Damai Ajalah, E-Sports Tak Melulu Negatif
Esports bisa menjadi karier yang membanggakan. (Foto: Pexels/RODNAE Productions)
E-SPORTS menjadi salah satu cabang olahraga kini mulai berkembang dan banyak diminati. Pada Kamis (24/3), Pengurus Besar E-Sports Indonesia (PBESI) resmi memperkenalkan Akademi Esports Garudaku nan siap mendukung para atlet e-sports Tanah Air.
Tidak hanya memberikan materi dan edukasi terkait dengan gim, di akademi ini, PBESI juga mengajarkan kepemimpinan, nutrisi, kesehatan, media sosial, dan kerja sama antarpemain. Mereka akan melibatkan para akademisi dan praktisi di bidang e-sports, psikologi, public speaking, personal branding, hingga hukum.
Menariknya lagi, Akademi Esports Garudaku akan hadir sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Saat melihat perkembangan e-sports, psikolog Ajeng Raviando menyebut program tersebut sebagai hal positif untuk anak muda di masa depan, terlebih sudah banyak mengakses dunia digital saban hari.
Baca juga:
"Esports tidak lagi stigmanya selalu negatif. Orang tua sering punya stigma negatif dengan aktivitas anaknya. Apalagi di masa pandemi ini, sebagian besar waktu anak dimanfaatkan secara online, seperti sekolah dan kerja kelompok. Ini menjadi suatu kekhawatiran dengan imbas juga ke e-sports, dianggap buang-buang waktu dan tidak produktif," kata Ajeng dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/3).
E-sports, menurut Ajeng, bukan soal gim saja tetapi juga karakter dan daya analisa. Berbeda dengan anak muda hanya bermain gim saja dan kemudian tidak ada tujuan.
"Biasanya, kendala paling besar adalah bagaimana anak-anak punya kedisiplinan dalam membagi waktunya. Punya waktu enggak untuk mengatur e-sports dan kapan fokus ke akademisnya. Banyak juga orang tua takut anaknya jadi enggak belajar, malah fokus ke game terus," ungkap Ajeng.
Baca juga:
"Nah dengan platform Akademisi Esports Garudaku, jadi keunggulan dan program-program sudah disiapkan. Mulai dari mengasah kemampuan soft skill anak sampai bagaimana anak diajari mengatasi kendala-kendala dialami. Dengan adanya akademi ini, kapasitas atau potensi seorang anak bisa dikembangkan menjadi kompetensi," lanjutnya.
Seorang atlet e-sports terkadang dijadikan role model di kalangan anak-anak muda zaman sekarang. Meski e-sports banyak dijadikan hobi, anak-anak tetap butuh pendampingan dari guru dan juga sekolah.
Akademi Esports Garudaku tidak hanya hadir sebagai ekstrakurikuler untuk materi pembelajaran saja, tetapi juga menjadi ajang peningkatan prestasi dan pembangunan karier di masa depan. Di sini, mereka dapat mengembangkan potensi diri sebagai atlet, caster, atau analis pertandingan. (and)
Baca juga:
Akademi Esports Garudaku Siap Dukung Atlet Esports Tanah Air
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Trailer Film Live-Action 'Street Fighter' Rilis, Ini Deretan Aktor-Aktris Pemeran Ryu Dkk
Trailer Perdana Film Live-Action 'Street Fighter' Dirilis, Siap Suguhkan Aksi Laga Intens
Timnas MLBB Indonesia Ukir Sejarah Peringkat 4 Dunia IESF WEC 2025, Langsung Fokus SEA Games Thailand
Indonesia Genggam Dunia Esports: MLBB Putri Pertahankan Tahta IESF WEC 2025, Win Rate 100 Persen Cuy
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
Politikus DPR Dukung Pembatasan Usia Game Online, Platform Wajib Patuhi Regulasi Nasional
Lagi-Lagi Ditunda, Grand Theft Auto 6 Baru bakal Rilis November 2026
Honkai: Star Rail Versi 3.7 Hadir 5 November, Tutup Bab Amphoreus dan Perkenalkan Cyrene
Kena Gelombang PHK Massal, Netflix Tutup Studio Gim Besar Keduanya