Cara Mengatur Keuangan Agar Hidup Lebih Nyaman di Tahun yang Baru
Jangan boros. (Foto- pixabay/stevepb)
TIDAK hanya tahun yang baru. Kamu juga harus bisa memiliki sistem keuangan yang baru. Di tengah pandemi COVID-19, pastinya seluruh aspek mengalami hambatan, apalagi untuk urusan finansial.
Ada berbagai pengeluaran yang tidak terencana, mulai dari menyetok bahan makanan untuk mempersiapkan social distancing, menyediakan produk sanitasi untuk menjaga kebersihan, sampai tambahan biaya untuk kenaikan harga sembako dan tarif transportasi.
Menanggapi fenomena tersebut, kita harus mulai membuat perencanaan keuangan untuk meraih kehidupan yang lebih nyaman dan stabil di tahun yang baru.
"Tahun baru adalah harapan baru mencapai goals dan mengatur keuangan lebih baik lagi. Jadikan pembelajaran pada tahun-tahun sebelumnya dalam mengatur keuangan Anda," ungkap perencana keuangan tersertifikasi, Rizki Marman Saputra kepada MerahPutih.com lewat WhatsApp.
Ia menyarankan para milenial untuk mulai membuat skala prioritas. "Lakukanlah hal sederhana seperti mulai mem-poskan income atau penghasilan dengan skema pembagian perencanaan 40 30 20 10," jelasnya.
40 persen untuk kebutuhan biaya hidup seperti makan dan transportasi, 30 persen untuk membayar kewajiban liabilitas seperti bayar cicilan KPR, cicilan mobil, kartu kredit. Lalu 20 persen untuk berinvestasi seperti membeli reksadana, nabung saham, atau ditabung. Dan 10 persen untuk membayar asuransi, zakat, dan sedekah.
Baca juga:
Wida Winarno: 'Berkawan' dengan COVID-19 untuk Survive di Pandemi
Jika gaya hidupmu terlalu konsumtif tahun ini, berangkatlah dari melunasi atau mencicil utang-utangmu seperti cicilan kartu kredit dan PayLater. Setelah melunasi utang, baru kamu bisa menyisihkan uang untuk berinvestasi.
Pola hidup konsumtif menurut Rizki bukanlah kebiasaan baik. Resolusikan tahun depan kamu merubah pola hidup konsumtif jadi lebih efektif dan produktif dengan mengalihkan pengeluaran ke hal- hal yang lebih bernilai serta bermanfaat di kemudian hari.
"Seperti berinvestasi, menabung emas, membeli buku, mengikuti seminar, melanjutkan sekolah atau mendapatkan ilmu dalam bentuk apapun agar dapat menjadi pribadi mempunya value yang lebih berkualitas," jelasnya panjang lebar.
Dana darurat atau emergency fund juga menjadi perencanaan yang dianjurkan oleh Rizki. Ini disebabkan karena dana darurat bisa menjadi 'penyelamat' ketika dihadapkan dengan situasi yang tidak diinginkan seperti PHK, kecelakaan, sakit, dan sebagainya.
Bagi Rizki, dana darurat prinsipnya wajib untuk disiapkan setelah biaya untuk kebutuhan hidup terpenuhi. "Sebelum menyiapkan dana untuk membeli asuransi, menabung, dan berinvestasi, dana darurat adalah hal yang harus pertama kali disiapkan sebelum beranjak kepada kebutuhan lainnya tersebut," tambah Rizki.
Berdasarkan teori financial planning, kamu bisa menyiapkan dana darurat setidaknya sejumlah 3-6 kali pengeluaran kebutuhan pokok dalam satu bulan jika belum berkeluarga atau masih single. Jadi jika pengeluaran pokok satu bulan sejumlah Rp2 juta, siapkan dana darurat setidaknya Rp6-12 juta. (shn)
Baca juga:
Cara Mempersiapkan Dana Darurat Selama COVID-19 Menurut Perencana Keuangan
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Mengaitkan Tabungan dan Kredit: Langkah Baru Menuju Inklusi Keuangan
Ramalan Zodiak, 24 Oktober 2025: Prediksi Asmara dan Keuangan, Apakah Aman?
Ramalan Zodiak, 22 Oktober 2025: Keuangan Menipis, Asmara Kandas?
Ramalan Zodiak, 20 Oktober 2025: Karier Terangkat, Asmara Terguncang?
Ramalan Zodiak 18 Oktober 2025: Cinta dan Uang, Siapkah Kamu?
Ramalan Zodiak, 17 Oktober 2025: Cinta dan Keuangan Jadi Fokus
Ramalan Zodiak, 15 Oktober 2025: Asmara, Keuangan, dan Keberuntungan
Ramalan Zodiak 11 Oktober 2025: Keuangan Naik Turun, Asmara Bikin Deg-degan!
Ramalan Zodiak 10 Oktober 2025: Ungkap Masalah Keuangan dan Asmara
Ramalan Zodiak 9 Oktober 2025: Catatan Penting Soal Keuangan dan Asmara