BMKG Prediksi Jateng Masuk Musim Kemarau Pada Mei Mendatang

Warga Solo mengantre air bersih saat musim kemarau. (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Tengah memperkirakan musim kemarau akan melanda sebagian besar wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada Mei mendatang. Sementara itu, musim hujan mulai berkurang pada bulan April.
Kepala BMKG Staklim Semarang, Sukasno mengatakan perkiraan datangnya musim kemarau didasarkan atas pengolahan dan analisis data serta perkembangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer di Jawa Tengah. Hasil analisis tersebut diperkirakan musim kemarau di Jawa Tengah terjadi pada Mei-Juni 2021.
Baca Juga
Puncak Musim Kemarau Diperkirakan Masih akan Terjadi pada Agustus-September
"Hasil pengolahan dan analisis data tersebut kemungkinan musim kemarau di Jateng terjadi pada Mei-Juni," ujar Sukasno, Rabu (31/3)
Ia menyebut prediksi tersebut belum tentu tepat. Meski demikian, ia mengaku akan ada sejumlah daerah yang mengalami kemarau lebih cepat dibanding daerah lain atau terjadi pada akhir April.
"Daerah seperti Kabupaten Blora, Rembang, Pati, selatan Wonogiri, Jepara, dan Grobogan kami prediksi akan lebih awal mengalami musim kemarau," kata dia.

Sedangkan daerah yang mengalami kemarau lebih lambat atau pada Juli, kata dia, di antaranya Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan. Untuk musim kemarau tahun ini diperkirakan mundur dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Masuk musim kemarau nanti masih turun hujan. Meski demikian sifatnya normal atau tidak disertai cuaca ekstrem," ucap dia.
Ia menjelaskan puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus nanti. Terkait musim kemarau ini, BMKG Staklim Jawa Tengah mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Terutama potensi munculnya bencana hidrometeorologi seperti puting beliung akibat peralihan musim hujan ke kemarau. Itu yang perlu diwaspadai," papar dia.
Ia menambahkan BMKG meminta masyarakat mengupayakan penyimpanan atau penampungan air saat masa transisi. Hal ini sangat penting agar tidak sampai kekurangan air saat musim kemarau manti. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Suhu di Solo Terasa Dingin, BMKG Prediksi Musim Kemarau Lebih Pendek
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 12 September

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam

Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi

Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali
