Bubur Setan, Bubur Mahal yang Selalu Habis Dikeroyok Penggemar

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Senin, 13 Maret 2017
Bubur Setan, Bubur Mahal yang Selalu Habis Dikeroyok Penggemar
Bubur Setan (Buset) Legenda Kuliner Kota Serang Warisan Masyarakat Tionghoa (MP/Sucitra).

Buset, begitu singkatan dari Bubur Setan yang melegenda di Kota Serang. Bubur berbahan beras yang memiliki banyak penggemar dari masyarakat biasa sampai pejabat Banten tersebut, merupakan kuliner warisan kebudayaan Tiongkok.

Kim Chong, begitu nama lelaki keturunan Tionghoa yang disebut oleh Iwan Subakti untuk memberikan keterangan tentang siapa rupanya lelaki peracik bumbu rahasia Bubur Setan. Iwan yang merupakan Muslim Tionghoa kelahiran kota Serang mengatakan bahwa awalnya Kim Chong lah penjual kuliner legendaris itu.

"Dulu yang jualan Kim Chong, sekarang anaknya. Ada di dua tempat di pasar lama (Kota Serang)," katanya.

Harus mencicipi terlebih dahulu untuk mengetahui kelezatan di balik tampilan hidangan yang nampak biasa saja itu. Yang membedakan Buset dengan bubur lainnya adalah dari tampilannya, yaitu tanpa kuah. Rasa lezatnya sudah menyatu dengan bubur nasi itu. Sementara ayam, sayuran keripik melinjo dan kerupuk yang ditaburkan, memperkaya rasa yang melelehkan air liur.

Sementara mengenai nama yang nyeleneh yaitu Bubur Setan dan disingkat Buset, sejumlah warga Kota Serang, salah satunya adalah Wibowo Sangkala, mengatakan, hal itu merujuk pada harga yang tergolong mahal untuk jajanan kaki lima.

"Mereka yang beli, menikmati kelezatannya tetapi ketika membayar mereka terkejut dan menyeru Buset! Dari cerita orang-orang sini (Kota Serang) nama itu berasal dari sana," ujarnya.

Meski mahal, karena kelezatannya orang selalu kembali untuk membeli. Tak heran, rata-rata di satu titik menghabiskan sebanyak 600 porsi setiap harinya, di titik lainnya habis 150 sampai 200 porsi perhari. "Satu porsinya dua puluh lima ribu," katanya.

Sementara itu, selain kelezatannya porsi juga sangat nyaman di perut. Nampaknya porsi normal, namun efeknya seperti menikmati makan malam dengan hidangan berat.

#Bubur Ayam Syarifah #Kuliner Serang #Kuliner Tionghoa
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan