Bahaya Berobat ke Tukang Gigi

Adinda NurrizkiAdinda Nurrizki - Minggu, 22 Maret 2015
Bahaya Berobat ke Tukang Gigi

Drg. Andy Wirahadikusumah, Sp.Pros saat ditemui di kliniknya, Royal Smile, di Kemang Raya No 95E, Jakarta Selatan, Sabtu (21/3). (Foto: MerahPutih/Muchammad Yani)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Kesehatan - Merebaknya fenomena tukang gigi di wilayah di Indonesia memang sudah tak asing lagi. Namun, jika dulu tukang gigi hanya menerima pembuatan gigi palsu saja, kini mereka menerima orderan untuk menerima pemasangan "alat orto", jaket, sampai penambalan gigi. (Baca: Bahaya Tato Temporer Bagi Kesehatan Kulit)

Menurut Drg. Andy Wirahadikusumah, Sp.Pros, banyak hal yang bisa sangat membahayakan jika seseorang datang ke tukang gigi. Pasalnya, banyak kaidah medis yang sering dilanggar karena tukang gigi memang tidak pernah mempelajarinya. (Baca: Mau Coba Minuman dari Ari-Ari Bayi?)

"Dari kasus-kasus yang saya jumpai, saya bilang sih justru merugikan masyarakat. Karena pada dasarnya mereka hanya diberi pelatihan hanya untuk membuat gigi palsu," ucap dokter tampan ini di kliniknya, Royal Smile, di Kemang Raya No 95E, Jakarta Selatan, Sabtu (21/3).

Dokter yang juga bintang iklan salah satu pasta gigi ini sering menemukan keluhan dari masyarakat, salah satunya pemasangan gigi palsu yang menyalahi aturan.

"Banyak pasien datang ke saya yang sebelumnya ke tukang gigi. Mereka memasang gigi palsu yang seharusnya bisa dilepas, tapi karena pakai lem tertentu jadi permanen. Dan dalam jangka panjang semua gigi jadi goyang," ujarnya. (Baca: Studi: ASI Dapat Tingkatkan IQ Anak)

Bahkan dalam kasus tertentu, Drg. Andy mendapati pemakaian lem yang seharusnya tidak untuk gigi. "Saya sering mendapai pasien yang sudah ke dokter gigi lemnya itu kadang pakai lem pipa sampai akrilik," tandasnya.

Bukan hanya itu, pencabutan gigi yang dilakukan tukang gigi juga sering membuat para pasien rugi. "Saya kadang menemui pencabutan gigi yang dilakukan tukang gigi sering salah. Jadi mereka mencabut gigi tapi masih ada sisa gigi yang tertinggal digusi. Akibatnya, ada yang pendarahan bahkan menjadi kista," kata Drg. Andy. (yni)

#Dokter Gigi
Bagikan
Ditulis Oleh

Adinda Nurrizki

Berita Terkait

Berita Foto
Indonesia Masih Kekurangan 10 Ribu Dokter Gigi untuk Pemerataan Layanan Kesehatan
Dokter gigi melakukan pemeriksaan gigi pasien di Coterie Clinic, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 16 April 2025
Indonesia Masih Kekurangan 10 Ribu Dokter Gigi untuk Pemerataan Layanan Kesehatan
Indonesia
Dari Cek Kesehatan Gratis Menkes Baru Tahu Penyakit Gigi Paling Banyak Diderita, Tapi Puskesmas Tidak Punya Dokter Gigi
Terlihat penyakit-penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat, di antaranya gula darah dan tekanan darah tinggi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 April 2025
Dari Cek Kesehatan Gratis Menkes Baru Tahu Penyakit Gigi Paling Banyak Diderita, Tapi Puskesmas Tidak Punya Dokter Gigi
Indonesia
Rencana Datangkan Dokter Asing Diklaim Bukan Buat Menyaingi Dokter Lokal
Hampir 80 tahun merdeka, Indonesia masih kekurangan tenaga spesialis, dan yang paling banyak kosong adalah dokter gigi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 03 Juli 2024
Rencana Datangkan Dokter Asing Diklaim Bukan Buat Menyaingi Dokter Lokal
Lifestyle
Penting, Edukasi Kesehatan Gigi
Maesa Dental Clinic punya misi untuk membuat pasien tidak hanya sembuh, tetapi juga teredukasi.
Dwi Astarini - Minggu, 26 November 2023
Penting, Edukasi Kesehatan Gigi
Fun
Kenali Faktor Dominan Penyebab Gigi Berlubang
Dokter gigi spesialis konservasi gigi drg. Hanny Ilanda ada faktor dominan yang bisa menyebabkan gigi berlubang
Raden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 14 September 2022
Kenali Faktor Dominan Penyebab Gigi Berlubang
Bagikan