Wisata Indonesia

Butuh Waktu Lama Untuk Menghasilkan Kain Batik

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 31 Oktober 2018
Butuh Waktu Lama Untuk Menghasilkan Kain Batik

Proses penciptaan batik tulis sangat panjang. (Foto: Pixabay/masbebet)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BATIK sudah sangat diterima pada masyarakat. Ragam dan jenis batik sudah banyak di pasaran. Semakin hari orang semakin mengerti nilai dari selembar kain batik. Terutama batik tulis. Batik tulis dengan pewarna alami berbahan kain sutera dalam beberapa tahun terakhir ini makin diminati penggemar dan kolektor busana. Selembar kain batik itu bisa mencapai harga Rp15 juta/lembar.

Kepala Bagian Produksi Batik Semarang 16 Andi Nur Muhammad Ihsan di Semarang, seperti dilansir oleh Antara, menjelaskan segmen pasar eksklusif bahan pakaian itu menyasar kalangan pejabat dan pengusaha Indonesia yang menginginkan busana dengan motif unik.

Menurutnya harga batik tulis dengan pewarna alami berukuran 2,5 meter itu sejalan dengan prosesnya yang panjang. Karena selain berbahan baku sutera, proses pewarnaannya butuh waktu lama. Bisa sampai tiga hingga empat kali pencelupan.

batik
Batik tulis memiliki nilai yang tinggi. (Foto: Pixabay/sunawang)

Suteranya pun, kata Ihsan, khusus diproduksi dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Kain ditenun bukan dengan mesin seperti kain sutera yang banyak beredar di pasar.

"Pembatikannya butuh waktu lama. Satu lembar kain butuh waktu 2 minggu. Bahkan kadang lebih untuk motif-motif tertentu dengan kerumitan tinggi," katanya.

Oleh karena itu, Ihsan menganggap wajar bila batik tulis berbahan sutera dengan pewarna alami itu harganya dipatok Rp8 juta hingga Rp15 juta/lembar. Khusus yang berharga Rp15 juta, katanya, pembuatannya butuh waktu hingga 3 bulan.

"Batik tulis berbahan sutera dan pewarna alami tersebut tetap diburu kalangan menengah atas," katanya.

Ia menambahkan untuk batik tulis berbahan katun dan pewarna alami harganya di bawah Rp5 juta.

batik
Batik dengan pewarna alami lebih disuka orang. (Foto: instagram@batiksemarang16)

Bahan untuk pewarna alami diperoleh dari akar, kulit, dan daun tanaman, seperti pohon pisang dan kulit kayu tertentu. "Pewarna alami ini menampakkan keunikan pada penampakannya, yakni terlihat lebih kusam, tapi tetap menarik," katanya.

Batik Semarang 16 yang karya kreatifnya menyebar ke berbagai penggemar dan kolektor batik tersebut pada November 2018 akan melakukan ekspor perdana ke Hamburg, Jerman.

"Yang kita ekspor bukan hanya batik tulis, ada pula batik cap," katanya.

Batik Semarang 16 setiap hari memproduksi sekitar 20 lembar kain batik cap, sedangkan batik tulis sekitar 10 lembar/bulan. (*)

#Kain Batik
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Rahasia Batik Indonesia Tak Hanya Warisan Budaya, Tapi Senjata Ampuh di Kancah Global
Saraswati juga melihat peluang besar dari kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Juli 2025
Rahasia Batik Indonesia Tak Hanya Warisan Budaya, Tapi Senjata Ampuh di Kancah Global
Lifestyle
Pemerintah Siap Bawa Batik Indonesia Mendunia, Siap-siap Bikin Kolektor Klepek-Klepek
Batik Oey Soe Tjoen terkenal dengan detail goresan yang halus
Angga Yudha Pratama - Selasa, 01 Juli 2025
Pemerintah Siap Bawa Batik Indonesia Mendunia, Siap-siap Bikin Kolektor Klepek-Klepek
Fashion
Kreativitas Hidupkan Tren Batik di Kalangan Gen Z
Kini bahkan terlihat adanya peningkatan pesat dalam kreasi batik kontemporer.
Dwi Astarini - Kamis, 05 September 2024
Kreativitas Hidupkan Tren Batik di Kalangan Gen Z
Fashion
Inspirasi Berbusana Batik Biar Terlihat Modis
Batik menjadi bagian dari fesyen sekaligus budaya Indonesia.
Febrian Adi - Selasa, 10 Oktober 2023
Inspirasi Berbusana Batik Biar Terlihat Modis
Fashion
Denny Wirawan Hadirkan Koleksi Batik Kudus di 'Sandyakala Smara'
Koleksi 'Sandyakala Smara' berkolaborasi dengan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Andreas Pranatalta - Kamis, 07 September 2023
Denny Wirawan Hadirkan Koleksi Batik Kudus di 'Sandyakala Smara'
Tradisi
Wastra Nusantara Sarat Pesona Kekayaan Motif dan Makna
Kain tradisional khas daerah-daerah di Indonesia ini biasanya dibuat dengan tangan bukan mesin.
P Suryo R - Rabu, 01 Februari 2023
Wastra Nusantara Sarat Pesona Kekayaan Motif dan Makna
Bagikan