BPBD Lebak Siaga II Ancaman Banjir


Ilustrasi hujan. (Foto: pixabay)
MerahPutih.com - Badan dan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak memberlakukan Siaga II ancaman banjir mengingat tinggi permukaan Sungai Ciujung-Ciberang hingga 397 cm dengan debit air 501 meter kubik per detik.
"Kami minta warga yang tinggal di daerah aliran sungai agar meningkatkan kewaspadaan bencana banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Rabu (2/1).
Curah hujan sejak beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Lebak cukup tinggi dan berpeluang pagi, siang, sore, malam hingga dinihari.
Intensitas curah hujan lebat, sedang dan rendah, sehingga berpotensi ancaman banjir dan longsor.
Bahkan, satu pekan lalu banjir juga menerjang beberapa desa di Kecamatan Banjasari.
Oleh karena itu, BPBD mengimbau masyarakat khususnya yang tinggal di daerah bantaran sungai agar waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana banjir.
Sebab, wilayah Kabupaten Lebak sebagian besar menjadi langganan banjir akibat luapan sejumlah sungai.
Selain itu, juga daerah rawan longsor karena terdapat perbukitan dan pegunungan. Petugas BPBD saat ini melaksanakan penyisiran di lokasi-lokasi rawan bencana alam.
Ia juga mengintruksikan kepada masyarakat, aparat kecamatan, desa/kelurahan, dan relawan agar meningkatkan kewaspadaan.
"Kami yakin melalui kewaspadaan dapat mengurangi risiko kebencanaan," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai peralatan, relawan, dan logistik, termasuk obat-obatan. Peralatan yang dimaksud, antara lain perahu motor, pelampung, tenda, kendaraan operasional juga mobil dapur.
Di samping itu, BPBD berkoordinasi dengan TNI, Polri, Tagana, PMI, Dinas Bina Marga, Dinas Kesehatan, Orari, Pers, aparat kecamatan, dan masyarakat.
Saat ini, personel BPBD dan para relawan tangguh yang bersiaga selama 24 jam di Posko Utama Penanggulan Bencana.
"Kami terus melakukan pemantauan dan koordinasi untuk penanganan kebencanaan dengan bertindak cepat melakukan evakuasi juga penyaluran bahan pokok," katanya.
Sementara itu, Sardi (50) seorang warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciujung Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan, masyarakat kini meningkatkan kewaspadaan menyusul tingginya permukaan air sungai itu.
Peningkatan air permukaan dan debit sungai itu karena hujan terus menerus dan berpeluang meluap hingga menimbulkan banjir.
"Kami dan warga di sini melakukan ronda malam karena khawatir hujan malam hari yang bisa menimbulkan luapan air sungai," katanya.
Bagikan
Berita Terkait
MPR Tanggapi Polemik Komeng dan Pramono soal Banjir, Sarankan Kolaborasi Selesaikan Bersama

Operasi SAR untuk Korban Banjir di Bali Sudah Dihentikan, Tidak dengan Bencana Tanah Longsor

18 Orang Meninggal Akibat Bencana Banjir di Bali Menurut BNPB, Simak Juga Kerusakan yang Terjadi

BMKG Peringatkan Warga Jawa Barat Potensi Cuaca Ekstrem 18-24 September, Bisa Picu Banjir hingga Tanah Longsor

Status Darurat Bencana Kota Denpasar Turun ke Transisi Menuju Pemulihan, Berlangsung Selama 3 Bulan

Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca

Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya
