Baterai Ponsel Pintar Masa Depan Bisa Awet 5 Tahun
Baterai ini bisa digunakan untuk jenis gawai lainnya. (Foto: pixabay/pexels)
SEIRING berjalannya waktu, perkembangan teknologi kian pesat. Seperti halnya inovasi yang baru ditemukan oleh peneliti dari Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST).
Peneliti dari JAIST menemukan sebuah bahan revolusioner yang bisa membantu baterai mempertahankan ponsel pintar kapasitas aslinya hingga 95% selama minimal lima tahun.
Baca Juga:
Penjualan Ponsel Huawei di Tiongkok Kalah Saing dengan Oppo dan Vivo
Dengan ketahanan baterai tersebut, bisa memperpanjang masa pakai baterai di dalam perangkat, seperti halnya ponsel pintar, laptop, hingga kendaraan listrik.
Susunan internal baterai saat ini membuatnya semakin berkurang paska setiap pengisian daya. Dilaporkan juga setelah pengisian ulang 500 kali hingga 40% kapasitas baterai mungkin telah hilang. Hal itu lantaran kinerja yang buruk dari bahan pengikat di dalam baterai.
Sejumlah ilmuwan di JAIST yang dipimpin oleh Profesor Noriyoshi Matsumi sudah menemukan bahan pengikat dan terbukti mengungguli teknologi yang ada.
Selain itu, terminal negatif baterai yang digunakan saat ini memiliki bahan pengikat yang disebut Polyvinylidene Floride (PVDF). Bahan tersebut tidak memiliki kinerja yang luar biasa.
Baca Juga:
Setelah hanya 500 kali mengisi ulang, baterai biasa yang menggunakan PVDF kehilangan hingga 35% dari kapasitas aslinya. Hal ini mengakibatkan masa pakai baterai yang menurun pada ponsel setelah satu atau dua tahun.
Tapi, bahan pengikat baru yang bernama Bis-imino-acenaphthenequinone-Paraphenylene (BP), memungkinkan untuk tetap mempertahankan 95% kapasitas baterai, hingga lebih dari 1.700 pengisian. Artinya, baterai bisa tetap efisien hingga lima tahun tanpa mengurangi kapasitas aslinya secara signifikan.
Seperti yang dilansir dari laman Gizmochina, Profesor Noriyoshi Matsumi menjelaskan teknologi baru membantu dalam pengembangan produk yang lebih tahan lama. Teknologi itu berpotensi mendorong konsumen untuk membeli aset berbasis baterai yang lebih mahal seperti halnya kendaraan listrik.
Pihak JAIST berharap brand ponsel pintar bisa bekerjasama dalam kemitraan yang akan mengarah pada penerapan teknologi baterai baru. Produksi baterai yang lebih bagus dan tahan lama tentu sangat dibutuhkan oleh ponsel pintar serta gadget lainnya. (ryn)
Baca Juga:
Ponsel Pintar Masa Depan akan Dilengkapi Pendeteksi COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Gambar Xiaomi 17 Ultra Bocor sebelum Rilis, Dibekali Baterai 6.000mAh
Samsung Bakal Gelar 'The First Look' Jelang CES 2026, Galaxy Z TriFold Segera Unjuk Gigi?
Desain Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Siap Bikin Gebrakan Lewat Tombol Khusus AI!
Vivo S50 Pro Mini Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 8 Gen 5?
Huawei Pura X2 Meluncur 2026, Kemungkinan Pakai Chipset Kirin 9030
Bocoran Vivo X300 Ultra: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Baterai 7.000 mAh
Galaxy Z TriFold Resmi Meluncur 12 Desember di Korea Selatan, ini Spesifikasi dan Harganya
Samsung Luncurkan Galaxy Z TriFold 12 Desember, hanya untuk Pasar Korea di Penjualan Perdana
OPPO Find N6 Sudah Masuk Uji Coba di India, Siap Meluncur dalam Waktu Dekat!
Kamera Samsung Galaxy S27 Ultra Dinilai Mengecewakan, tak Banyak Perubahan?