Dewan Kesenian Banten Segera Luncurkan Buku Gelombang Puisi Maritim
Merahputih Budaya- Dewan Kesenian Banten (DKB), Kamis 28 April 2016 akan meluncurkan buku kumpulan puisi yang ditulis oleh para penyair se-nusantara. "Gelombang Puisi Maritim" begitu judul buku tersebut. Buku setebal 224 halaman itu mengekspresikan kegelisahan para penyair tentang dunia maritim dari Sabang sampai Merauke.
Ketua DKB Chavcay Syaifullah mengatakan, masyarakat Banten di masa lalu punya daya saing seperti ombak yang tak kenal lelah, dan punya prinsip yang tegar seperti karang, dan luasnya lautan nusantara juga menjadi alasan mengapa DKB merasa perlu untuk mengumpulkan puisi-puisi para penyair se-nusantara dan membukukannya. Sebagai upaya untuk merekonstruksi Banten yang dahulu hadir sebagai kerajaan maritim.
"Kita hadirkan kembali hari ini," ujarnya, di sekretariat DKB, Senin (25/4).
Untuk menambah makna dari puisi-puisi yang seluruhnya bicara soal kelautan tersebut, DKB akan menghadirkan kritikus sastra Maman S Mahayana, penyair dan pengamat politik Universitas Paramadina Herdi Sahrasad, dan Budayawan Dang Fathurrahman.
Buku ontologi puisi berjudul Gelombang Puisi Maritim (Foto: Sucitra)
Tak cukup menghadirkan para akademisi tersebut, DKB juga akan menghadirkan sastrawan Arip Senjaya yang didudukan sebagai moderator dalam peluncuran buku yang akan diselenggarakan di Museum Nasional Banten Jl Brigjen KH Syam'un Kota Serang Banten.
"Ini adalah gerakan membangun daya budi dalam kehidupan masyarakat," terangnya.
Chavcay mengatakan, gerakan mendayakan budi akan mengarah pada pembangunan rasionalitas warga, dengan demikian cara berfikirnya akan berkembang. Banten memiliki ciri warganya multikultur, yang secara dialektis akan menemukan titik-titik temu kebudayaannya dengan kebudayaan lain.
"Banten butuh menyadari kekayaan sumber daya budayanya," tutupnya. (Ctr)
BACA JUGA: