Damaikan Jempol Waspada Hoaks Perang Rusia-Ukraina


Ilustrasi berita hoaks. (Pixabay-Memyselfaneye)
POTONGAN gambar memperlihatkan rombongan tentara bersiaga tempur di dekat bangkai kendaraan bermotor dengan judul Sokong Ukraina Mati-Matian, Secepat Kilat TNI Gempur Militer Rusia di Wilayah Ini tiba ke saluran siaga Jakarta Lawan Hoaks (Jala Hoaks).
Laporan warga berupa tangkapan layar diduga hoaks tersebut langsung ditindaklanjuti. "Polanya kelihatan banget, dari thumbnails dan judul apalagi pilihan diksinya sangat khas hoaks di Youtube," kata Fact Checker Jala Hoaks Muhammad Khairil ketika menelusuri sumber primer laporan tersebut, kepada Merahputih.com.
Baca Juga:
Tak Pandang Bulu, Play Store Tindak Tegas Aplikasi dengan Iklan Menjengkelkan
Khairil lantas menemukan video tersebut di Youtube lalu menontonnya secara penuh sebagai bahan analisa. Ia lantas mencari video pembanding, kemudian memeriksa fakta di dalam video melalui sumber berita terpercaya baik dalam dan luar negeri.
Dari hasil analisanya, video tersebut masuk kategori konten manipulasi berisi suntingan footage dan narasi tidak sesuai. "Konten dimanipulasi begini paling sering muncul di Youtube. Tujuannya menarik emosi seseorang, menggiring opini sesat, lalu jadi bahan perang komentar warganet," kata Khairil.

Informasi dalam video tersebut, sambungnya, tidak terbukti benar karena hasil editan dari empat berita berbeda dan tidak ada satu pun membahas mengenai TNI melakukan gempuran ke militer Rusia di Ukraina.
Dalam sebulan terakhir, lanjut Khairil, Jala Hoaks menerima laporan berkait dugaan hoaks berkait perang Rusia-Ukraina dari media sosial, Youtube, atau Whatsapp Group, hampir setiap hari.
Isu besar menyita perhatian banyak orang, salah satunya perang Rusia-Ukraina memang sedang jadi bahan perbincangan di media sosial. Tak sedikit orang ingin memberi banyak informasi berkait isu tersebut agar menjadi orang terdepan. Namun, jangan sampai hasrat ingin memberi kabar terbaru malah jadi mata rantai penyebar hoaks.
"Ingin jadi orang pertama membagikan informasi sedang ramai dibicarakan, namun bukan dari media atau sumber informasi terpercaya, biasannya penyebab utama orang mudah terkena dan bahkan membagikan hoaks," kata lelaki berpengalaman sebagai Fact Checker selama lebih-kurang empat tahun tersebut.

Khairil mengimbau agar warganet jangan mudah percaya lalu membagikan informasi apalagi belum terverifikasi. Jika beroleh video atau berita hoaks, sebaiknya jangan ikut komentar, apalagi mengunggah ulang karena membuat engagement pembuat konten hoaks makin besar. "Lebih baik direport saja," tukas Khairil.
Ketika beroleh informasi, menurutnya, sebaiknya perhatikan enam hal penting berikut agar terhindar dari hoaks. Pertama, kritisi judul dari konten diterima. Biasanya hoaks, terutama terkait peperangan atau konflik, akan memiliki judul provokatif dan memancing emosi. Untuk itu, perlu untuk mengkritisi setiap judul konten atau informasi tersebut. Jangan sampai terbawa suasana dan kemudian menyebarkan informasi tidak benar.
Baca Juga:
Orangtua Bisa Lega, TikTok Hadirkan Fitur Keamanan Baru Untuk Anak
Kedua, lihat sumber informasinya. Konten-konten hoaks lumrahnya tidak menyertakan sumber jelas. Kalau ditulis pun, biasanya tidak berasal dari sumber memiliki kredibilitas.
Biasakan untuk mengecek ulang sumber suatu informasi. Pada isu-isu terkait peristiwa baru saja terjadi dapat dengan mudah dicek dengan mengikuti pemberitaan dari portal berita kredibel, bukan dari portal berita abal-abal.

Ketiga, cek klaim di dalam informasi tersebut apakah logis atau tidak. Konten hoaks memang dibuat untuk memancing emosi. Terkadang, narasi klaimnya itu tidak logis dan hanya dibumbui narasi provokatif.
"Agar tidak terjebak narasi semacam itu, maka perlu dilihat lagi apakah narasinya logis atau tidak," kata Khairil.
Maka, jangan hanya menjadikan media sosial sebagai sumber informasi tunggal. Bila beroleh informasi dari media sosial coba cek ulang di portal berita punya kredibiltas.
Kelima, jangan langsung percaya dengan foto atau video karena bukan berarti foto atau video itu sesuai dengan narasi klaim menyertainya.
Keenam, paling penting harus terbiasa untuk tidak terbawa suasana emosional saat membaca atau menerima informasi baru. Biasakan untuk menahan diri tidak membagikan suatu konten apalagi sedang viral. Belajar untuk mencari referensi lain sehingga informasi diterima bisa lebih lengkap. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
![[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan](https://img.merahputih.com/media/f8/df/4d/f8df4dcb1b53087a074e35b53dcecbd4_182x135.png)
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
![[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan](https://img.merahputih.com/media/18/38/f4/1838f450cbce7fc521ae23f37538fc44_182x135.jpg)
[HOAKS atau FAKTA]: Drivel Ojol yang Bertemu Wapres Gibran Ternyata Anggota PSI
![[HOAKS atau FAKTA]: Drivel Ojol yang Bertemu Wapres Gibran Ternyata Anggota PSI](https://img.merahputih.com/media/d0/7c/68/d07c681c8e71c48bf42ec12abc6681e4_182x135.png)
Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang
