Datang ke Belitung, Jangan Lupa Mampir ke Bukit Peramun


Wajib mampir kalau ke Belitung. (Foto: Instagram/indonesiatraveler_official)
KEINDAHAN alam Belitung memang tidak jauh dari batu-batu granit raksasanya, salah satunya bisa kamu saksikan dari ketinggian Bukit Peramun. Bukit ini memberi warna berbeda pada Belitung yang juga memiliki pantai-pantai indah, cocok untuk berswafoto.
Mengutip Arah Destinasi, Bukit Peramun berupa hutan yang puncaknya digunakan sebagai titik pandang Belitung dari ketinggian. Terletak di Desa Air Selumar, Kepulauan Bangka Belitung, lokasinya berada sekitar 21,9 kilometer dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari Bandara Hanandjoeddin.
Hutan ini memiliki 147 jenis pohon yang sebagian besar berkhasiat obat, delapan jenis tanaman anggrek, dan 30 jenis lumut. Kawasan ini dikelola langsung oleh komunitas masyarakat setempat bernama Arsel binaan Bank Central Asia (BCA).
Baca juga:

Adie Darmawan atau akrab disapa Adong selaku ketua komunitas Arsel menjelaskan peramun berasal dari kata peramuan. Kata ini diambil dari bukti sejarah yang mengatakan di sekitar lokasi pernah ada desa yang dihuni para ahli peracik tanaman berkhasiat obat.
“Menurut cerita, dahulu pernah berdiri semacam kampung kecil yang berlokasi di gubuk peramun atau lorong granit. Masyarakatnya sangat ahli meracik tanaman lokal yang berkhasiat obat. Hal tersebut diperkuat dengan penemuan bermacam tanaman berkhasiat obat di bibir lorong granit yang diduga adalah gubuk peramun,” ujar Adong.
Untuk mencapai puncak di ketinggian 129 mdpl, wisatawan harus berjalan kaki selama sekitar 30 menit dengan sudut kemiringan 35 derajat. Meski medannya cukup menantang, namun pemandangan di puncak membuat semua letih jadi sirna.
Baca juga:

Kamu dapat menikmati keindahan alam sambil berfoto di sekitar batu granit dengan berbagai fasilitas yang disiapkan mulai dari mobil, sepeda ontel, hingga puncak pohon yang dipangkas untuk tempat berfoto.
Uniknya lagi saat memasuki malam hari, kamu bisa melihat monyet hantu mini bermata belo alias tarsius. Rupanya memang unik, ukurannya sebesar anak kucing, berbentuk monyet dengan ekor panjang dan memiliki mata besar. Tarsius juga mampu memutar leher sebesar 180 derajat.
Namun, keberadaan tarsius sangat dijaga warga setempat karena jumlahnya yang semakin sedikit. Mereka membatasi dalam satu minggu, hanya tiga kali pengunjung yang diperbolehkan melihat tarsius. (and)
Baca juga:
Pulau Lengkuas Belitung, Destinasi Tepat untuk Berlibur Bersama Keluarga
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Warga Panik, Buaya Sungai Cerucuk 3,3 Meter Nyasar Masuk Pemandian Umum

Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream

4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling

Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan

Tim Siber Polisi Pantau Percakapan Pemesanan Travel Gelap untuk Mudik Lebaran

Seoul Diserbu 13 Juta Wisatawan, Istana Kerajaan Jadi Magnet Baru

Mineral King, Proyek Ski Resort Impian Walt Disney yang Tak Pernah Terwujud

Kebanggan Bulukamba, Festival Pinisi Masuk Daftar KEN 2025
