Chanel Batasi Pembelian Satu Tas per Tahun di Korsel


Hal ini mungkin disebabkan oleh melimpahnya pengecer yang membanjiri pasar Korea Selatan. (heraldm.com)
PEMBELI Korea Selatan yang ingin mengumpulkan beberapa tas Chanel tahun ini mungkin akan kecewa. Brand mewah tersebut mengeluarkan kebijakan baru: satu tas per pelanggan per tahun.
Menurut laporan eksklusif oleh surat kabar harian Korea Selatan Hankook Ilbo, pembeli di Chanel hanya diizinkan untuk membeli satu Timeless Classic flap bag dan satu Coco Handle handbag setiap tahun.
Media tersebut berbicara dengan juru bicara Chanel Korea yang mengatakan batas belanja baru diberlakukan mulai 10 Oktober. Kebijakan tersebut juga berlaku untuk barang-barang aksesori kecil seperti dompet dan pouch.
BACA JUGA:
Tidak jelas apakah kebijakan batas pembelian ini terbatas pada toko Chanel di Korea Selatan, atau apakah outlet lain di seluruh dunia akan mengikuti.
Chanel Korea mengatakan kepada Insider bahwa beberapa produknya sangat dicari oleh kliennya. "Untuk memuaskan (pelanggan kami) secara memadai, kami dapat mengambil tindakan yang tepat di tingkat lokal," kata juru bicara Chanel Korea kepada Insider (18/10).

Meskipun alasan penerapan batas pembelian baru ini tidak diberikan, The Korea Times melaporkan bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh melimpahnya pengecer yang membanjiri pasar Korea Selatan.
Para pengecer ini memperoleh barang-barang Chanel melalui "open runs", sebuah sistem di mana orang-orang membentuk barisan meliuk-liuk di luar toko Chanel pada dini hari, lalu bergegas masuk begitu toko dibuka untuk mengambil barang-barang pilihan. Kalau di Indonesia sistem yang sama diakali dengan jasa titip atau jastip.
Tas dan barang-barang kulit ini kemudian dijual kembali dengan mark-up 300 USD atau sekitar Rp 4.241.940 hingga 400 USD atau sekitar Rp 5.652.480. Para pembeli bersedia membayar pengecer untuk kenyamanan dan tidak harus mendatangi "open runs" secara langsung.

'Open runs' menjadi begitu intens, lapor Harian Ekonomi Korea, sehingga pengecer mulai mengantre di depan department store seperti toko besar Shinsegae di distrik perbelanjaan Myeong-dong dengan kursi dan tenda. Di sana, mereka menunggu gerbang dibuka hanya untuk berlari melewati enam atau tujuh mal di distrik itu untuk menyapu bersih barang-barang mewah yang didambakan.
Beberapa orang yang mengantre mengatakan kepada Korea Economic Daily bahwa melakukan 'open runs' ini merupakan pekerjaan sampingan yang menguntungkan yang dapat menghasilkan 90 USD (Rp 1.271.772) hingga 270 USD (Rp 3.816.544) per barang jika mereka berhasil mendapatkan tas yang diinginkan klien mereka.
Pasar barang mewah Korea Selatan yang booming bernilai 15 triliun won Korea Selatan (Rp 178.508.203.800.000) pada tahun 2020. Harian Ekonomi Korea secara terpisah melaporkan pada bulan September bahwa milenial, terutama pria berusia 20-an dan 30-an, sangat bersedia berbelanja secara royal pada barang-barang bermerek, dan menyumbang untuk sekitar sepertiga dari pasar barang mewah dan retail negara itu.(aru)
Bagikan
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan

Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’

Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
