Chang’e 5 Temukan Air di Bulan


Air di Bulan jadi penemuan terbaru pesawat robotik Tiongkok, yakni Chang’e 5. (Foto: CSNA)
MISI ke Bulan yang dilakukan oleh Tiongkok dengan robot Chang’e 5, menemukan air di Bulan. Selama ini Bulan dianggap tidak memiliki air namun robot itu berhasil menemukan bukti keberadaan air di permukaan bulan.
Seperti dilansir laman USSFeed (11/1), tim peneliti yang dipimpin Profesor Lin Yangting dan Lin Honglei dari Institute of Geology and Geophysics, Chinese Academy of Sciences menemukan adanya bekas air di bebatuan yang diambil oleh Chang’e 5 untuk diteliti.
Baca Juga:

Temuan ini kemudian dipublikasikan pada jurnal Science Advances, yang melibatkan pula peneliti dari National Space Science Center of CAS, University of Hawaii, Shanghai Institute of Technical Physics of CAS, dan Nanjing University.
Chang’e 5 mendarat pada bagian Bulan yang berlapis batu basalt muda, dan mengirimkan bebatuan seberat 1.731 ke Bumi. Sebelumnya bebatuan itu diangkut menggunakan lunar mineralogi spectometer (LMS) yang ada di pesawat robotik itu.
Hasilnya menunjukan adanya bekas air di dalam bebatuan. Air (OH/H20) bisa terdeteksi menggunakan spektrometer di ~3 µm. Hanya saja, pada 2 µm, emisi panas dari lapisan Bulan menutupi fitur spektrometer. Hebatnya, para peneliti menggunakan model koreksi thermal untuk bisa membaca hasil spektometer tersebut. Hasilnya ditemukan genangan air sebanyak 120ppm di tempat Chang’e mendarat.
Baca Juga:

Chang’e 5 adalah misi tanpa awak yang mendarat pada Desember 2020 lalu. Misi itu membawa 1,7 kg batuan bulan ke Bumi yang merupakan contoh pertama yang dikumpulkan sejak tahun 1976 menggunakan Luna 24 Uni Soviet. Tujuan lain Chang’e-5 ialah menemukan bukti dari beberapa letusan gunung berapi termuda di Bulan.
Negeri tirai bambu itu memang sering kali melakukan hal-hal yang terbilang gila. Sebelumnya negara yang dihuni sekitar 1,402 miliar jiwa itu membuat matahari buatan yang panasnya lima kali dari matahari biasanya. Reaktor fusi nuklir Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) mempertahankan suhu 158 juta derajat hahrenheit (70 juta derajat celcius) selama 1.056 detik. Pencapaian ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat untuk menciptakan sumber energi bersih yang hampir tak terbatas. (Rey)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Uji Ketahanan Xiaomi 17 Pro: Layar Dragon Glass 3.0 Tangguh, tapi Ada Bagian yang Bikin Kecewa

iPhone Air Kurang Laku di Pasaran, Apple Siapkan Model 'Flip' Tahun Depan

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Segera Rilis Global, ini Varian Warna yang Hadir

Edit Video 360 Enggak Pakai Ribet, Cukup Pakai AI Gratis ini!

POCO F8 Ultra Sudah Raih Sertifikasi NBTC, Kemungkinan Debut Global dalam Waktu Dekat

Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!

DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor

Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok
