Cinta pada Pandangan Pertama Bukan Cuma Mitos


Cinta pada pandangan pertama mungkin saja terjadi. (Foto: Pexels/@Andrea Piacquadio)
SAAT pertama kali melihatnya, rasanya jantungku langsung berhenti berdetak. Menatap matanya membuatku tahu bahwa dialah jawaban yang selama ini kucari. Inilah premis klise jatuh cinta pada pandangan pertama yang biasa kita temukan dalam kisah-kisah ala film dan buku romantis.
Dalam banyak cerita, kedua tokoh utama digambarkan dapat langsung jatuh hati meski baru pertama kali bertemu. Seolah-olah legenda tentang panah yang ditembakkan cupid benar-benar nyata.
Namun apakah jatuh cinta pada pandangan pertama benar adanya? Atau sebenarnya hanya sebuah omong kosong hiperbola belaka untuk menjual cerita biasa supaya jadi luar biasa?
Baca juga:
1. Mengapa cinta jenis ini mungkin saja terjadi

Pada dasarnya cinta pada pandangan pertama memang merupakan sebuah konsep yang sulit untuk dijelaskan. Banyak yang percaya bahwa cerita cinta bak dongeng ini mungkin saja terjadi. Namun tak sedikit pula yang berpendapat bahwa cinta tersebut hanya sebatas atraksi seksual saja.
Menurut data dari studi Match's Singles di AS, faktanya cinta pada pandangan pertama terjadi lebih banyak dari yang mungkin kamu pikirkan.
"Cinta romantis berjalan di sepanjang jalur listrik dan kimiawi tertentu melalui otak yang dapat dipicu secara instan," terang Kepala Penasihat Ilmiah dan Antropolg Biologi Match Dr. Helen Fisher.
Lebih lanjut, hampir 34 persen jomlo mengatakan bahwa mereka pernah mengalami sendiri jatuh hati pada orang yang baru pertama kali ditemui.
Berdasarkan data yang ditemukan 41 persen laki-laki lebih banyak mengalaminya. Sementara hanya 29 persen perempuan yang merasakannya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Social Psychology awal tahun 2019 menemukan bahwa pria biasanya jatuh cinta jauh lebih cepat dibandingkan perempuan.
Menurut Fisher, statistik menunjukkan pria lebih sering mengalami cinta pada pandangan pertama karena mereka lebih melihat visual.
2. Alasan ilmiah mengapa orang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama

Ada beberapa alasan ilmiah yang mendukung konsep ini. Pertama karena ada reaksi kimia yang memang terjadi dalam otak kita.
Kepada The Huffington Post Dr. Trsiha Stratford, seorang neuropsikoterapis, mengatakan saat jatuh cinta otakmu menciptakan dopamin dan serotonin.
"Terlihat seperti otak seseorang yang sedang mengonsumsi heroin," jelasnya. Bahan kimia itulah yang membuatmu langsung merasakan keterikatan dengan seseorang.
Kemudian melalui sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, data menyebutkan bahwa orang bisa langsung segera memutuskan jika mereka menemukan seseorang yang menarik.
Fenomena cinta pada pandangan pertama tidak dapat terjadi tanpa keterikatan awal tersebut. Jadi sebenarnya kamu bisa langsung mencintai seseorang meski baru pertama kali bertemu, karena ada sesuatu dari orang tersebut yang membuatmu tertarik. Kemudian kamu langsung melabelinya dengan perasaan cinta.
Baca juga:
3. Argumen yang menentang cinta pada pandangan pertama

Aaron Ben-Zeev, Ph.D. dalam tulisannya di laman Psychology Today menyebutkan ada dua argumen mengapa beberapa orang tidak mempercayai cinta pandangan pertama.
Pertama ialah alasan epistemik yang mengklaim bahwa pada kasus cinta pada pandangan pertama orang belum memiliki pengetahuan mengenai karakteristik seseorang untuk bisa langsung jatuh hati. Kamu belum punya alasan yang cukup kuat untuk bisa langsung menyukai seseorang sesaat setelah bertemu.
Ben-Zeev mengatakan cinta itu tidak hanya terdiri dari penampilan luar saja, tetapi juga pengenalan karakter. Dan sayangnya pengetahuan mengenai karakter seseorang ini tidak mungkin didapat saat pertama kali bertemu.
Mereka butuh saling mengenal dan membangun relasi terlebih dahulu untuk bisa mengetahui sifat pasangan. Jadi sebenarnya konsep ini hanyalah angan-angan atau imajinasi dan bukan emosi cinta yang nyata.
Sementara alasan kedua mengacu pada perkara eksistensial. Maksudnya adalah dalam cinta pandangan pertama kita belum punya waktu untuk melakukan aktivitas khas pasangan.
Padahal menurut Been-Zev cinta itu bukan hanya tentang perasaan, melainkan juga melibatkan kegiatan bersama. Karena kedua orang baru saja bertemu, jadi respon cintanya pasti berbeda dengan yang dialami pasangan yang memang sudah lama menghabiskan waktu bersama.
Pada akhirnya jika membicarakan cinta, hal ini tidak terlepas dengan keyakinan dan harapan. Beberapa percaya pada cinta pandangan pertama dan berharap itu terjadi pada mereka.
Apapun alasan di baliknya, entah karena dipengaruhi keinginan biologis atau disebabkan gagasan yang didapatkan dari cerita mengenai seseorang ditakdirkan untuk mencintaimu tanpa alasan, itu tidak lagi terlalu penting. Semuanya kembali lagi pada keyakinan dan kepercayaanmu masing-masing. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ramalan Zodiak Hari Ini 12 September 2025: Karier dan Percintaan Penuh Ujian

Ramalan Zodiak Hari Ini 9 September 2025: Karier dan Cinta Kamu Sedang Diuji?

Ramalan Zodiak Hari Ini, 7 September 2025: Percintaan dan Keuangan, Bikin Pusing?

Ramalan Zodiak Hari Ini 6 September 2025: Karier dan Asmara yang Perlu Anda Tahu

Ramalan Zodiak Hari Ini, 5 September 2025: Masalah Percintaan dan Keuangan Mengintai

Ramalan Zodiak Hari Ini 4 September 2025: Karier Cerah, Asmara Menggoda!

Ramalan Zodiak Hari Ini, 2 September 2025: Cinta, Karier, dan Keuangan

Ramalan Zodiak Hari Ini, 31 Agustus 2025: Karier dan Asmara yang Perlu Diperhatikan

Ramalan Zodiak Hari Ini, 29 Agustus 2025: Karier dan Cinta, Mana yang Harus Waspada?

Ramalan Zodiak Hari Ini, 28 Agustus 2025: Keuangan dan Percintaan yang Perlu Diwaspadai
