Bondan Winarno, dari Wartawan Investigasi Hingga Pencetus 'Maknyuss'
Bondan Winarno. (Foto Instagram/maknyusbw)
MerahPutih.com - Ikon kuliner yang terkenal dengan jargon 'Makyusss'-nya, Bondan Winarno meninggal dunia pada Rabu, 29 November 2017. Bondan wafat dalam usia 67 tahun, meninggalkan seorang istri, Yvonne Winarno-Raket, wanita berdarah Belanda, dan tiga anak, Gwendolin Amalia Winarno, Marisol Winarno, dan Eliseo Winarno.
Pemilik nama lengkap Bondan Haryo Winarno ini lahir di Surabaya, 29 April 1950. Bondan kecil aktif di kegiatan Pramuka di sekolahnya.
Sejak remaja Bondan gemar menulis. Setelah lulus SMA, ia bercita-cita masuk Fakultas Sastra namun ditentang ibunya. Akhirnya dengan terpaksa, Bondan kuliah di Fakultas Teknik jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, Semarang.
Di sela kuliahnya, Bondan menjadi fotografer Puspen Hankam hingga 1970. Karena kecintaannya pada dunia menulis begitu besar akhirnya Bondan drop out dari kuliahnya.
Bondan cukup matang malang melintang di dunia pers, di antaranya menjadi Pemred Majalah Swa dan aktif menulis di berbagai media seperti Tempo, Kompas, Sinar Harapan dan Suara Pembaruan dll.
Tapi, karyanya yang fenomenal adalah hasil investigasi tentang kebohongan tambang emas di pedalaman Kalimantan. Investigasi Bondan bermula dari kematian Michael De Guzman, seorang manajer eksplorasi tambang PT BreX Corps dengan melompat dari helikopter.
Bondan curiga, bagaimana mungkin seorang yang berada di puncak sukses tiba-tiba mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Untuk diketahui, De Guzman melakukan penelitian terkait tambang emas yang berada di Busang, Kalimantan Timur. Saat itu, ia mengklaim telah menemukan tambang dengan cadangan emas yang melimpah, bahkan disebutnya terbesar di dunia. Setelah membuat pengumuman tersebut saham BreX pun meroket.
Tak ayal kabar ini menarik perhatian banyak orang yang ingin menjadi investor, termasuk anak penguasa Orde Baru.
Pada Maret 1997, muncul pemberitaan bahwa De Guzman bunuh diri. Bondan melakukan investigasi ke pedalaman Kalimantan hingga ke Filipina.
Dalam investigasinya, Bondan menduga, tragedi bunuh diri itu merupakan skenario dari Guzman agar ia terbebas dari buruan para investor dan Pemerintah Indonesia, lantaran telah melakukan penipuan.
Uniknya, saat melakukan investigasi Bondan sudah tidak menjadi wartawan. Hasil investigasinya itu kemudian dibukukan dengan judul 'BreX: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi,'.
Setelah tak lagi menjadi wartawan, Bondan mendirikan komunitas wisata boga bernama Jalan Sutra dengan sekitar 8.000 anggota. Ia juga dikenal aktif memperkenalkan kuliner nusantara di acara tv swasta yang dibawakan atau lewat media sosial Instagram. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 17 Orang, Evakuasi Masih Andalkan Alat Berat
Diplomat Zetro Tewas Ditembak di Peru, DPR Duga Ada Keterlibatan Geng Kriminal Internasional
Berpulangnya Brent Hinds dan Warisan Keindahan Cadas Khas Mastodon
Mengenang Nobuo Yamada, Vokalis Legendaris di Balik Lagu Saint Seiya
Goh Cheng Liang Meninggal Dunia, Simak Kiprah Binis Bos Nippon Paint Berharta Ratusan Triliun
Beri Penghormatan Terakhir untuk Kwik Kian Gie, Prabowo: Tokoh Luar Biasa, Beliau Banyak Beri Nasihat
Kenang Sosok Kwik Kian Gie sebagai Guru sekaligus Sahabat, Ganjar Pranowo: Ekonom Kritis dan Penuh Idealisme
Kenang Sosok Kwik Kian Gie, Hatta Rajasa: Selalu Terbuka dalam Perbedaan Pendapat