigi Beri Roblox Waktu Singkat untuk Berbenah,Sanksi Menunggu Jika Tidak Ada Perbaikan Menyeluruh

DPR Dukung Larangan Roblox: Bukan Sekadar Game, Konten di Dalamnya Dicurigai Merusak Moral dan Memicu Kekerasan Anak

Pemerintah Didesak Blokir Roblox, KPAI: Jika Mereka Terbukti Melanggar UU ITE

Pemprov DKI Peringatkan Bahaya Tersembunyi di Balik Game Roblox yang Marak Dimainkan Anak-Anak, Orang Tua Wajib Waspada

Mendikdasmen Larang Anak Main Roblox, Ini Yang Bakal Dilakukan Pemprov DKI

Daripada Melarang Roblox, Pemerintah Harusnya Mau ‘Kerjasama’ dengan Penyedia Platfrom Game
