Cerita di Balik Penampilan Seni Reak Juarta Putra Bersama Arrington de Dionyso di Synchronize Fest 2024


Juarta Putra pernah tampil di festival musik yang berada di Denmark. (Foto: MerahPutih.com/Febrian Adi)
MERAHPUTIH.COM - BUTUH empat tahun untuk bertemu langsung Anggi Nugraha, orang di balik kelompok seni reak Juarta Putra. Sosok agak tinggi dengan kulit cokelat sawo matang ini dipenuhi keringat di sekujur tubuh dan wajahnya, mengingat ia dan kelompoknya baru saja tampil di salah satu festival musik besar di Jakarta.
“Halo, Mas Ian akhirnya ketemu juga,” ucap Anggi sembari memeluk erat badan penulis. Sebuah sambutan hangat darinya. Ia menuntun ke dalam ‘ruang hijau’ untuk mendapatkan tempat wawancara yang lebih sesuai.
Di sela perjalanan, Anggi kembali mengingat momen wawancara perdana bersama Merahputih.com yang dilakukan secara daring melalui Google Meet pada Oktober 2021.
"Merahputih.com ialah media daring nasional yang pertama kali mewawancara saya dan Juarta Putra," celetuk Anggi di 'area hijau' dalam salah satu festival musik.
Baca juga:
Synchronize Fest 2024 Satukan Lintas Generasi untuk Rayakan Musik Indonesia
Pertemuan itu terjadi di festival musik lokal Synchronize Festival 2024. Anggi dan kelompok Juarta Putra tampil di XYX Stage pada Jumat (4/10) bersama Singo Sembrono dan seniman eksperimental Arrington de Dionyso.
Penampilan 45 menit itu begitu memukau indera mata dan juga pendengeran. Mereka menampilkan gerakan tak biasa diarungi bunyi instrumen saksofon dan instrumen tradisional dari para pemain Singo Sembrono.
Penampilan itu bahkan menyuguhkan seni reak serta praktik debus. "Benar-benar experience yang beda nonton hal begini di Synchronize," ucap Luthfi, salah seorang penonton yang hadir hari itu.
Di atas panggung 360, kepulan asap serta tata lampu yang memukau, aksi Arrington de Dionyso dan Singo Sembrono seakan menuju titik sempurna. Bebunyian dari instrumen gendang, suling, dog-dog, tilingtit, bangplak, brung, bedug hingga saksofon terdengar begitu asing dan juga menegangkan dalam durasi 45 menit.

Tak hanya membicarakan penampilan perdananya yang sukses malam itu, Anggi juga kembali mengenang perjalanannya kembali ke Denmark untuk Roskilde Festival di 2021 silam.
“Sebulan sebelum berangkat mungkin yang agak direpotkan masalah akomodasi tiket pesawat, karena waktu itu masih COVID-19 dan ketika penerbangan dibuka kembali, tiketnya jadi semakin mahal. Akhirnya kami coba mengajukan ke pusat, ke Kementerian Kebudayaan yang membantu akomodasi kami hanya lewat tiket pesawat. Sisanya seperti paspor memang mengalami kesulitan, tapi tak terlalu diribetkan,” cerita Anggi.
Anggi bersama tujuh orang lainnya menetap di Denmark selama 15 hari dan memutuskan untuk memperpanjang waktu tinggal karena sempat ngamen serta mendapatkan sedikit rezeki.
“Sempat ada momen kami mainkan musik ini dari pukul 23.00 sampai 04.00. Itu orang-orang di situ benar-benar menikmati apa yang kami mainkan saat itu. Terus keesokan harinya, kami didatangi salah satu panitia acara terus diberikan segepok uang dan beberapa krat bir,” lanjutnya.
Dari Rosklide Festival di 2021 dan Synchronize Festival di 2024, Anggi Nugraha bersama teman-teman Juarta Putra telah melalui perjalanan yang cukup menguras tenaga dalam memperkenalkan kesenian ini ke khalayak luas.
Anggi mengungkapkan bisa bermain di Synchronize Festival merupakan list wajib yang harus dituntaskan. “Main di sini memang keinginan dari dulu Mas, karena melalui festival ini kami bisa memperkenalkan kesenian kami lebih luas dengan para penonton yang tak terpaut usia," katanya.
Penampilan di Synchronize akhirnya terjadi. Hal itu tak lepas dari perkenalannya dengan seniman eksperimental Arrington de Dionyso pada 2023. "Latihan kami dalam format berbeda, lebih banyak ngobrol dan berbagi perspektif. Dari situ ada proses latihan olah rasa yang akhirnya disalurkan dalam komposisi yang terjadi di atas panggung."
Seperti gaung bersambut, saat obrolan membahas Arrington, orangnya tak sengaja lewat tepat di belakang, Anggi secara spontan memanggil dan memperkenalkan dirinya.
Saat ditanya apa yang membuat ia tertarik membawa Juarta Putra, Arrington menjawab, "Saya rasa ruh saya yang membawanya sampai ke sini. Saya juga sebenarnya sudah lama melihat Juarta Putra ini, tapi hanya melalui daring."
Tak hanya kerja keras dan keringat, tapi disiplin jugalah yang membawa Juarta Putra untuk terus memperkenalkan kesenian yang dibawakan kelompok seni berusia lebih dari 40 tahun itu. Kolaborasinya bersama Arrington de Dionyso juga bukan tanpa kebetulan, terlihat seakan semesta mendukung keberadaan kelompok seni reak Juarta Putra ini.(far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Lirik Lagu 'Judi', Sebuah Kritik Sosial Rhoma Irama lewat Musik Dangdut

Lirik Lagu “INSIDE OUT” dari DAY6, Kembali dengan Kisah Cinta Penuh Kerentanan

Lirik Lagu 'The 1' dari Taylor Swift, Bawa Kisah Nostalgia yang Menyentuh Hati

Lirik Lagu Ours to Keep dari Kendis, Ajak Pendengar Merasakan Sisi Rapuh Seseorang

Lirik Lengkap Lagu 'Toki Yo Tomare' dari ILLIT, Pertegas Eksistensinya di Kancah Musik Jepang

Luncurkan EP 'Midnight’s Promises', Gabriella Ekaputri Tuangkan Luka dan Kekuatan

The Kid LAROI Rilis “A COLD PLAY” Lagu Patah Hati dengan Refleksi Mendalam, Berikut Lirik Lengkapnya

Ruang Senja Angkat Filosofi Stoicism dalam Single Baru “Tak Semua Dalam Kendalimu”

Lagu Ikonik Naif 'Piknik 72' Dibawakan oleh Pee Wee Gaskins dan Jadi Bagian Mini Album, Simak Liriknya

Lagu 'sad face :(' dari No Na Bentuk Eksistensi, Bicara Toxic Relationship
