Dipecat McLaren, Ricciardo Malah Kebanjiran Uang


Ricciardo kebanjiran uang setelah dipecat McLaren. (Foto: F1)
TAHUN ini Daniel Ricciardo absen turun sebagai pembalap di Formula 1, setelah dipecat McLaren pada 2022 lalu karena performanya yang kurang memuaskan. Ia dipecat meski masih memiliki kontrak satu tahun lagi hingga 2023 ini. McLaren melakukannya demi bisa segera menggaet talenta muda Oscar Piastri.
Ricciardo kini pindah ke Red Bull Racing, namun tidak sebagai pembalap utama, melainkan sebagai pembalap ketiga atau pembalap cadangan. Tugasnya adalah untuk membantu pengembangan mobil atau menggantikan pembalap utama bila ada yang tidak bisa membalap karena cedera atau masalah lainnya.
Namun, meski ia tidak membalap dan dipecat McLaren secara tiba-tiba, pembalap Perancis yang terkenal dengan aksi selebrasi shoey atau meminum sampanye dari sepatu itu tidak perlu khawatir soal finansial. Ricciardo dikabarkan mendapatkan kompensasi sebesar USD 22,2 miliar atau setara Rp 347 miliar, seperti dilaporkan Motorsport.
Baca juga:
Pembalap F1 Daniel Ricciardo Ingin Keliling AS dengan Motor 110cc

Kompensasi itu diberikan McLaren kepada Ricciardo karena ia dipecat setahun lebih dulu dari kontraknya. Namun, jumlah itu dianggap lebih murah bagi McLaren, ketimbang harus mempertahankannya setahun lagi karena Ricciardo memiliki klausul kenaikan gaji untuk perpanjangan kontrak berikutnya.
Belum lagi, McLaren bisa kehilangan talenta muda berbakat nan menjanjikan macam Oscar Piastri yang masih haus akan kemenangan. Maka dari itu, McLaren tidak ragu ketika ingin memecat Ricciardo setahun lebih awal dari kontraknya yang masih bertahan hingga 2023.
"Tapi, kita seharusnya tidak merasa terlalu buruk baginya karena dia telah menghasilkan banyak uang dari F1. Hanya dari perspektif keuangan, dia memiliki karier yang sangat menguntungkan," terang mantan petinggi F1 Mark Gallagher.
Baca juga:
Selebrasi 'Shoey' yang Dilakukan Ricciardo Terbukti Mengancam Kesehatan

Gallagher mengatakan performa Ricciardo memang makin mengecewakan setiap harinya di McLaren. Ia tidak beradaptasi dengan mobil, memikirkan terlalu banyak tentang dirinya, dan tidak menyukai banyak kerumitan. Padahal, olahraga F1 memang sangat kompleks.
"Tim harus bisa mengatasinya, berarti seorang pembalap harus bisa berkomunikasi dengan tim. Sebaliknya tim juga harus siap mendengarkan, sehingga pembalap bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dari mobil," jelasnya.
Menurut Mark, mobil harus memberikan kepercayaan diri kepada pengemudi, itulah perbedaan antara berada di belakang kemudi dan merasa seperti berada di dalam mobil. Riciardo tidak merasa seperti di dalam mobil untuk waktu yang lama, dia tidak bisa memikirkan dirinya secara keseluruhan dengan mobil. (waf)
Baca juga:
Gelar Juara Dunia F1 Jadi Incaran Ricciardo
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Finis di Posisi ke-2, Marc Marquez Mengunci Gelar Juara Dunia di Sirkuit Motegi

Starting Grid F1 GP Azerbaijan 2025: Max Verstappen Kembali Raih Pole Position

FIA Resmi Rilis Kalender Balap F1 untuk Musim 2026, GP Australia Masih Jadi Seri Pembuka

Hasil F1 GP Hungaria 2025: Duo McLaren Finis 1-2 di Hungaroring

Hasil Kualifikasi F1 GP Hungaria 2025: Charles Leclerc Berhasil Catatkan Waktu Tercepat

Jadwal Lengkap F1 GP Hungaria 2025: Persaingan Panas akan Tersaji antara Duo McLaren

Hasil Sprint Race F1 GP Belgia 2025: Max Verstappen 'Asapi' Duo McLaren

Hampir Balik Modal, 'F1: The Movie' Jadi Film Produksi Apple Terlaris

Menilik Replika Mobil Balap F1 Terbuat dari 192.937 Keping LEGO di Jakarta

'F1 The Movie' Langsung Melesat ke Posisi Puncak Box Office di Pekan Pertama Penayangannya
