Bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Tahan Gempa


Tiang utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon. (MP/Fredy)
Bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat memiliki keunikan konstruksi yang tidak dimiliki oleh masjid-masjid lain. Konstruksi pembangunan masjid ini masih menggunakan model lama.
Keunikan yang terdapat pada masjid yang berdiri sejak 1480 ini, diantaranya adalah pada teknik penyambungan tiang dengan penyanggahnya, ini tidak menggunakan paku. Tiang dan penyanggah hanya menggunakan model lubang. Uniknya lagi, tiang-tiang tersebut tidak tertanam di tanah.
"Sakanya dilubangi. Jadi kayak diikat. Terus di bawah sakanya, ada pasak kecil. Posisinya (saka/tiang) tidak tertanam ke tanah," kata Ahmad Mubarok, penjaga Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kasepuhan, Cirebon kepada merahputih.com.
Berdasarkan pengamatan di ruang utama, terdapat 30 tiang utama. 12 di antaranya merupakan saka utama dengan diameter sekitar hampir 1 meter. Sementara, penyanggahnya sangat banyak, berada di langit-langit dan terhubung ke tiang utama. Tiang utama terbuat dari batang pohon berukuran besar.
Ahmad mengungkapkan, karena keunikan konstruksi itu, Masjid Agung Sang Cipta Rasa menjadi daya tarik penaliti asal Jepang. Berdasarkan hasil penelitian ini, Masjid Agung Sang Cipta Rasa dinyatakan sebagai bangunan yang tahan gempa.
"Ada arsitek Jepang ke sini. Waktu itu tahun 2010. Dia menyatakan, bangunan ini tahan gempa. Dilihat dan diteliti berdasarkan konstruksi secara keseluruhan. Jadi, ketika ada gempa, bangunan ini cuma goyang-goyang aja, tidak ambruk," paparnya.
Ahmad menambahkan, sejak awal pembangunan memang terbukti tidak pernah ada kerusakan akibat gempa. Renovasi hanya dilakukan di bagian langit-langit akibat usia bahan bangunannya yang sudah tua. Selain itu, ada pula penambahan beranda di sisi sebelah pintu masuk.
Artikel ini berdasarkan laporan Fredy, reporter dan kontributor merahputih.com saat peliputan ke wilayah Cirebon. Untuk mengetahui artikel lain terkait Cirebon silakan baca: Kereta Singa Barong Simbol Tiga Budaya, Agama, dan Bangsa
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Revitalisasi Keraton Surakarta Masuk Tahap Lelang

Ganjar Minta Konflik Keraton Solo Diselesaikan Secara Kekeluargaan
