Davide Brivio ke tim F1 Alpine, Suzuki Merana
Tim Suzuki MotoGP yang harus merelakan manajer timnya pergi. (Foto: roadracingworld)
DUA bulan sebelum berlangsung musim balapan MotoGP, manajer tim Suzuki hengkang ke tim F1 Alpine. Ini Sungguh mengejutkan, sebab Davide Brivio berhasil mengangkat derajat Suzuki Ecstar di balapan sepeda motor paling bergengsi pada musim balapan 2020.
Pada tahun 2020, Joan Mir dengan GSX-RR menjadi juara dunia musim 2020. Dia berjuang bersama dengan Alex Rins membawa Suzuki di posisi ke-3 klasemen konstruktor dengan raihan 202 poin.
Baca Juga:
Menurut laman KabarOto ada beberapa nama yang sempat mencuat untuk menggantikan posisinya. Seperti Livio Suppo mantan bos Ducati dan Honda. Kemudian legenda balap Kevin Schwantz, lalu Pablo Nieto tertarik untuk bergabung dengan Suzuki. Namun agaknya Suzuki tidak berencara mencari manajer tim dari luar dalam jangka waktu dekat.
Suzuki kemudian memberikan posisi kosong itu pada Shinici Sahara selaku pemimpin proyek dan Ken Kawauchi selaku direktur teknik. Namun sebenarnya, sebelum meninggalkan tim, Brivio sudah memiliki rekomendasi sejumlah tokoh yang pernah bekerja sama untuk menggantikannya.
Brivio yang lahir di dekat sirkuit Monza, Itali itu langsung menyukai dunia balap sepeda motor. Karier di dunia balapan ini dimulai sebagai komentator disirkuit lokal dan menulis untuk majalah sepeda motor. Kemudian dia menjadi press officer untuk Fabrizio Priovano yang membalap pada seri World Superbike. Lalu di tahun 1992 menjadi manajer untuk Belgrada Yamaha Racing Division di balapan Wolrd Superbike. Setahun kemudian bergabung dengan tim pabrikan Yamaha di seri balapan itu dan menjadi manajer tim di tahun 1995 sampai tahun 2000. Tahun 2001 dia mengambil peran sebagai konsultan saja.
Baca Juga:
Tahun 2001 membawa Brivio masuk ke dunia MotoGP sebagai manajer tim Yamaha. Pada waktu itu MotoGP mengubah kebijakannya dengan menggantikan mesin sepeda motor menjadi four-stroke. Brivio juga yang menjembatani masuknya Valentino Rossi ke Yamaha dari Honda. Brivio membawa tim pabrikan Yamaha berjaya di MotoGP dengan 5 gelar juara lewat dua pebalapnya, Rossi (2004, 2005, 2008, 2009) dan Jorge Lorenzo (2010). Kemudian empat kali juara konstruksi (2005, 2008, 2009, 2010).
Ketika Rossi pergi ke Ducati di tahun 2010, Brivio juga keluar dari Yamaha. Dia kemudian menjadi konsultan bagi Rossi dan program pembentukan pebalap VR46 dari tahun 2010 hingga 2013.
Tahun 2013 Brivio bergabung dengan Suzuki MotoGP sebagai manajer tim sementara. baru di tahun 2014, dia menjadi manajer tim penuh untuk pabrikan asal Jepang itu. Fokus utamanya adalah mencari pebalap-pebalap muda berbakat yang dibentuk sesuai dengan tim dan motor Suzuki. Pebalap Maverick Viñales adalah bukti dari kemampuan Brivio. (psr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
VinFast Resmikan Pabrik Kendaraan Listrik di Subang, Tegaskan Komitmen Lokalisasi di Indonesia
Riding Bareng hingga Sharing Session, 'Sowan Nyaman' Rangkul Komunitas Motor Matic
Catat Kalender Lengkap Sirkut Mandalika 2026! VR46 di Awal Tahun Hingga IndonesianGP Oktober
Menilik Deretan Mobil Baru Mejeng di Ajang Otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week 2025
Berakhir Besok, ini Daftar Mobil Listrik dan Motor yang Bisa Dijajal di GJAW 2025
Mengusung Filosofi Travel+, JETOUR T2 Siap Jadi Partner Adventure di Indonesia
Jajal Kendaraan Listrik Tanpa Keluar Gedung, GJAW 2025 Tawarkan EV Test Drive Indoor
5 Mobil SUV yang Meluncur di GJAW 2025, Ada Suzuki Grand Vitara hingga BJ30 Hybrid FWD
3 Mobil Hybrid Suzuki yang Rilis selama 2025, Siap Jadi Primadona Baru!
Tak Hanya Pameran Mobil, GJAW 2025 Tawarkan Pengalaman Rekreatif Keluarga