Coach Fakhri Mulai Cemaskan 'Sindrom Bintang' Para Pemain Timnas U-16
Pelatih timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini. Foto: PSSI
MerahPutih.Com - Lolosnya Timnas U-16 ke babak perempat final Piala AFC U-16 tahun 2018 membawa beban tersendiri bagi sang pelatih Fakhri Husaini. Coach Fakhri demikian sapaannya, meski bangga dengan pencapaian skuat Garuda Asia namun tetap menyimpan perasaan was-was.
Betapa tidak, pujian dan harapan yang tinggi dari para pencinta sepak bola Tanah Air membuat Bagus Kahfi cs berpontensi terkena 'sindrom bintang'. Coach Fakhri mengatakan dirinya tak ingin pemain dihancurkan oleh sindrom bintang.
"Berkali-kali saya sampaikan itu ke pemain karena sudah banyak pesepak bola berbakat Indonesia hilang karena sindrom ini," ujar Coach Fakhri di Selangor, Malaysia, Jumat (28/9).
Pelatih asal Aceh tersebut menganggap salah satu penyebab munculnya sindrom bintang itu adalah pujian yang berlebihan dari media kepada seseorang, dalam hal ini pesepak bola.
Padahal sebenarnya, apa yang dicapai pemain itu belumlah seberapa. Sosok-sosok yang diangkat tinggi itu kemudian merasa dirinya yang terbaik.
"Apa yang disampaikan media seperti melalui tulisan biasanya lebih hebat dibandingkan kenyataannya. Padahal pesepak bola itu masih calon bintang, bukan bintang yang sesungguhnya," tutur Fakhri.
Ketika ditanyakan apakah timnas U-16 Indonesia sudah dirasuki sindrom bintang ini, Fakhri Husaini menyebut bahwa itu bisa saja sudah terjadi.
Selain pemberitaan media, faktor media sosial menjadi salah satu sumber utama munculnya sindrom bintang.
"Dan saya tidak bisa membendung itu. Perhatikan saja, ketika mereka bermain bagus, pujian yang datang dari media sosial luar biasa. Namun, ketika berperforma buruk, mereka cepat pula kena hujat. Bagi pemain yang mentalnya kuat mengelola itu memang tidak ada masalah, tetapi yang tidak? Ini memang sulit," terang Fakhri.
Salah satu cara yang dilakukan tim pelatih untuk menekan sindrom bintang di kalangan pemain timnas U-16 Indonesia adalah dengan menjalin komunikasi. Dalam hal ini, tim pelatih dibantu psikolog timnas U-16 Indonesia, Laksmiari Saraswati.
Selain itu, metode lain yakni mengendalikan penggunaan gawai di kalangan pemain. Waktu pemakaian gawai semakin dibatasi seiring semakin dekatnya pertandingan, bisa hanya setengah jam sehari.
"Jujur saja, 'handphone' itu musuh utama saya di tim ini," kata Fakhri sebagaimana dilansir Antara.
Sementara gelandang serang tim nasional U-16 Indonesia Rendy Juliansyah menegaskan dirinya tidak terkena sindrom bintang, meski dirinya memiliki pengikut (followers) lebih dari 636.000 orang di akun media sosial Instagramnya.
"Saya tidak merasa kena sindrom bintang. Saya fokus ke latihan dan mendengarkan instruksi pelatih. Apapun komentar warganet, bagi saya itu penilaian masing-masing. Jadi saya mencoba untuk mengerti saja," tandas Rendy Juliansyah.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Gempa Donggala, BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami
Bagikan
Berita Terkait
Andai Tinggalkan Manchester United, Bruno Fernandes Mau Main di Italia atau Spanyol
Robert Lewandowski Bisa Bertahan Semusim Lagi di Barcelona, Begini Skenarionya
Gaji Masih Nunggak, PSG Harus Bayar Rp 1,1 Triliun ke Kylian Mbappe
Masa Depan Mike Maignan Belum Jelas, AC Milan Diam-diam Incar Alisson Becker
Mengejutkan, Manchester United Hampir Jual Bruno Fernandes ke Al-Hilal Musim Lalu!
Barcelona Tekuk Guadalajara 2-0, Jaga Asa Pertahankan Gelar Piala Raja
11 Pemain Sepak Bola Terbaik Putri 2025, Didominasi Dari Spanyol
Ousmane Dembele Sukses Kawinkan Gelar Ballon d’Or dan The Best FIFA 2025
Prediksi Susunan Pemain Guadalajara vs Barcelona, Semua Mata Tertuju pada Szczesny dan Ter Stegen
Denzel Dumfries Harus Jalani Operasi, Inter Milan Cari Penggantinya di Bursa Transfer Januari