Demi Dukung 'Festival Tahunan Puisi Esai', Denny JA Hibahkan Dana Abadi


Denny JA hibahkan dana abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai. Foto: Dok/Denny JA
Penulis Indonesia, Denny JA, menghibahkan dana abadi untuk mendukung gelaran Festival Tahunan Puisi Esai. Lewat dana abadi tersebut, Festival Puisi Esai dapat berlangsung hingga 50 tahun mendatang dan seterusnya.
Ia juga mengaku, bahwa kutipan “Seni bukan hanya cermin realitas, tetapi juga cahaya yang mengubahnya" membuat dirinya yakin untuk menghibahkan dana abadi.
Menurut Denny, sastra merupakan sebuah paradoks. Sementara itu, penelitian menunjukkan, bahwa membaca sastra bisa meningkatkan empati.
Festival Puisi Esai Jakarta lebih dari sekadar panggung seni. Ia adalah ruang yang menjalankan banyak fungsi. Nantinya, festival ini akan mempertemukan penulis puisi esai untuk bertemu, berbagi pengalaman, dan menginspirasi satu sama lain.
Baca juga:
Masuki Usia Ke-13, Borobudur Writers and Cultural Festival akan Digelar di Luar Pulau Jawa
Tali silaturahmi sesama penulis juga makin kuat, kemudian memastikan keberlanjutan dari genre ini. Mulai dari hak perempuan hingga perjuangan identitas minoritas, puisi esai memberi suara pada yang terpinggirkan.
Denny juga terinspirasi dari contoh sejarah, seperti Andrew Carnegie, yang memiliki visi mencerdaskan masyarakat dan mendirikan ribuan perpustakaan. Sampai saat ini, perpustakaan itu masih menjadi tempat belajar bagi lintas generasi.
Kemudian, ada Alfred Nobel, dengan warisan dana abadinya. Ia juga mendanai penghargaan sastra. Hal itu memberi pengakuan tertinggi bagi para penulis dunia dan para kreator lainnya.
Ruth Lilly melalui The Poetry Foundation, juga menyelamatkan puisi dari pinggiran dunia modern dengan dukungan dana besar dalam sejarah puisi.
Baca juga:
Survei LSI Denny JA Sebutkan Pilkada Jakarta Pertarungan Berdarah-Darah
Mereka semua menjadi bukti, bahwa seni membutuhkan tangan-tangan dermawan yang mengerti jika kebudayaan adalah harta abadi umat manusia.
Lantas, apa yang membuat puisi esai perlu terus dihidupkan, disebarkan, dan dirawat? Denny menyebutkan, puisi esai adalah genre yang menyampaikan kisah nyata dalam bentuk puisi.
Isu hak asasi manusia, ketidakadilan, marginalisasi, dan identitas sosial, menjadi inti dari setiap puisi. Namun, puisi ini tidak berhenti pada metafora. Ia juga mencatat fakta melalui catatan kaki dan menghubungkan estetika dengan realitas.
Festival ini juga menjadi ajang edukasi publik sekaligus mengajak masyarakat untuk memahami persoalan sosial melalui seni.
Baca juga:
Demi memastikan keberlanjutan festival ini, Denny JA Foundation menyediakan dana abadi. Dana ini berasal dari saham perusahaan yang ia miliki. Bahkan, sebagian saham itu kini dimiliki oleh Denny JA Foundation.
Lalu, ia juga memastikan agar setiap tahunnya ada dana yang mengalir ke Foundation. Dana itu pula yang akan digunakan untuk menopang festival hingga 50 tahun mendatang dan seterusnya.
“Saya mencontoh dari kasus yang besar. Saya mengerjakan hal yang jauh, jauh, jauh lebih kecil, namun mengambil spiritnya," ujar Denny.
“Dana abadi untuk Festival Puisi Esai bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga memastikan bahwa kisah-kisah tentang keadilan, keberanian, dan kemanusiaan terus hidup di masa depan,” tambahnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Panggung Megah Tomorrowland Hancur Dilalap Api, Nasib Festival di Ujung Tanduk

JE KA TE World: Transformasi Lapangan Banteng dalam Gemerlap Jakarta Light Festival 2025

Selang Tiga Tahun, Festival Olahraga UNIQLO FITFEST 2025 Kembali Digelar

Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun

Merch-Making Market Sukses Digelar, Libatkan 80 Toko Merchandise hingga 200 Musisi Lokal
Cara dan Syarat Pengajuan KUR BRI 2025: Solusi Pembiayaan UMKM, Bunga Rendah!

Denny JA Foundation Hibahkan Dana Abadi Peghargaan Tahunan untuk Penulis

Heineken Siap Hadirkan Pengalaman Berbeda Lewat 'Good Times City' di #DWP24

Pokemon Festival 2024 Resmi Dibuka, Tawarkan Pengalaman Libur Tahun Baru Ceria

IGF 2024 Menggabung Segala Jenis Permainan dalam Satu Tempat
