Cinta Luntur Wota Uzur


Saat ini JKT48 sudah memiliki jutaan penggemar yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. (Foto: YouTube/@Ihan_Raihan28)
KONSER itu baru saja usai. Bersama temannya, Billy bergegas dari tempatnya berdiri menonton. Keringat masih mengucur dari keningnya. Dia hampir mencapai pintu keluar, tapi langkahnya terhenti.
Petugas keamanan memintanya bertahan sebentar. "Sebentar ya, jangan keluar dulu masih ramai penonton dari JKT48 di luar," ucap pihak keamanan tersebut kepada Billy dan temannya.
Billy gundah. Dia ingin menyaksikan penampilan JKT48 setelah menonton konser FLOW di Impacnation Japan Festival 2023.
"Gue niat awal, tuh, abis nonton FLOW langsung geser ke JKT48. Cuma akhirnya enggak bisa," cerita Billy kepada Merahputih.com.
Pemuda berusia 31 tahun yang menyukai budaya Jepang tersebut menambahkan, butuh waktu sekira setengah jam sampai akhirnya bisa keluar dari venue. Saat dia keluar, penampilan JKT48 sudah bubar.
Billy, seorang administrator di sebuah usaha biliar, mengaku memang menyukai kebudayaan Jepang, mulai dari musik, anime, bahkan JKT 48. Namun, ia tak sampai masuk ke komunitas atau pun mengikuti tiap jadwal Theater JKT48 yang berada di FX Sudirman, Jakarta.
Baca juga:

“Suka memang dengan kebudayaan Jepang, karena dari kecil kali, ya, suka nonton animasi pagi-pagi tuh. Nah dari situ akhirnya pas sudah dewasaan dikit mulai cari-cari lagi, melanjutkan episode yang enggak ditayangin di televisi,” lanjutnya.
Billy menceritakan ketertarikannya dengan JKT48 bermula dari anime. Ia mulai mengenal pelbagai soundtrack-nya sampai akhirnya ia membaca cerita tentang kehadiran JK48.
Pembentukan JKT48 pertama kali diumumkan pada 11 September 2011 di sebuah acara AKB48, grup induk JKT48, yang diadakan di Makuhari Messe di Chiba, Jepang.
Wawancara untuk peserta berlangsung pada akhir bulan September, dengan audisi final untuk finalis pada 8-9 Oktober 2011. Kemudian pada 17 Desember 2011, para trainee generasi pertama memulai penampilan perdana mereka dalam acara musik di salah satu TV nasional.
Sejak kali pertama muncul pada 2011, JKT48 menarik banyak penggemar. Mereka disebut 'wota'. Saat ini JKT48 sudah memiliki jutaan penggemar yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Konsep JKT48 sama dengan konsep yang digunakan AKB48, yaitu ai ni ikeru aidoru. Konsep ai ni ikeru aidoru ini merupakan konsep yang menunjang kedekatan penggemar terhadap idolanya.
“Konsep idola yang keberadaan idolanya ditunjukkan apa adanya oleh manajemen kepada penggemarnya. Apa adanya ini dijelaskan pada kemampuan anggota yang awalnya hanya bisa bernyanyi atau menari saja, bahkan ada yang tidak bisa keduanya mengikuti berbagai macam pelatihan dan kegiatan acara sampai sekarang menjadi bisa menari dan bernyanyi," ungkap Niko Rulando dalam Fenomena Idola : JKT48 dan Fetisisme Komoditas.
Idola atau dalam pelafalan Jepang disebut aidoru adalah salah satu fenomena dalam kebudayaan populer Jepang. Fenomena ini pertama kali muncul sekira 1970-an yang dilatarbelakangi oleh perubahan dalam sistem kemasyarakatan Jepang.
Masyarakat Jepang mengalami peningkatan kemakmuran sehingga memengaruhi pandangan dan gaya hidup masyarakat Jepang. Mereka giat bekerja hingga mencapai tingkat kemakmuran sedemikian tinggi.
Peningkatan kemakmuran dibarengi oleh peningkatan rasa cemas dan haus hiburan. Mereka butuh penyaluran emosi untuk mengatasi stres akibat beban kerja. Maka bermunculanlah konsep hiburan baru: dari tempat, idoling, sampai menjadi fans grup hiburan populer.
Baca juga:
"Tahun 1971 merupakan tahun pertama dimulaunya era idol. Menurut data, terdapat sekitar 700 idol memulai debut diantara tahun 1971 hingga 1975," kupas Mutiara Fallahdani dalam Pandangan Fans Pria Single di Wilayah Jabodetabek Terhadap AKB48.
Grup idol yang pertama muncul adalah San-Nin Musume yang terdiri dari tiga perempuan: Mari Amachi, Saori Minami, dan Rumiko. Kemudian muncul pula grup idol lelaki remaja seperti Hikaru Genji dan Go Hiromi
Para penggemar hiburan populer ibarat bahan bakar yang membuat hiburan itu tetap berjalan. Situasi ini berlanjut hingga kemunculan AKB48 dan sister group-nya di beberapa negara.
Para penggemar rela melakukan segalanya untuk dekat dengan para idolanya. Dalam kasus JKT48, mereka datang dan memberi dukungan tulus kepada para member lengkap dengan light stick dan teriakan chant mix untuk menyemangatinya.
“Taigaa, Faiyaa, Saibaa, Faibaa, Daibaa, Baibaa,” begitulah mereka berteriak sepanjang penampilan JKT48, melepas beban keseharian.
"Mereka percaya dengan melakukan itu, JKT48 akan tetap ada untuk menghibur mereka," sebut Niko
Sebagai Wota, Billy juga sempat merasakan atmosfer seperti itu. Namun, lambat laun, kesibukannya mengalihkan perhatiannya dari idoling.
Ia menjadi satu dari sekian banyak Wota JKT48 yang tak lagi larut mengikuti pergantian generasi idol-nya. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Hololive Indonesia Siap Gelar Konser Perdana Bertajuk Chromatic Future, Tampilkan Ayunda Risu hingga Kobo Kanaeru

Mengenang Nobuo Yamada, Vokalis Legendaris di Balik Lagu Saint Seiya

Raih 31,7 Juta Streaming, Golden Soundtrack Demon Hunters Kudeta Jawara 9 Pekan Berturut Billboard Hot 100

Grass Wonder Wafat di Usia 30, Kuda Ikonik di Balik Karakter Umamusume

Lirik 'Percikan Kecil', Lagu Kolaborasi JKT 48 dan Bernadya

Anime 'One Piece' Episode 1137 Tayang 27 Juli, Hadir dengan Judul: 'Maaf, Ayah – Air Mata Bonney dan Tinju Kuma'

Demon Slayer In Concert Hadir Oktober 2025! Tiket Sudah Bisa Dipesan Sekarang

Eks Member JKT48 Bentuk Girlband Mantradhara, Konsep Musiknya Lebih Berani

Lirik Lagu 'GO AND FIGHT!' - JKT48, Penuh Pesan Positif bagi Penggemarnya

Lirik Lagu Go and Fight JKT48, Lengkap dengan Makna
