Berburu Kuliner Era Mataram "Jenang Gempol" di Pasar Tradisional

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Minggu, 19 Maret 2017
Berburu Kuliner Era Mataram

Jenang gempol (MP/Fredy Wansyah)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Jika Anda gemar berwisata kuliner, tentu kuliner tradisional menjadi daya tarik tersendiri bagi Anda. Menyantap kuliner tradisional selalu memiliki dua kepuasan, yakni citarasanya yang khas dan blusukan mencari pedagangnya.

Banyak kuliner-kuliner tradisional yang hampir punah karena tidak memiliki banyak penggemar. Namun, karena itu pula, ada sensasi kepuasan tersendiri untuk menelusuri pedagang kuliner tradisional.

Salah satu kuliner tradisional di Yogyakarta yang terbilang susah mencarinya ialah jenang gempol. Jenang gempol merupakan camilan khas Yogyakarta. Kuliner yang diyakini ada sejak awal era Mataram Islam ini terbuat dari bahan beras halus, santan, gula jawa, dan tambahan tepung.

Sesuai dengan namanya, jenang diambil dari Bahasa Jawa yang berarti bubur, sedangkan gempol merupakan sebutan untuk bulatan-bulatan sebesar kelereng yang dibuat dari tepung beras. Jadi jenang gempol adalah kuliner berupa bubur yang dalam penyajiannya diberi pelengkap berupa gempol.

Penjual jenang gempol. (MP/Fredy Wansyah)

Rasanya, jangan ditanya. Sangat khas cita rasa camilan Jogja, manis legi. Di Yogyakarta, untuk mencari jenang gempol, Anda harus blusukan di pasar-pasar tradisional.

Dari perjalanan kuliner merahputih.com, menemukan ada dua pasar tradisional yang menjual jenang gempol, yakni Pasar Pathuk dan Pasar Niten, Bantul. Para pedagang jenang gempol di dua pasar ini pun terbilang sudah tua.

Jenang gempol dibanderol harga murah. Hanya dengan bayar Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu, Anda sudah bisa menikmati seporsi jenang gempol.

Bagaimana, ngiler mencoba manisnya jenang gempol? Tipsnya, datanglah ke pasar di waktu pagi hari, karena siangnya belum tentu jenang masih tersedia.

Artikel ini berdasarkan liputan Fredy Wansyah, kontributor merahputih.com yang bertugas di wilayah DI Yogyakarta dan sekitanya. Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga di: Kuliner Legendaris: Ajibnya Soto Pak Soleh

#Jenang Lempuyangan #Kuliner Tradisional #Kuliner Yogyakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Kuliner
Mengicip Itak Pohul-Pohul khas Sumatra Utara, Kehangatannya Bawa Ingatan akan Rumah
Itak Pohul-Pohul sering disajikan dalam acara adat Batak, Marhusip.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 19 Desember 2024
Mengicip Itak Pohul-Pohul khas Sumatra Utara, Kehangatannya Bawa Ingatan akan Rumah
Bagikan