Demi Dukung 'Festival Tahunan Puisi Esai', Denny JA Hibahkan Dana Abadi
 Soffi Amira - Rabu, 20 November 2024
Soffi Amira - Rabu, 20 November 2024 
                Denny JA hibahkan dana abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai. Foto: Dok/Denny JA
Penulis Indonesia, Denny JA, menghibahkan dana abadi untuk mendukung gelaran Festival Tahunan Puisi Esai. Lewat dana abadi tersebut, Festival Puisi Esai dapat berlangsung hingga 50 tahun mendatang dan seterusnya.
Ia juga mengaku, bahwa kutipan “Seni bukan hanya cermin realitas, tetapi juga cahaya yang mengubahnya" membuat dirinya yakin untuk menghibahkan dana abadi.
Menurut Denny, sastra merupakan sebuah paradoks. Sementara itu, penelitian menunjukkan, bahwa membaca sastra bisa meningkatkan empati.
Festival Puisi Esai Jakarta lebih dari sekadar panggung seni. Ia adalah ruang yang menjalankan banyak fungsi. Nantinya, festival ini akan mempertemukan penulis puisi esai untuk bertemu, berbagi pengalaman, dan menginspirasi satu sama lain.
Baca juga:
Masuki Usia Ke-13, Borobudur Writers and Cultural Festival akan Digelar di Luar Pulau Jawa
Tali silaturahmi sesama penulis juga makin kuat, kemudian memastikan keberlanjutan dari genre ini. Mulai dari hak perempuan hingga perjuangan identitas minoritas, puisi esai memberi suara pada yang terpinggirkan.
Denny juga terinspirasi dari contoh sejarah, seperti Andrew Carnegie, yang memiliki visi mencerdaskan masyarakat dan mendirikan ribuan perpustakaan. Sampai saat ini, perpustakaan itu masih menjadi tempat belajar bagi lintas generasi.
Kemudian, ada Alfred Nobel, dengan warisan dana abadinya. Ia juga mendanai penghargaan sastra. Hal itu memberi pengakuan tertinggi bagi para penulis dunia dan para kreator lainnya.
Ruth Lilly melalui The Poetry Foundation, juga menyelamatkan puisi dari pinggiran dunia modern dengan dukungan dana besar dalam sejarah puisi.
Baca juga:
Survei LSI Denny JA Sebutkan Pilkada Jakarta Pertarungan Berdarah-Darah
Mereka semua menjadi bukti, bahwa seni membutuhkan tangan-tangan dermawan yang mengerti jika kebudayaan adalah harta abadi umat manusia.
Lantas, apa yang membuat puisi esai perlu terus dihidupkan, disebarkan, dan dirawat? Denny menyebutkan, puisi esai adalah genre yang menyampaikan kisah nyata dalam bentuk puisi.
Isu hak asasi manusia, ketidakadilan, marginalisasi, dan identitas sosial, menjadi inti dari setiap puisi. Namun, puisi ini tidak berhenti pada metafora. Ia juga mencatat fakta melalui catatan kaki dan menghubungkan estetika dengan realitas.
Festival ini juga menjadi ajang edukasi publik sekaligus mengajak masyarakat untuk memahami persoalan sosial melalui seni.
Baca juga:
Demi memastikan keberlanjutan festival ini, Denny JA Foundation menyediakan dana abadi. Dana ini berasal dari saham perusahaan yang ia miliki. Bahkan, sebagian saham itu kini dimiliki oleh Denny JA Foundation.
Lalu, ia juga memastikan agar setiap tahunnya ada dana yang mengalir ke Foundation. Dana itu pula yang akan digunakan untuk menopang festival hingga 50 tahun mendatang dan seterusnya.
“Saya mencontoh dari kasus yang besar. Saya mengerjakan hal yang jauh, jauh, jauh lebih kecil, namun mengambil spiritnya," ujar Denny.
“Dana abadi untuk Festival Puisi Esai bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga memastikan bahwa kisah-kisah tentang keadilan, keberanian, dan kemanusiaan terus hidup di masa depan,” tambahnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Wondherland 2025: Rayakan Kekayaan Aroma dan Kreativitas Parfum Lokal
 
                      Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
 
                      Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
 
                      Musik dan Hobi Menjadi Satu, Pop City 2025 Hidupkan Jantung Jakarta
 
                      Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta
 
                      Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa
 
                      Panggung Megah Tomorrowland Hancur Dilalap Api, Nasib Festival di Ujung Tanduk
 
                      JE KA TE World: Transformasi Lapangan Banteng dalam Gemerlap Jakarta Light Festival 2025
 
                      Selang Tiga Tahun, Festival Olahraga UNIQLO FITFEST 2025 Kembali Digelar
 
                      Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun
 
                      




