Berani Beda, McLaren Tidak Kepincut Bikin Mobil SUV


McLaren lawan arus tren membuat SUV. (Foto: Instagram/mclarenauto)
TREN trasportasi serba listrik akan semakin luas dan berkembang. Perlahan banyak produsen mobil memasarkan mobil listrik SUV dan meninggalkan pembuatan mobil beremisi. Namun, agaknya McLaren memiliki strategi yang berbeda di pasar otomotif.
Mengutip Car and Driver, Produsen Super Car Inggris ini berjanji tidak akan mengikuti arus strategi produsen mobil lain yang sedang getol memproduksi SUV bertenaga listrik atau sejenisnya.
Baca Juga:
Keputusan McLaren ini boleh dibilang sangat berani. Sebab, selama masa pandemi COVID 19 melanda, penjualan global McLaren menurun. Namun, mereka berhasil keluar dari krisis tersebut dengan memotong 1.200 pekerjaan dan mengumpulkan uang tunai untuk markas besarnya.

Selain itu, McLaren sekarang juga sedang mengalami keterpurukan karena kepergian mendadak CEO Mike Flewitt. Jabatannya untuk sementara akan digantikan oleh ketua eksekutif Mclaren Paul Walsh sambil mencari penggantinya. Tidak memproduksi SUV juga merupakan program kerja Flewitt.
McLaren tetap menghormati keputusan Flewitt untuk tidak membuat SUV. Produsen mobil ini ingin lebih fokus untuk mengembangkan model hybrid all wheel drive dengan target bisa menempuh kecepatan 96,5 km per jam hanya dalam waktu 2,3 detik.
Baca Juga:
Sebenarnya sempat dikabarkan McLaren akan berkolaborasi dengan salah satu produsen mobil besar Jerman. Orang dalam McLaren kabarnya menyebut produsen mobil tersebut ialah BMW.
Namun, kolaborasi ini tidak pernah terjadi hingga saat ini. Itu berarti McLaren dan pemegang saham harus menanggung biaya besar untuk mengembangkan model generasi berikutnya, yakni McLaren Artura. Mobil ini menggunakan arsitektur serat karbon baru, dan dari hibridisasi mesin V6.
Krisis McLaren serupa dengan yang dialami oleh pemain mobil mewah Inggris lainnya, Aston Martin, yang juga mengalami penurunan penjualan dan pendapatan. Aston Martin hampir kehabisan uang untuk mengembangkan SUV pertamanya, DBX.
Meski begitu, Aston Martin tetap berusaha mengumpulkan dana yang diperlukan untuk membangun serangkaian supercar mid-engine yang dimaksudkan untuk bersaing dengan McLaren, Ferrari, dan Lamborghini.
McLaren baru-baru ini dikabarkan memiliki minat untuk merekrut kepala insinyur sasis Aston Martin, Matt Becker. Pria yang memimpin pengembangan DBX tersebut tampaknya merupakan kandidat ideal untuk menggantikan Flewitt. (jhn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jadi Sarana Edukasi, Partisipasi Pengguna Motor Matic Naik di Program Berhadiah Pulsa

Rajin Ganti Oli Mobil, Pengendara Dapat Paket Liburan Rp 70 Juta hingga Logam Mulia

Mengenal Konsep Jinba Ittai Mazda, Filosofi Asal Jepang Buat Pengendara Menyatu dengan Mobil

Kendaraan Listrik Makin Marak di Indonesia, DPR Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai

BAIC BJ30 Unjuk Gigi di GIIAS Bandung 2025, Ada Harga Khusus Buat 500 Pembeli Pertama!

IMOS 2025 Ditutup, Sukses Catat Lebih daripada 103 Ribu Pengunjung

JAECOO J8 ARDIS Guncang GIIAS Semarang, Hadir dengan Sederet Desain Premium Hingga Fitur Canggih

Panduan Lengkap Mengunjungi IMOS 2025: Tiket, Parkir, dan Fasilitas

BAIC Meriahkan GIIAS Semarang 2025, Luncurkan BJ30 Hybrid
Sudah Dibuka, Kemenperin Harap IMOS 2025 Jadi Pendorong Inovasi bagi Industri Otomotif Nasional
