Beda Pendangan Prabowo dan Trump Soal Energi Bersih di Sidang PBB, Trump Sebut Tipuan dan Candaan
Presiden RI Prabowo Subianto berpidato dalam sesi Debat Umum Sidang Ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). ANTARA/Fathur Rochman.
MerahPutih.com - Presiden Prabowo untuk pertama kalinya berbicara langsung di Markas PBB di hadapan 190 lebih kepala negara dan delegasi negara-negara anggota PBB, setelah selama 10 tahun Indonesia tak diwakili langsung kepala negaranya dalam Sidang Majelis Umum PBB.
Sesi debat umum merupakan acara inti Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB. Di mana, Presiden Prabowo naik podium pada urutan ketiga, yang juga menjadi peristiwa bersejarah, setelah Presiden Brazil Lula pada urutan pertama dan Presiden AS Donald Trump pada urutan kedua.
Presiden RI Prabowo Subianto saat berbicara dalam sesi debat umum Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB menegaskan komitmen Indonesia mencapai target zero emisi, meskipun Presiden AS Donald Trump mengkritik visi energi bersih dan menyebutnya sebagai tipuan (green energy scam).
Presiden Prabowo menyatakan Indonesia memenuhi target yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 dan menyatakan optimistis Indonesia dapat mewujudkan net-zero emission lebih cepat dari target pada tahun 2060.
"Kami menargetkan untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060 dan kami percaya diri, kami dapat mewujudkan net-zero emission itu lebih cepat," kata Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia saat ini dalam tahap mereboisasi 12 juta hektare lahan hutan yang telah rusak, menekan kasus-kasus deforestasi dan degradasi lahan hutan, serta memperkuat dan memberdayakan masyarakat lokal setempat dengan menyediakan pekerjaan yang ramah lingkungan untuk masa depan mereka.
"Indonesia dengan pasti berpindah dari pembangunan yang berbasis bahan bakar fosil menuju pembangunan berbasis energi baru dan terbarukan. Mulai tahun depan, sebagian besar tambahan kapasitas listrik kami diperoleh dari pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan," ujar Prabowo.
Presiden Prabowo menegaskan, komitmen Indonesia mencapai net-zero emission dan mewujudkan energi bersih itu sejalan dengan visi Presiden untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar keluar dari jerat kemiskinan, dan mewujudkan ketahanan pangan, energi, dan air di Indonesia.
Dalam pidatonya ini, komitmen Presiden Prabowo itu pun sejalan dengan visi Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva yang naik podium pada urutan pertama yang menekankan negaranya untuk transisi menuju energi bersih. Presiden Lula juga menyoroti isu keadilan ekologis.
Namun, visi itu tak sejalan dengan pandangan Presiden AS Donald Trump, yang justru menyindir komitmen transisi menuju energi bersih sebagai tipuan dan menyebut energi baru dan terbarukan sebagai candaan (joke).
Trump menyindir pembangkit listrik tenaga bayu atau angin dan menyebut biaya operasionalnya mahal dan membela batu bara, yang merupakan bahan bakar fosil, dengan menyebutnya sebagai "batu bara yang bersih dan indah".
Sementara, Indonesia dan Brazil merupakan dua negara yang saat ini memiliki luasan hutan terbesar dunia dan memiliki hutan yang disebut sebagai "paru-paru dunia". (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Presiden Ingatkan Kepastian Hukum Jadi kunci Keberhasilan Sebuah Negara
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Indonesia Kedatangan 12 Duta Besar Baru, Prabowo Terima Surat Kepercayaan
Presiden Prabowo Perintahkan Segera Eksekusi Proyek Hilirisasi Senilai Rp 600 Triliun
Prabowo Akui Belajar soal Etos Kerja dari Orang Korea, Natal dan Idul Fitri Tetap Latihan
Momen Presiden Prabowo Resmikan Pabrik Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon
Prabowo Yakinkan Inverstor Asing, Indonesia Ramah Investasi
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Momen Presiden Prabowo Subianto Serah Terima Alutsista Pesawat Airbus A400M