Demi Konservasi, Para Gajah Dihitung dari Luar Angkasa
Citra satelit gajah di sekitar mata air di Taman Gajah Addo. (Foto: BBC/MAXAR TECHNOLOGIES)
PADA awalnya, citra satelit tampak seperti gumpalan abu-abu di hutan bercak hijau - tetapi, setelah diamati lebih dekat, gumpalan itu terungkap sebagai gajah yang berkeliaran di antara pepohonan. Para ilmuwan menggunakan gambar itu untuk menghitung gajah Afrika dari luar angkasa.
Gambar-gambar tersebut berasal dari satelit pengamatan Bumi yang mengorbit 600 km (372 mil) di atas permukaan planet. Terobosan ini dapat memungkinkan hingga 5.000 km persegi habitat gajah disurvei dalam satu hari. Dengan catatan saat itu cerah atau tidak ada awan.
Baca Juga:
Dan semua penghitungan gajah yang melelahkan dilakukan melalui pembelajaran mesin - algoritma komputer yang dilatih untuk mengidentifikasi gajah dalam berbagai latar belakang. "Kami hanya menyajikan contoh pada algoritma dan memberitahukannya, 'Ini gajah, ini bukan gajah'," kata Dr. Olga Isupova dari Universitas Bath, Inggris seperti diberitakan bbc.com (22/1).
"Dengan melakukan ini, kita dapat melatih mesin untuk mengenali detail kecil yang tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang," dia menambahkan.
Penghitungan ini baru diterapkan pada gajah afrika termasuk dalam kategori rentan terhadap kepunahan. Lebih sepsifiknya, para ilmuwan tersebut menggunakannya pertama kali untuk menghitung populasi di Taman Nasional Gajah Addo Afrika Selatan. "Di sana memiliki kepadatan gajah yang tinggi," kata ilmuwan konservasi Universitas Oxford, Dr. Isla Duporge.
Baca Juga:
"Dan itu memiliki daerah semak belukar dan sabana terbuka. Jadi, ini tempat yang bagus untuk menguji pendekatan kami. Meskipun [penelitian] ini masih berupa bukti konsep, tapi siap digunakan," ujar Duporge.
Dia menambahkan, "Organisasi konservasi sudah tertarik menggunakan ini untuk menggantikan survei menggunakan pesawat terbang." Para konservasionis harus membayar akses ke satelit komersial dan gambar yang mereka ambil. Namun, pendekatan ini dapat sangat meningkatkan pemantauan populasi gajah yang terancam di habitat yang berada di perbatasan internasional, di mana izin untuk survei pesawat mungkin sulit diperoleh.
Para ilmuwan mengatakan itu juga bisa digunakan dalam program anti-perburuan. "Dan tentu saja, karena dapat menangkap gambar-gambar ini dari luar angkasa, Anda tidak memerlukan siapa pun di darat, yang sangat membantu selama masa virus corona," tutup Duporge. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Sony A7 V Meluncur dengan Sensor 33 MP dan AI Canggih, Intip Keunggulannya
Xiaomi 17 Ultra Bisa Rilis Lebih Cepat, Sudah Bisa Pre-order dari 15 Desember
Spesifikasi Lengkap OPPO Reno 15c Bocor, Dijadwalkan Rilis 19 Desember 2025
Sudah Raih Sertifikasi, Xiaomi 17 Siap Debut Global dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
iPhone 18 Bakal Uji Coba Face ID di Bawah Layar, Apple Siap Masuki Era Baru
Samsung Galaxy Z TriFold Sudah Mengaspal di China, Harganya Mulai dari Rp 47,1 Juta
Realme 16 Pro Segera Meluncur, Bawa Lensa Telefoto dan Baterai 7.000mAh
Xiaomi 17 Ultra Paling Cepat Bisa Dipesan Mulai Desember, tak Perlu Menunggu hingga 2026!
Render Samsung Galaxy S26 Series Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan!
Xiaomi 17 Ultra Leica Leitzphone Edition Muncul di GSMA, Ditunggu-tunggu Pencinta Fotografi!