Benarkah Nabi Adam Turun di Jawa?

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 22 Januari 2015
 Benarkah Nabi Adam Turun di Jawa?

Ki Hardono (Foto: MerahPutih/Bahaudin Marcopolo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional- Dalam ajaran agama Islam Nabi adalah salah satu Nabi dan rasul yang diwajib diimani. Sebelum jatuh ke bumi Nabi Adam bersama dengan istrinya Siti Hawa tinggal di Surga. Namun karena kesalahan Adam yang memakan buah Khuldi akhirnya Tuhan yang maha Esa menurunkan Adam dan Hama ke bumi.

Menurut kisah yang diajarkan para guru-guru agama Nabi  Adam diturunkan di (Sri Lanka) di puncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Arabia. Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di dekat Mekkah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Sri Lanka, karena menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip dengan keadaan surga. Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.

Namun demikian Spiritualis asal Gunung Lawu, Jawa Tengah Ki Hardono mempunyai pandangan lain soal turunnya Nabi Adam ke Bumi. Dalam sebuah buku berjudul "Nabi Adam Turun di Jawa" menjelaskan bahwa Nabi Adam sejatinya turun di pulau Jawa. 

Basis argumentasi yang diajukan Hardono adalah pulau Jawa sebagai tempat subur dengan potensi alam yang luar biasa. Kondisi alam pulau Jawa yang demikian subur dan gemah ripah loh jinawi membuat Nabi Adam dan Hawa merasa betah, lantaran bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. 

"Seperti di surga yang tidak perlu menanam tapi semuanya sudah tersedia untuk mencukupi semua kelangsungan hidup. Di pulau Jawa inilah lokasi atau tempat adaptasi paling cocok bagi Adam setelah turun dari Surga," kata Hardono dalam sebuah diskusi publik sekaligus membedah bukunya di jalan Jati Padang, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). 

Ia melanjutkan, yang dimaksud pulau Jawa tempo dulu kondisi geografisnya sangat berbeda dengan pulau Jawa sekarang. Jawa, lanjut Hardono saat itu adalah satu kesatuan pulau yang membentang cukup luas, Pulau Sumatera, Kalimantan, Bali dan Semenanjung Melayu menjadi satu kesatuan integral pulau Jawa. 

Namun seiring dengan terjadinya bencana alam, banjir dan letusan gunung berapi, pulau yang besar tersebut terpecah-pecah menjadi banyak pulau, seperti Kalimantan, Malaysia (Melayu), Sumatera dan Bali. 

"Saat banjir tiba sebagian orang Melayu (melarikan diri_red). Dan kata Melayu itulah yang dijadikan sebagai nama suku dan kawasan tempat di negara Malaysia," sambung Hardono. 

Masih kata Hardono Nabi Adam merupakan perintis bangsa atau Benua Lemuria. Dalam sejarah masa lampau bangsa Lemuria dapat tampil sebagai bangsa unggul karena mempunyai sumber daya alam (SDA) mumpuni, berteknologi maju dan mempunyai kepercayaan kepada Tuhan yang kuat. 

Jika bangsa Indonesia ingin maju seperti bangsa Lemuria, maka tidak ada pilihan lain kecuali harus di dukung kepemimpinan mumpuni serta dipimpin oleh seorang yang memadukan kemampuan logika dan ketaatan kepada sang pencipta. 

"Sayangnya kolaborasi kekuatan batin dan logika belum terintegrasi penuh dalam diri pemimpin bangsa Indonesia sekarang," tandas Hardono. 

Ditepi lain, mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) Haris Rusli Moti menambahkan bahwa uraian yang disampaikan spiritualis Gunung Lawu Ki Hardono bukanlah persoalan mistik dan klenik. Menurut Haris apa yang disampaikan Hardono adalah sebagai upaya mengembalikan jati diri bangsa. Sebab, selama kependudukan Belanda di tanah air, jatidiri bangsa Indonesia telah digerus dan dikikis habis. Karena itulah pengenalan terhadap tradisi harus terus dilakukan bertahap. 

"Ini bukan klenik. Kita perlu gali jati diri bangsa. Sebab dengan mengetahui jatidiri bangsa kita dapat membenahi Indonesia," tandasnya. (BHD)

 

#Ki Hardono #Sejarah Indonesia #Nabi
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
"Jangan sampai sejarah ditulis oleh pemenang itu terjadi."
Wisnu Cipto - Selasa, 17 Juni 2025
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Indonesia
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Pembaruan buku sejarah Indonesia dilaksanakan mulai Januari 2025 dan ditargetkan rampung Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 01 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Indonesia
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Proyek penulisan ulang buku sejarah Indonesia
Wisnu Cipto - Senin, 26 Mei 2025
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Indonesia
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia menolak proyek 'sejarah resmi' oleh Kementerian Kebudayaan yang dinilai mengaburkan fakta sejarah dan menjadi alat legitimasi politik.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 19 Mei 2025
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Tradisi
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Cari tahu sejarah lengkap tradisi halalbihalal di Indonesia! Dari gagasan elite politik hingga budaya silaturahmi yang mengakar, semua terangkum dalam penelusuran sejarah yang menarik dan informatif.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 17 April 2025
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Tradisi
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Jelajahi kisah inspiratif Sultanah Nahrasiyah, ratu perempuan pelopor dari Samudra Pasai
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 14 Maret 2025
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Tradisi
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Temukan kisah inspiratif Samudra Pasai, kerajaan yang berhasil menyatukan budaya dan agama di tengah persaingan ketat. Pelajari strategi sukses mereka dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Tradisi
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Mengapa libur sekolah saat Ramadan bisa panjang? Telusuri sejarahnya dari masa kolonial Belanda hingga tradisi serunya.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 05 Maret 2025
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Tradisi
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Pelajari harmonisasi antara hisab dan rukyat, serta kisah sejarah yang membuktikan keindahan dalam keragaman
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 03 Maret 2025
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Bagikan