Belajar Bahasa Jepang lewat Budaya Pop


Belajar itu banyak mediumnya. (Foto: Pexels/Cats Coming)
ANNISA Yulia dan Meriska Bunga sohiban sejak duduk di bangku kuliah. Mereka satu jurusan dan punya minat yang sama pada kebudayaan Jepang. Utamanya soal bahasa.
Selulus kuliah dari jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, pada 2014, mereka makin kesengsem dengan bahasa Jepang dan mencoba kembangkan minatnya secara kreatif.
Mereka bikin akun Instagram @pandaikotoba, yang berarti pandai kosakata Jepang. Isi awalnya keluh-kesah mereka dalam bahasa Jepang.
“Dan akhirnya kita mikir, kenapa enggak menyatukan hobi kita aja lewat bahasa Jepang. Akhirnya di 2018, kita bikinlah pandaikotoba. Konten awalnya cuma sharing apa yang kita tahu dan keluh kesah kita,” kata Annisa secara daring, kepada Merahputih.com.
Baca juga:
Sebermula pengikut akun ini tak begitu padat, mungkin hanya beberapa teman dekat, tapi setelah pandemi, jumlahnya jadi berlipat-lipat. Hampir mencapai 22.300 pengikut.
Kenaikan pengikut mereka karena peningkatan aktivitas akun. Mereka tak lagi hanya berkeluh-kesah dalam bahasa Jepang, tapi juga mengunggah beragam meme, reels, dan bahasan yang tengah viral seperti film Oppenheimer. Semua dipadukan dengan edukasi tentang kosakata bahasa Jepang.
“Tapi kita baru rutinnya di 2020 pas awal-awal pandemi. Kita juga punya website, namanya sama. Di website ini ada banyak artikel yang bisa dibaca juga mengenai kosakata Jepang,” lanjut Bunga.
Annisa dan Bunga percaya, mempelajari bahasa Jepang tidak harus melulu lewat kursus atau les. Bisa juga dari banyak medium.
“Belajar itu banyak mediumnya. Kadang kalau les gitu suka ada bosannya dan komitmennya berhenti di tengah jalan. Nah, lewat media sosial mungkin caranya beda dan lebih seru, sehingga belajarnya juga enak dan mudah dimengerti,” kata Annisa.
Tak hanya belajar kosakata Jepang, @pandaikotoba juga membagikan edukasi terkait fakta-fakta menarik Jepang. Dari soal makanan musim panas, kartu identitas, hingga pernikahan. Semua konten dibalut dengan selipan candaan dan juga desain yang menarik.
“Kita juga riding the wave sekalian belajar. Karena kalau enggak gitu, susah juga pembaca belajarnya. Jadi supaya lebih enjoy juga. Dalam seminggu, kita jadwalin untuk unggah dua konten di Feeds,” kata Bunga.
Pengikut mereka menyukai konten tersebut. Beberapa bahkan meminta mereka untuk dibuatkan kelas bahasa Jepang. “Akhirnya kita bikin kelasnya. Nanti diajarin sama aku atau ada teman-teman lain yang bisa jago bahasa Jepang,” kata Bunga.
Agar lebih interaktif, @pandaikotoba juga hadir di Youtube dengan menyediakan beragam video edukasi bahasa Jepang. Di sana, orang bisa belajar kosakata baru sekaligus bagaimana menggunakannya dalam sebuah kalimat.
Selain pandaikotoba, kanal Youtube WaGoMu #JapaneseClass juga menyediakan cara serupa untuk belajar bahasa Jepang. Kontennya antara lain panduan belajar bahasa Jepang autodidak, cara efektif belajar bahasa Jepang, belajar dari lagu Jepang, dan kisah inspiratif praktisi profesional.
Mereka juga memiliki website bernama j-class.id dengan informasi yang lebih lengkap. Menurut catatan mereka, 759 ribu orang sudah ikut belajar di sana.
Minat belajar bahasa Jepang di Indonesia mengalami peningkatan pesat seiring gencarnya promosi budaya Jepang. Bebera diantaranya melalui budaya populer dalam bentuk anime, manga, musik, dan film. Orang pun mempelajari bahasa Jepang melalui salah satu medium itu.
Survey on Japanese-Language Education Abroad oleh Japan Foundation menyebutkan lebih dari 800 ribu orang Indonesia sedang belajar bahasa Jepang.
“Indonesia terus menunjukkan peningkatan, khususnya pada pelajar SMA. Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Filipina, dan Malaysia telah menunjuk bahasa Jepang sebagai bahasa asing kedua di SMA,” demikian pernyataan Japan Foundation, dilansir laman KBR.
I.J. Sulaiman, penulis artikel jurnal “Ketertarikan Terhadap Pembelajaran Bahasa Jepang Melalui Lirik Lagu JPOP”, mencatat sejumlah mahasiswa merasa terbantu belajar kosakata bahasa Jepang lewat penggunaan lirik lagu dibandingkan buku teks.
Alasannya, lirik lagu lebih cair dan bersifat ‘baru’ daripada apa yang ada dalam buku teks. “Pelajar dapat mempelajari kosakata baru dari lirik lagu, yang biasanya tidak mereka temukan dalam buku yang biasanya bersifat formal,” tulis I.J. Sulaiman seperti tersua dalam artikelnya di Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 9 No. 1 (2023).
Jika seseorang bertemu dengan kosakata Jepang yang tidak dikenal, terutama bahasa yang bentuk hurufnya bukan romanji/alfabet, orang biasanya akan langsung menganggap kosakata tersebut susah.
Mereka merasa tidak akan dapat mengucapkannya dan menerapkannya dalam bentuk kalimat. Secara tidak langsung, ini memperlebar jarak antara pelajar dengan bahasa yang sedang dipelajarinya. Mereka kewalahan duluan. Namun, melalui lagu, jarak tersebut dipangkas.
Menurut I.J. Sulaiman, lagu kerap dimainkan di mana-mana. Berkat era globalisasi, lagu yang dimainkan tidak hanya lagu dari dalam negeri, tapi juga dari mancanegara seperti Jepang.
Baca juga:
Lewat lagu, pelajar dapat mengikuti pelafalan penyanyi asli terlebih dahulu untuk membiasakan lidah. Cara ini juga dapat membuat pelajar bahasa lebih mandiri dengan bereksperimen sendiri hingga fasih berbahasa.
Banyak orang Indonesia sudah fasih berbahasa Jepang. Namun itu tak menghentikan semangat mereka untuk terus belajar.
Annisa dan Bunga bahkan mengaku masih banyak belajar bahasa Jepang, termasuk dari para pengikut mereka di Instagram.
Dalam kehidupan sehari-hari, Annisa kerap mempraktikkan bahasa Jepang di tempat kerjanya. “Aku sering berinteraksi dengan orang-orang Jepang sekaligus juga mempelajari bagaimana, sih, cara bekerja mereka, pola pikirnya, dan bahasa-bahasanya. Nah, kalau misalnya ada kosakata baru dari mereka, aku bagikan juga ke Instagram itu. Jadi, sama-sama belajar juga,” kata Annisa.
Sementara Bunga terinspirasi dari pengalamannya bertemu dengan orang Jepang di negeri mereka selama empat tahun. “Memang orang-orang di sana, tuh, kalau ada apa-apa selalu bilang 'terima kasih'. Kayak energi mereka tuh enggak habis-habis untuk bilang itu terus,” lanjut Bunga.
Dari energi itulah Bunga dan Annisa terus memberikan pelajaran bahasa Jepang dengan cara kreatif. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif

Hololive Indonesia Siap Gelar Konser Perdana Bertajuk Chromatic Future, Tampilkan Ayunda Risu hingga Kobo Kanaeru

Mengenang Nobuo Yamada, Vokalis Legendaris di Balik Lagu Saint Seiya

Raih 31,7 Juta Streaming, Golden Soundtrack Demon Hunters Kudeta Jawara 9 Pekan Berturut Billboard Hot 100

Grass Wonder Wafat di Usia 30, Kuda Ikonik di Balik Karakter Umamusume

Anime 'One Piece' Episode 1137 Tayang 27 Juli, Hadir dengan Judul: 'Maaf, Ayah – Air Mata Bonney dan Tinju Kuma'

Demon Slayer In Concert Hadir Oktober 2025! Tiket Sudah Bisa Dipesan Sekarang

AFA Indonesia Hadirkan Bebagai Aktivitas Menarik bagi Penggemar Anime

One Piece x LA Lakers, Luffy Bakal Main Basket di Crypto.com Arena
Tanggal Rilis 'Demon Slayer: Infinity Castle Arc' Mau Terungkap, Jangan Ketinggalan Pengumumannya
