Buka Kongres NOC, Raja Sapta Dorong Prestasi Olahraga Indonesia Terus Meningkat
Ketua Komite Olimpiade (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari membuka Kongres NOC Indonesia. (Foto: MP/Kanu)
MerahPutih.com - Ketua Komite Olimpiade (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari membuka Kongres NOC Indonesia, Jumat (30/6). Agenda utamanya ialah untuk memilih Ketua Umum, Waketum, Komite Eksekutif dan Calon Dewan Etik.
Kongres dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, pejabat teras NOC Indonesia dan semua federasi cabang olah raga nasional. Dalam sambutannya, Okto yakin cita-cita semua pengurus cabang olahraga ingin Indonesia bersinar di kancah dunia.
Baca Juga:
NOC Indonesia Serahkan Sertifikat Keanggotaan pada 66 Federasi Olahraga
"(Semua) ingin lebih sering mendengar Indonesia Raya dikumandangkan di seluruh negeri dan Merah Putih berkibar di puncak tertinggi," kata Okto di Kongres NOC Indonesia, Jakarta, Jumat (30/6).
Okto menuturkan, semua pihak tak boleh puas dengan prestasi olahraga Indonesia. Contoh sederhana di SEA Games Kamboja. Tim Indonesia mampu melampaui target medali yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo, yakni pulang dengan membawa 87 medali lemas.
"Tapi jika kita bedah bersama, masih banyak PR untuk olahraga kita," imbuh Okto.
Ia mencontohkan, ada 36 Federasi Nasional turun di SEA Games Kamboja. Namun, hanya 13 cabor atau 36 persen yang masuk dalam DBON atau Design Besar Olahraga Nasional.
"Padahal 97 persen cabang olahraga yang berangkat ke Kamboja mampu pulang ke Tanah Air dengan kalungan medali di leher," tutur Okto.
Okto melanjutkan, ada 25 persen cabor di luar DBON yang menjadi juara umum di SEA Games 2023 Kamboja. Dan ada 40 persen cabor di luar DBON yang mampu mencetak sejarah di SEA Games Kamboja. Serta ada 34 persen cabor yang atletnya berhasil mencatatkan rekor baru di SEA Games, tapi bukan menjadi bagian dalam DBON. Ia sepakat bahwa Indonesia harus membidik pretasi tinggi yaitu Olimpiade.
"Tapi itu hanya untuk cabor Olimpiade atau ibaratnya hanya untuk nasional federasi kategori satu anggota NOC Indonesia. Lantas bagaimana untuk cabor non-Olympic, targetnya ya mengantarkan atletnya to be a World Champions," ungkap Okto.
Okto jadi salah satu yang gembira ketika Indonesia memiliki Grand Design olahraga. Artinya Indonesia memiliki peta jalan menuju prestasi di tingkat dunia.
Baca Juga:
Calon Pimpinan NOC Diberi Kesempatan Lengkapi Persyaratan Jelang Kongres
"Sebab, Indonesia sebagai bangsa besar, negara dengan populasi nomor empat terbesar di dunia wajib memiliki blueprint agar olahraga kita dapat berdiri tegak di kancah internasional,"sebut Okto.
Di depan Menpora Dito Ariotedjo, Okto juga menyebut DBON ini harus ada penyegaran.
Sebab, masih ada cabor Olimpiade yang juga belum terakomodir, padahal mereka memiliki potensi besar. Dan DBON, disebut Okto juga harus memberikan tempat untuk cabor kategori non-Olimpiade untuk bisa meraih prestasi tinggi dengan mendapatkan
dukungan dari pemerintah.
"Sebab, semua cabor harus mendapat perlakukan setara, tanpa adanya diskriminasi. Olahraga tidak statis dan kebijakan dan regulasi tak boleh dinamis," ucap Okto.
Lalu soal anggaran, Okto memahami bersama bahwa postur APBN yang dialokasikan untuk olahraga masih sangat kecil, kurang dari 0,1 persen. Tentu angka yang ada saat ini masih jauh dari ideal untuk pembinaan alokasi olahraga.
"Sementara negara-negara lain, contoh sederhana seperti Singapura sudah berani
mengalokasikan 4 persen anggarannya untuk olahraga," tutur Okto.
Ia pun mengapresiasi, Komisi X DPR RI, yang memperjuangkan agar olahraga memiliki alokasi anggaran 2 persen dari APBN untuk dapat dimasukkan dalam UU Keolahragaan saat masih dalam tahap pembahasan. Teranyar, Komisi X DPR menyetujui pagu indikatif Kemenpora untuk Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp 2,019 triliun. Termasuk menyetujui tambahannya sebesar Rp 3,7 triliun untuk pagu indikatif.
"Kami semua di sini para keluarga besar olahraga Indonesia berdoa agar pagu indikatif ini bisa disetujui menjadi pagu definitif dengan concern utama peningkatan prestasi olahraga Indonesia yang berkesinambungan," harap Okto yag mengenakan jas dan kemeja putih ini.
Ia pun memastikan, NOC Indonesia tidak akan berdiam diri. Dalam situasi ini, ia akan berusaha, mengerahkan segala upaya untuk bisa mencari pendanaan pembinaan prestasi olahraga.
"Sehingga fokus kita untuk membuat olahraga Indonesia berdiri di panggung dunia dapat terwujud," tutup Okto seraya disambut tepuk tangan meriah. (Knu)
Baca Juga:
Peringati Olympic Day 2023, NOC Indonesia Ajak Masyarakat Olahraga 30 Menit Sehari
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Turunkan 'Tim Lapis Kedua' di ISG Riyadh 2025, Indonesia Yakin Bisa Bikin Kejutan
David Beckham Resmi Dianugerahi Gelar Ksatria, Diakui atas Jasanya bagi Dunia Sepak Bola dan Masyarakat Inggris
Indonesia Amankan 3 Emas di Para Badminton International 2025, Siap Buru Gelar Juara Umum
Pramono: Belum Lengkap Jadi Warga Jakarta Kalau Belum Coba Padel, Khususnya Orang Jaksel
Masuk Rangking 5 Besar, Indonesia jadi Poros Pengembangan Woodball Asia dan Dunia
Voli Putri Indonesia Raih Perak di Asian Youth Games 2025, Tim Pelatih Sebut Gaya Permainan Beda Tipis sama Jepang
Bahas Polemik Visa Atlet Israel dengan IOC di Lausanne, NOC Indonesia: Nasib Olahraga Indonesia Baik-Baik Saja
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
Rijal Abdillah Sumbang Medali Emas Kedua di AYG Bahrain 2025, Targetkan Lolos ke Olimpiade LA 2028
Dari Negara Pengamat Jadi Anggota Negara Penuh ASEAN, Perjalan Panjang 14 Tahun Timor Leste