Dior Sisipkan Elemen Proteksi di Paris Fashion Week
 Andreas Pranatalta - Kamis, 03 Maret 2022
Andreas Pranatalta - Kamis, 03 Maret 2022 
                Dior bekerja sama dengan D-Air Lab. (Foto: Asia Newsday)
ADA yang berbeda dari Dior di gelaran Paris Fashion Week pada Selasa (1/3). Perancang busana Maria Grazia Chiuri mengatakan pertunjukan koleksi busana Dior kali ini menampilkan gabungan elemen keindahan sekaligus proteksi diri.
Mengutip laman ANTARA, Rabu (2/3), para model Dior yang melenggang di atas catwalk mengenakan berbagai perlengkapan proteksi, mulai dari bantalan bahu, korset airbag, hingga atasan yang tampak seperti rompi antipeluru. Koleksi itu dibuat jauh sebelum militer Rusia mulai menginvasi Ukraina pekan lalu. Namun Chiuri berpendapat, bahkan dunia sudah 'berperang' sebelum konflik Rusia-Ukraina.
"COVID-19 adalah bentukk lain dari perang. Kita semua pernah mengalami bulan-bulan yang sangat sulit. Ada banyak refleksi di masa-masa sulit ini, tentang bagaimana menggabugnkan keindahan, estetika, dan proteksi," kata Direktur Artistik Dior untuk pakaian perempuan itu.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
Perancang Italia berusia 58 tahun itu mengatakan kreasi terbarunya ditujukan untuk menemukan solusi teknis yang bisa lebih fungsional untuk tubuh perempuan. Pakaian yang ia tampilkan termasuk jaket bar khas Christian Dior yang dirancang ulang dengan adaptasi teknologi tinggi.
Bekerja sama dengan D-Air Lab, jaket tersebut memilimki sistem pemanas internal sendiri. Jaket itu dikombinasikan bantalan di bagian pinggul sehingga menampilkan desain yang futuristik.
Mengutip laman WWD, D-Air Lab merupakan perusahaan rintisan yang memproduksi barang-barang proteksi diri seperti Antartika Suit, yang memungkinkan para ilmuwan untuk bekerja dalam suhu terendah -128 derajat Fahrenheit.
Baca juga:
Vespa 946 Christian Dior dengan Jumlah Terbatas Hadir di Indonesia
Lihat postingan ini di Instagram
"Pakaian itu sendiri merupakan bentuk perlindungan. Mereka meyakinkan kita. Aspek itu hadir dalam apa yang saya lakukan," kata Chiuri.
Sebagai seorang feminis, perancang itu juga memandang bahwa krisis yang terjadi saat ini merupakan bukti lebih lanjut dari kegagalan masyarakat yang didominasi laki-laki.
"Masalahnya adalah budaya dan patriarki. Harus ada lebih banyak perempuan dalam posisi pengambilan keputusan. Akan ada lebih sedikit perang," tuturnya.
Pertunjukan musim gugur-musim dingin ini menandai kembalinya Paris Fashion Week yang digelar mendekati normal sepenuhnya. Hampir semua gelaran juga kembali mengadakan acara secara langsung seiring dengan kelonggaran pembatasan pandemi COVID-19 di Eropa. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
 
                      Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
 
                      Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
 
                      Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
 
                      Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
 
                      Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
 
                      Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
 
                      Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
 
                      Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
 
                      Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
 
                      




